"Kak."
Panggil renjun, sambil berusaha mengejar langkah jaemin."Kakak, tunggu aku."
Lanjut renjun, yang terus mengekori jaemin dari belakang. Namun dominant keluarga na itu masih enggan berhenti melangkah, meski pun renjun berkali-kali memanggil namanya.Ya, jaemin masih merasakan kesal akibat kejadian renjun yang diantar oleh guan lin. Bahkan ketika melihat renjun yang menunggunya diluar kelas tadi, jaemin langsung pergi begitu saja. Tanpa menyapa, atau mendekat pada adik mungilnya itu. Renjun terus mengejar jaemin, bahkan sampai keparkiran kampus mereka. Sebenarnya kekesalan jaemin sepenuhnya tertuju pada guan lin, namun saat melihat wajah renjun, kejadian pagi tadi terus teringat oleh jaemin.
"Kak, kakak kenapa sih?, aku ada salah sama kakak ya?."
Tanya renjun, dan lagi-lagi tidak digubris oleh jaemin.Melihat jaemin yang terus mengabaikannya, membuat renjun berlari agar bisa mendahului jaemin. Karna bagaimana pun juga, langkah kaki renjun tidak akan bisa menyamai pergerakan kaki jaemin yang lebih panjang darinya. Jika sang kakak berjalan, sudah pasti dia harus berlari untuk menyamai langkah kakaknya itu.
"Kak jaemin, aku bilang tunggu a~."
TIIINNNN...
Srak...
Grep...
Renjun membelalakan matanya kaget, bahkan tubuhnya sampai bergetar hebat. Karna fokus berlari untuk mengejar jaemin, renjun sampai abai oleh kondisi parkiran yang cukup ramai keluar masuknya kendaraan para mahasiswa. Beruntung jaemin sigap menarik renjun, hingga sang adik tidak tersenggol mobil yang kini juga berhenti mendadak didekat mereka.
Tidak hanya renjun yang kaget akan kejadian itu, jaemin pun sama kagetnya. Bahkan dia masih enggan melepas tubuh renjun, yang sejak tadi dia dekap erat. Jantung jaemin berdetak tak karuan, nyaris saja adik mungilnya itu terluka karna kelakuan kekanakannya. Hingga sepersekian detik, jaemin melepaskan rengkuhannya pada renjun.
"Ren, hei, lihat kakak."
Ucap jaemin lembut, karna melihat tubuh sang adik masih gemetar akibat kejadian barusan.Mendengar ucapan sang kakak, membuat renjun mengangkat kepalanya, membuat keduanya kini bertemu tatap. Jaemin dapat melihat manik seindah bintang itu menampilkan sorot ketakutan, membuat jaemin merasakan bersalah yang amat sangat.
"Maafin kakak ya, maaf."
Lanjut jaemin, yang dijawab anggukan kepala renjun. Lalu jaemin kembali menarik renjun kedekapannya, dia mengelus lembut punggung sempit sang adik, berusaha menenangkan submissive cantik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adoption ~ [JaemRen] || Complete✔️
FanfictionJust like rain, love doesn't choose the grass on which it falls. ~Adoption~ __________________♡♡__________________ Huang Renjun - [Sub]. Na Jaemin - [Dom]. ⚠️🔞 JaemRen area, yang tidak suka boleh menjauh yaa. Tolong bijaklah dalam memilih bacaan ka...