Matematika Itu Menyeramkan!

407 54 8
                                    

Pagi ini Si Kembar Tiga sekolah diantar oleh om Seokjin. Sebenarnya mereka malas sekolah karena hari ini mereka dihadapkan oleh pelajaran Matematika. Seremkan ada kata Mati nya

"Pagi semua, Ra perlu adus Raup wae gek mangkat" seru Jimin menenteng tas nya

"Berisik!" Ujar sang Ayah melempar sendalnya agar Jimin diam

"Udah sih ayo berangkat" ajak Seokjin mengajak keponakannya untuk segera berangkat

Saat ingin keluar rumah Seokjin dikagetkan oleh teriakan membahana dari kakaknya itu. "Seokjin anterin Si Kembar Tiga sampai sekolah dengan selamat sentosa ya! Jangan sampai ada yang lecet sedikitpun!"

"Iya bawel" sahut Seokjin lalu berlari menghindar karena takut terkena amukan kakaknya itu.

Diperjalanan menuju sekolah Jungkook berceloteh katanya ia sangat rindu oleh mie goreng yang dijual di kantin sekolahnya. "Sumpah seminggu gak sekolah gue kangen sama mie goreng buatan Tante Jinan" ocehnya

"Kalau gue seblaknya sih. Aduhay rasanya" Taehyung langsung memegang perutnya yang tiba-tiba terasa lapar saat membicarakan makanan terutama Seblak

Jimin tertawa terbahak, lucu sekali Taehyung itu. Bukannya apa-apa tapi Taehyung itu gak bisa makan pedas kok bisa-bisanya dia kangen sama seblak buatan Tante Jinan?

"Sejak kapan Lo kuat makan pedes heh?" Tanya Jimin terbahak

"A long time ago" jawab Taehyung ngawur lalu turun dari mobil. Omong-omong mereka sudah sampai disekolah

"Baik-baik di sekolah!" Nasehat Seokjin sambil memberi uang lembaran berwarna merah

"Wih makasih om!" Seru Si Kembar Tiga karena mendapat masing masing seratus ribu

"Iya sama-sama. Sana masuk!" Suruh Seokjin

"Dadah om!" Jimin, Taehyung dan Jungkook berlari meninggalkan Seokjin yang melambaikan tangannya

•••

"Weh ini kapan selesainya?" Bisik Jimin kepada Sehun yang duduk disampingnya. Ia dan kedua adiknya duduk terpisah

"Shutt diem. Nanti kita di gampar sama Pak Seojun" bisik Sehun kepada Jimin lalu ia kembali sibuk dengan pekerjaannya

"Ck!" Decak Jimin karena ia bosan mendengar rumus rumus Matematika yang tidak bisa di mengerti oleh otak kecilnya

"Minggu kemarin bapak memberi tugas menghafal bukan? Sudah hafal?" Tanya Pak Seojun mengamati seluruh muridnya yang tiba-tiba menegang

Selaku murid pintar Sehun yang berada duduk tepat di sebelah Jimin mengangkat tangannya. "Saya sudah pak!" Serunya dan mendapat delikan tajam dari teman-teman sekelasnya

"Saya uji kamu. 9×8 berapa?" Dengan berjalan medekat Pak Seojun memberi soal perkalian kepada Sehun. Omong-omong Jimin sudah pucat pasi karena guru menyeramkan itu mendekati mejanya dan Sehun

"72 Pak!" Lantang Sehun dengan bangganya, tidak sia-sia ia menghafal mati-matian tadi malam.

"4×8 berapa Jimin?" Tanya tiba-tiba Seojun kepada Jimin yang terlihat tegang

"Ha?" Beo Jimin yang tiba-tiba otak kecilnya menguras banyak tenaga. Hey dia ditanya tiba-tiba loh ini, kaget dia tuh

"4×8 berapa Jimin?" Ulang Pak Seojun menatap tajam Jimin yang terlihat gelisah

"Kalau 4×5 itu 20, 4×6 itu 24, 4×7 itu 28, dan 4×8 itu berarti.... Ah ya! 32' ucap Jimin dalam hati

"32 pak!" Seru Jimin setelah lama berpikir, duh akhirnya lega juga dia saat pak Sehun berlalu dari hadapannya

"Tingkatkan lagi Jimin!" Tegas pak Seojun berlalu begitu saja

"Matematika emang kejam" lirih Jimin mengelus dadanya, jantungnya berdebar-debar karena soal perkalian mendadak

"Matematika serem Jim" gumam Sehun ikut mengelus dada, bisa-bisanya Pak Seojun memberi soal perkalian secara mendadak, untung ia tidak jantungan

"Andai Matematika menghilang, pasti hidup gue tentram, aman dan damai" batin Jimin tertekan

Tbc...

Si Kembar Tiga (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang