secret -06

2.3K 292 2
                                    


Lisa pov.

Sudah lima belas menit aku menunggu Jennie, tapi ia masih belum juga keluar dari kelasnya, Jennie tidak pernah telat keluar sebelumnya, biasanya ia akan keluar cepat dan sangat bersemangat saat aku menjemputnya.

Lagi-lagi aku berdecak, apa sebenarnya yang di lakukan di dalam sana.

Aku tidak sabar lagi, aku memasuki area kampus Jennie dan mulai mencari keberadaannya.

"Hahaha oppa bisa saja" aku mengerutkan keningku, menoleh kearah suara yang membuatku tiba-tiba kesal.

"Memang benar Jennie-yaa, kau itu seperti bunga dan madu, sangat cantik dan manis"

Aku menggertakan gigiku, berani-beraninya pria itu menggombal kekasihku.

Aku menghampiri Jennie, mataku menajam menatap pria yang duduk di depannya.

"Ayo pulang" aku menyentuh lengan Jennie.

"Pulang saja sendiri" Ck, masih merajuk rupanya.

Karena eomma tidak mengijinkannya libur, Jennie menjadi gadis nakal dan merajuk padaku.

"Nini, ayo ikut Lili" lembutku mengajaknya.

"Tidak" Jennie menjauhkan tangan ku dari lengannya.

"Jangan memaksa, biar nanti aku yang mengantarkan Jennie pulang" kata pria itu menyentuh pundak Jennie.

"Kau tidak berhak menyentuh kekasihku" aku mencengkram kuat tangan pria itu.

"Lisa, lepaskan" Jennie melepaskan cengkeraman ku pada pria itu.

Lihat, sekarang Jennie membela pria itu dari pada aku kekasihnya.

"Ooh jadi sekarang aku Lisa? Dan kau membelanya?" Aku menunjuk pria itu.

"Tidak, Nini tidak membela Mino oppa" ooh jadi nama pria jelek ini Mino.

"Jelas sekali kau membelanya, kau membiarkan dia menyentuh pundak mu" kataku.

"Apa salahnya, itu bukan suatu tindakan yang kriminal" kata pria Mino itu.

"Benar kata oppa, itu bukan tindakan kriminal, Lisa hanya melebih-lebihkan" sontak saja mataku membulat, apa katanya, melebih-lebihkan? Apakah dia sadar apa yang barusan dia ucapakan bisa melukai hatiku? Sungguh pria Mino itu membawa pengaruh buruk pada Nini-ku.

"Kau! Kau tidak ku izinkan mendekati kekasihku! Kau berpengaruh buruk untuknya!" Aku menunjuk Mino.

"Kau saja yang berpikiran kesitu, aku tidak pernah mempengaruhi Jennie" kata Mino menyeringai padaku.

"Kau!"

"Stop! Lisa mending pulang saja, jangan membuat keributan disini" kata Jennie.

"Kau mengusirku, Nini" aku menatap tidak percaya pada Jennie.

"Iya, Lisa tidak sopan menuduh oppa Mino berperilaku buruk"

"Tapi kenyataannya begitu, dia bersikap baik padamu tapi di belakang dia hanya seorang bajingan!"

"Ka tidak berhak menuduhku begitu, aku memperlakukan Jennie dengan baik tidak sepertimu yang memaksa Jennie terus" kata Mino dengan seringai menjijikan nya.

"Dasar muka tebal! Kau memanfaatkan situasi sialan!" Aku hendak memukul Mino ketika Jennie berteriak mengehentikan ku.

"Hentikan! Jangan membuat keributan! Pergi. dari. sini. Sekarang." Jennie menekan kata-katanya.

"Fine" dengan perasaan marah bercampur emosi, aku pergi meninggalkan Jennie.

"Fuck!"

"Ashole!"

"Shibbal!

"Dasar pria keparat!"

"Menjijikkan, cuih"

Aku terus mengumpat tidak memperdulikan orang yang menatapku dengan heran.

Brakk

Aku membanting pintu mobilku, aku akan pergi ke sesuatu tempat yang membuat pikiranku tenang.

-

Jisoo pov.

"Eonnie, Lili tidak bisa di hubungi, bagaimana ini" ini sudah kesekian kalinya Jennie menghubungi Lisa, Jennie sangat cemas mengkhawatirkan keberadaan Lisa.

Sebelumnya Jennie menceritakan kejadian Lisa dan Mino di kampus tadi, Jennie membela pria Mino itu, aku tidak setuju dan menceramahi Jennie bahwa dia keterlaluan telah menyuruh Lisa pulang.

Jennie sedih, dia merasa kekanakan menanggapi situasinya.

Aku tidak sepenuhnya menyalahkan Jennie, bagaimana pun juga dia masih bersikap kekanakan dan masih labil menanggapi hal seperti yang di alaminya barusan. Jennie juga masih sangat polos, dia akan membela mana yang menurutnya benar di kepalanya. Dia belum bisa membedakan yang benar dan mana yang berpura-pura.

Sungguh, mempunyai adik seperti Jennie harus mempunyai stok kesabaran yang banyak. Jennie sangat manja, cengeng, polos, kekanakan, Keras kepala, dan menyebalkan.

Lisa sangat sabar menghadapi sikap Jennie, dia begitu baik tidak sepertiku yang kadang-kadang ingin mencubit Jennie jika dia menyebalkan.

Jennie harus di ajarkan mulai sekarang, dia juga harus bisa memahami sikap Lisa.

"Kau tau temanya?" Tanya ku.

"Tidak Chu eonnie, Lili sangat posesif, Lili tidak membiarkan Nini bertemu dengan temannya" Jennie cemberut.

"Huhh" aku mendesah, pusing memikirkan kisah percintaan mereka.

Chaeyoung-ku pasti sedang menunggu kabarku sekarang. Nanti aku akan menghubungi mu chagi, aku mengurus Jennie dulu.

Aku menginginkan sesuatu, Bambam satu satunya teman Lisa yang aku tau.

Lisa pernah mengajakku makan siang di restoran Thailand, dia memperkenalkan ku pada temannya Bambam pemilik restoran.

"Kajja, eonnie tau satu teman Lisa, kita akan menanyakannya" aku menarik tangan Jennie.

"Jinjja! Waahhh gomawo eonnie, muach" Jennie kesenangan mencium pipi ku.

"Eumm" aku tersenyum dan mengangguk.

•••

TBC

13/10/22

Back🔥

Vote oi.

secret [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang