Yang belum ikut sefruit kuis ala-ala masih bisa yes sampai cerita ini tamat pokoknya, masih dibuka.
Mau jawab di sini, di sana, asal jangan di kalbu yes karena eyke tidak bisa tahulah kalo begitcu huhu.
Kinipi kimi bici ciriti ini?
Dah, gitu tok wkwkwk. Betewe, jawabannya pada cihuy-cihuy harum pengalaman yes akyu jadi curiga tidak ada jomlo yang baca cerita ini 😈😭😈
***
"Lo bilang hari ini bakal ke Makau." Kavi yang duduk bertopang kaki, sambil sesekali meniup-niupi kukunya lantas menyuarakan tawa hambar sebelum tak lama dia mengimbuhkan cibiran, "Gagal, ya?"
"Gara-gara lo kan?"
Kali ini satu dengkusan kasar spontan meluncur dari mulut Kavi. Tak hanya itu, urat-urat di wajahnya yang semula kendur pun tampak berbondong bermanuver guna membentuk ekspresi congkak yang amat lawan bicaranya kenali.
"Gue?" Bahkan, intonasinya dalam menekan kata terkesan tak lagi dia sabar-sabari. "Heh, wake up! Kalau bukan berkat bantuan gue, lo nggak bakal bisa dekat sama Savina. Meski kesannya kalian kebetulan kenal di acara KL Marathon, jangan tutup mata kalau gue lah yang udah atur semuanya.
"Lo jelas nggak akan punya kesempatan untuk balik ke Jakarta andai nggak jadi suaminya dan nggak gue tolongin." Dari seberang meja kecil yang memisah duduk di antara mereka, Kavi menudingkan telunjuknya bak ia tengah menuding seonggok sampah tepat ke arah muka lawan bicaranya. "Yang udah membangun latar belakang palsu lo dengan sempurna hingga Savina dan keluarga besarnya yang konglo itu percaya bahwa lo memang sebersih pun sehebat itu, dan bisa mengijinkan lo masuk ke circle mereka adalah gue. Tanpa campur tangan gue, lo pastilah masih jadi kurir yang kerjaannya mindah-mindahin gepokan duit! Lo masilah akan luntang-lantung kayak layangan putus nggak tentu arahnya! Bahkan, lo boleh jadi malah udah sukses dituntut hukuman 20 tahun dan ngebusuk di penjara! Tapi, lihat! Apa yang selama ini selalu terjadi? Lo berasa ada di titik ini karena diri lo sendiri?"
"Lo bilang gue bisa ambil lagi Sandara."
"Siapa yang duga akhirnya dia kawin sama Si Tolol Miko?!"
"Lo bilang jika pun dia sama Miko, dia tetap akan memilih gue karena sejak awal dia memang milik gue."
"Terus?"
"Dia bilang dia nggak suka. Dia ... nggak cinta!"
"Dan, lo percaya?"
"Gue mampu berbuat apa aja untuk Sandara. Selama ini selalu begitu. Selalu. Asal dia nggak terluka, gue turutin apa pun perintahnya. Tapi, lo bahkan kirim orang buat diam-diam lukai dia!"
"Beuh, yang keserempet motor? Gue beneran nggak ada maksud buat bikin lukanya jadi separah itu," bela Kavi.
Namun, lawannya berdebat belum selesai. Pria itu lantas memberondong, "Lo bahkan pakai kendaraan atas nama gue. Biar terbukti gue yang bersalah? Padahal, melukai Sandara jelas-jelas merupakan hal terakhir yang mungkin untuk gue lakuin! Tetapi, demi ngasih makan perasaan dendam lo sendiri terhadap Miko dan Prita, Sandara juga jadi kena!"
"Oke, sorry soal itu. Puas?"
"Lo bilang kalau gue mau kotorin tangan gue untuk singkirkan Prita, maka lo bakal biarin gue bawa pergi Sandara. Lo akan urus Miko! Tapi, apa ini?!"
Tak lagi membalas, Kavi lebih memilih untuk mengamati tangan Kapravda yang dengan kuat saling meremat sampai-sampai urat-urat di sepanjang lengannya terlihat kontras bertonjolan di atas pangkuan. Juga, nggak lupa masih tampak nyatanya jejak-jejak darah yang menempel nyaris di seluruh bagian depan kemeja putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semestinya Cinta ( Selesai )
Chick-Lit-Sandara- Selama ini dia kenal Miko sebagai laki-laki yang selalu ngomong: "Pagi, Dara!" "Udah di-follow-up, Dara?" "Deadline nih. ASAP, ya Dara!" Nggak pernah dia bayangkan kalau dari mulut Miko ternyata juga bisa keluar kalimat: "Sandara, this day...