Jam istirahat sudah tiba, semua murid berhamburan keluar kelas menuju ke kantin, kecuali Keonhee. Seperti biasa, Keonhee pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan tugasnya. Sedangkan Hwanwoong, ia pergi dulu ke kantin bersama Xion. Keonhee membawa alat tulis dan buku tulisnya–lalu keluar dari kelasnya. Keonhee memilih lewat di lapangan daripada jalan pintas. Suasana di lapangan sangat ramai.
“Kak Keonhee, awas!” teriak salah satu murid.
Dugh!
Keonhee tidak sempat menghindar dari terjangan bola basket. Buku dan alat tulisnya berserakan di lantai–kepalanya sangat pusing. Pandangannya mulai kabur, dan ia pingsan di lapangan. Tak lama, seorang lelaki datang dan langsung membawa Keonhee ke UKS.
“Apa yang terjadi dengannya?” tanya dokter Myungsoo–salah satu petugas UKS.
“Kena bola, cepat periksa dia,” jawab lelaki yang membawa Keonhee ke UKS.
Dokter Myungsoo langsung memeriksa Keonhee. Tidak membutuhkan waktu lama, dokter Myungsoo selesai memeriksanya. Tatapannya beralih ke lelaki itu.
“Dia baik-baik saja, hanya butuh waktu istirahat.”
“Oke, kalau begitu saya keluar dulu.”
Belum sempat lelaki iu melangkah, dokter Myungsoo memanggil namanya. Lelaki itu memutar bola matanya malas, ia membalikkan badannya ke belakang.
“Ada apa, dokter?” tanya lelaki itu, datar.
“Tolong jaga dia, saya masih ada urusan. Saya minta tolong, Lee Seoho.
Seoho–lelaki itu menghela napasnya, dan ia terpaksa menjaga adik tirinya. Dokter Myungsoo bisa bernaps lega, lalu ia keluar dari UKS–meninggalkan Seoho dan Keonhee.
“Ck, dasar menyusahkan,” gumam Seoho menatap datar adik tirinya.
Seoho menarik kursi di samping ranjang adiknya. Ia mngambil ponselnya dari saku seragamnya. Daripada ia bosan, Seoho memilih bermain game.
“Kak,” lirih Keonhee.
Seoho berdecak malas, ia terpaksa menghentikan bermain game. Seoho menatap datar adiknya–ia malas jika harus berhadapan dengan Keonhee.
“Hm,” balas Seoho datar.
“Sa-kit, Keonhee mau pulang,” lirihnya dengan mata berkaca-kaca.
“Ish, jangan bawel. Istirahat aja yang bener, gak usah aneh-aneh. Ck, dasar menyusahkan, sebenarnya gue malas jaga lo di sini. Kalau bukan dokter Myungsoo yang minta tolong, mungkin gue gak mau menjaga lo, sialan.”
Deg–Hati Keonhee sakit mendengar ucapan kakaknya. Semenjak ayahnya menikah dengan ibu Keonhee, Seoho mulai membencinya dan juga ibunya.
“Mending kakak balik ke kelas saja, Keonhee gak papa di sini sendirian.”
“Bagus kalau lo sadar diri. Awas macam-macam, gue ke kelas dulu.”
Seoho meninggalkan Keonhee sendirian di UKS. Jujur, Keonhee tidak menginginkan kakaknya pergi, tapi melihat bagaimana raut wajahnya–mau tidak mau, Keonhee harus mengalah.
“Kak, sampai kapan kakak membenciku,” lirih Keonhee.
***
Suasana di kantin cukup ramai–hampir semua bangku terisi. Untungnya Hwanwoong dan Xion mendapatkan bangku, mereka tidak sendiri melainkan bersama pawangnya–Ravn dan Leedo. Leedo menyuapi Xion, sudah menjadi kebiasaan mereka seperti ini–begitu juga dengan Ravm dan Hwanwoong.
“Keonhee ke perpustakaan lagi?” tanya Ravn.
“Iya, seperti biasa. Dia jarang ke kantin, lebih suka di perpus. Kadang di rumah, dia juga belajar sampai tengah malam. Heran Woongie sama dia,” jawab Hwanwoong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother || SeoHee ☑️
RomanceMenceritakan kisah cinta antara saudara tiri. Awalnya mereka saling membenci, lebih tepatnya Seoho. Keonhee selalu sabar dengan sikap kakaknya terhadapnya, dan selalu ada di saat Seoho kesusahan. Seiring berjalannya waktu, perasaan cinta muncul di a...