Setelah sampai di rumah sakit, dokter langsung membawa Keonhee ke ruang operasi. Seoho hanya diam dan merutuki kesalahannya. Di benaknya, Seoho menyesal karena berbuat kasar dengan adik tirinya. Sementara Yonghoon, ia berusaha menenangkan Seoho.
Bugh!
Satu bogeman mendarat di rahang Seoho sampai sudut bibirnya berdarah. Seoho merasa pantas mendapatkan pukulan itu. Leedo–lelaki itu terlihat marah dan kecewa setelah mendengar kabar dari Yonghoon. Leedo mencekal kerah baju Seoho dan menghempaskannya ke dinding.
“Leedo, udah, jangan diterusin. Biar kakak yang ngomong,” kata Youngjo menarik Leedo jauh dari Seoho.
Leedo menghela napasnya, mau tidak mau ia harus nurut dengan kakaknya. Youngjo membantu Seoho berdiri dan memapahnya duduk. Seoho masih dengan ekpresinya, diam. Dadanya terasa sesak melihat Keonhee tergeletak tak berdaya di aspal karena menyelamatkan nyawanya. Andaikan pertengkaran itu tidak terjadi, pasti Keonhee baik-baik saja.
“Aku tanya sama kamu, gimana perasaan kamu setelah melihat adikmu terluka?”
“Aku menyesal, kak. Aku sedang tersulut emosi karena dia dengan beraninya menyatakan perasaannya ke aku. Tentu saja, aku gak terima. Aku hanya anggap dia adikku sendiri, sampai kapanpun aku gak bakal suka sama dia, kak.”
“Kamu yakin? Selama ini kamu memperlakukan Keonhee itu apa artinya? Kamu mulai peduli dengan dia dan berusaha melindunginya. Aku kira aku gak bakal tau, semua orang tau fakta itu. Kenapa kamu sakiti adikmu lagi?”
Seoho menggelengkan kepalanya, ia tidak tau alasan dia memperlakukan Keonhee dengan baik bahkan melakukan adegan ranjang. Seoho mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia bingung dengan perasaannya.
“Karena kak Seoho tuh suka sama kak Keonhee. Itu namanya cinta, kak,” balas Xion yang sedari tadi diam sembari menahan lengan kekasihnya agar emosinya stabil.
Cklek!
Dokter keluar dari ruang operasi, ia melepas masker dan sarung tangannya. Seoho berdiri terlebih dahulu lalu disusul yang lain. Seoho harus bisa menerima apapun keadaan Keonhee karena ia yang menyebabkan Keonhee masuk rumah sakit.
“Kondisi pasien melemah dan stok darah di rumah sakit. Kami membutuhkan–”
“Biar saya yang mendonorkan darah saya untuknya,” kata Seoho seolah mengerti apa yang akan dikatakan sama dokter.
“Baik, mari ikut saya.”
Seoho berjalan di belakang dokter, ia berharap darahnya cocok dengan adiknya walau tidak sedarah. Seoho ingin Keonhee sembuh dengan cara apapun termasuk mendonorkan darahnya untuk Keonhee.
Setelah pemeriksaan, ternyata darah Seoho cocok untuk Keonhee. Seoho bisa bernapas lega dan ia yakin adiknya bisa sembuh. Seoho juga sudah memberitahu orang tuanya tentang kecelakaan tunggal adiknya.
Satu jam kemudian, operasi telah selesai dan Keonhee sudadh dipindahkan ke kamar inap VVIP–sesuai keinginan Seoho. Seoho semakin sesak melihat adiknya terbaring lemah di ranjang. Walau operasinya berhasil, tidak menutup kemungkinan Keonhee tidak bisa sadar.
Seoho mengenggam telapak tangan Keonhee. Ia kembali menangis dan merutuki kebodohannya. Sedangkan yang lain hanya melihat dari luar. Ada perasaan lega karena Seoho mulai menyanyangi adiknya.
“Keonhee, maafin aku. Aku udah nyakitin kamu, buat kamu terluka. Aku bukan kakak yang baik. Aku marah saat kamu menyatakan perasaanmu, karena aku gak pantas bersanding denganmu. Aku kakak yang bodoh. Lebih baik aku yang terluka daripada kamu yang terluka.”
Sudah sepuluh menit, Seoho menangis sampai ia lelah. Ia menidurkan kepalanya di atas tangan Keonhee dan tidur. Seoho berharap ia bangun nanti, Keonhee sudah sadar. Seoho ingin meminta maaf ke adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother || SeoHee ☑️
RomanceMenceritakan kisah cinta antara saudara tiri. Awalnya mereka saling membenci, lebih tepatnya Seoho. Keonhee selalu sabar dengan sikap kakaknya terhadapnya, dan selalu ada di saat Seoho kesusahan. Seiring berjalannya waktu, perasaan cinta muncul di a...