08

154 9 9
                                    

Pagi ini, Seoho dan Keonhee sarapan bersama tanpa ada yang bersuara. Seoho sengaja bangun pagi untuk menyiapkan sarapan, entah setan apa yang merasukinya.

Setelah sarapan, Seoho dan Keonhee berangkat ke sekolah. Keonhee mengambil tasnya dan hendak pergi keluar rumah sebelum kakaknya memanggil namanya.

"Ada apa, Kak? Keonhee mau berangkat."

"Berangkat bareng gue."

"Gak—"

Sebelum Keonhee menjawab, Seoho langsung menariknya masuk ke mobil. Keonhee semakin dibuat bingung dengan sikap kakaknya. Kemarin malam, Seoho tiba-tiba menciumnya dan sekarang berangkat bersama.

"Kakak gak papa?" tanya Keonhee sembari memasang seat belt.

"Gue gak papa. Udah jangan banyak tanya."

Keonhee akhirnya diam, ia tidak ingin memperpanjang masalah. Seoho pun melanjutkan mobilnya meninggalkan halaman rumahnya. Perjalanan mereka diiringi dengan musik Ballad.

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di sekolah. Seoho melangkahkan kakinya meninggalkan Keonhee sendirian. Keonhee menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan perubahan sikap kakaknya.

"Keonhee!" panggil Hwanwoong.

"Eh? Tumben berangkat sendiri? Mana kak Ravn?"

"Tuh sama kak Leedo, kak Seoho." Hwanwoong menunjuk ke arah di mana kekasihnya berada.

"Oooh begitu. Ya udah kita masuk ke kelas."

Belum sempat mereka melangkahkan kakinya, seseorang datang dan langsung melompat ke punggung Keonhee.

"Astaga Xion! Kamu ngapain, sih? Kaget aku."

"Heheheh gak papa." Xion menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Keonhee menggelengkan kepalanya heran dengan sikap Xion. Ia sempat berpikir kenapa Leedo memilih Xion sebagai kekasihnya.

"Ayo ke kelas aja. Dan kamu Xion, turun dari punggung aku. Minta sana sama kak Leedo."

Xion turun dari punggung Keonhee sembari mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ya udah."

Keonhee, Hwanwoong, dan Xion berjalan menuju kelasnya. Diam-diam, Seoho memperhatikan adiknya itu.

"Lo kenapa lihatin dia kayak gitu? Lo suka sama dia?" tanya Ravn menepuk pundak Seoho.

"Gak, gue gak suka sama dia sampai kapanpun. Selamanya, gue akan benci dia."

Seoho melangkahkan kakinya ke kelasnya daripada ditanyain oleh kedua temannya.

"Gue yakin sebentar lagi Seoho akan membuka hatinya untuk Keonhee," ucap Leedo.

"Kita sepemikiran."

***

Jam pertama sudah selesai, Bu Solar keluar dari kelas Keonhee. Keonhee beranjak dari duduknya, tujuannya hanya kamar mandi.

Keonhee melangkahkan kakinya ke kamar mandi di ujung—ya terpaksa ia harus melewati kelas kakaknya.

Sesampai di kamar mandi, Keonhee masuk ke salah satu bilik toilet. Lima menit kemudian, ia keluar dari toilet.

Keonhee mengambil tisu lalu keluar dari kamar mandi. Namun, langkahnya dihadang oleh beberapa siswi dengan tatapan tidak suka.

"Minggir, aku mau lewat."

Keonhee hendak berjalan, tapi sayangnya siswi itu mendorong bahunya ke dinding.

"Aku ada salah sama kalian?" tanya Keonhee.

"Ya, lo salah besar. Lo udah berani deketin Seoho."

"Tapi, kan, aku adiknya kak Seoho. Kamu itu bukan siapa-siapanya, jadi gak berhak mengaturnya."

Jira mengepalkan tangannya, ia hendak memukul Keonhee sebelum seseorang datang. Ia menghempaskan tangan Jira.

"Seoho."

"Lo mau apakan adik gue? Mau pukul dia? Lo gak ada hak buat pukul dia, hanya gue yang berhak. Sekali lagi lo ganggu dia, gue gak akan segan-segan bunuh lo."

"Sial!"

Jira dan teman-temannya pergi meninggalkan mereka. Keonhee menarik napasnya dalam-dalam lalu berdiri.

"Makasih, Kak, udah nolongin Keonhee."

"Hm. Ada yang sakit?" tanya Seoho dengan nada dingin.

"Gak ada. Untung kakak datang tepat waktu."

"Hm. Udah ke kelas aja. Kalau dia ganggu lo, bilang ke gue." Seoho meninggalkan Keonhee sendirian. Keonhee tersenyum saat melihat perubahan kakaknya.

"Keonhee harap kakak bisa sayang sama Keonhee."

***

Suasana di kantin cukup ramai, hampir semua tempat duduk penuh. Untungnya Keonhee, Xion, dan Hwanwoong mendapatkan tempat duduk.

"Boleh gabung?" tanya seorang lelaki.

"Boleh, dong, Kak Leedo," jawab Xion bersemangat.

Leedo mencium pipi gembul Xion. "Makin sayang, deh kakak sama kamu. Kita nikah, yuk."

"Heh, gak ada, ya. Kalian masih sekolah," cegah Dongmyeong—kembaran Xion.

Dongmyeong ini kembarannya Xion yang beda satu menit lebih tua lahirnya dari Xion. Dia ini anaknya sensitif dan sayang sama Xion.

"Sudah sudah. Mending kalian makan aja," cegah Keonhee.

Seoho duduk di samping Keonhee, Leedo dengan Xion, Ravn dengan Hwanwoong, Yonghoon dengan Kanghyun, Harin dengan Dongmyeong. Sebenarnya ada satu lagu namanya Cya, tapi dia sibuk sama pacarnya—Sunwoo.

"Dasar anak kecil kalau makan masih berantakan." Seoho mengambil tisu dan mengelap bibir Keonhee.

"Kak, jangan kayak gini. Malu Keonhee"

"Bukannya kebalikan, ya. Justru gue malu punya adik kayak lo. Lo tuh perusak suasana di keluarga gue."

"Kak, kok jahat sama Keonhee? Keonhee tuh salah apa, sih sama kakak?"

"Karena lo pembawa sial, Lee Keonhee."

TBC

Step Brother || SeoHee ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang