05

136 7 14
                                    

Seoho baru saja tiba di rumahnya. Ia melepas sepatunya lalu meletakkan di rak. Ia pun masuk ke rumah. Seoho mengernyitkan dahinya bingung melihat rumah seperti kapal pecah. Banyak barang yang berserakan bahkan vas bunga.

"Pasti ini ulah Keonhee," kata Seoho.

Seoho melemparkan tasnya ke sofa. Ia pergi mencari Keonhee. Ia benar-benar kesal dan marah dengan adik tirinya. Seoho menghentikan langkahnya ketika mendengar suara isakan dari kamar mandi luar.

"Sial! Kenapa harus dikunci, sih?!" kesal Seoho. Seoho mengambil kunci cadangan di laci lalu membuka pintu kamar mandinya.

"Kenapa lo ada di sini, Keonhee?! Lo, di rumah saja ngapain?! Rumah, kok jadi berantakan kayak gini!" bentak Seoho. Ia menarik paksa tangan adiknya.

Keonhee hanya diam dan menundukkan kepalanya, membuat Seoho heran. Mata Seoho tidak sengaja melihat bekas di leher adiknya. Seoho menarik dagu Keonhee dan menatapnya tajam.

"Lo, habis ngapain aja? Ngewe sama orang lain?" tanya Seoho ceplas-ceplos.

"Kak, takut," lirih Keonhee. Ia masih menundukkan kepalanya.

"Takut kenapa? Takut ketahuan lo habis ngewe gitu?!" bentak Seoho. Ia mencengkeram pipi adik tirinya.

"Sa-kit hiks hiks," lirih Keonhee. Seoho jadi bingung dengan adiknya. Ia menjauhkan tangannya dari pipi Keonhee.

Seoho ikut terluka saat lihat adiknya menangis. Dia bingung dengan dirinya sendiri.

"Ikut gue!" titah Seoho. Ia menarik Keonhee keluar dari kamar mandi. Keonhee hanya diam dan pasrah.

"Duduk!" kata Seoho.

Seoho menatap adiknya, ia baru sadar ada luka lebam di wajahnya. Ia mencengkeram pundak Keonhee.

"Lo, kenapa? Cerita sama gue."

"Kak," lirih Keonhee.

Beberapa jam yang lalu...

Keonhee sibuk menyiram tanaman di halaman belakang dengan bersenandung ria. Sangking fokusnya, ia tidak sadar ada orang lain selain dirinya.

"Sendirian aja, Sayang?" tanya orang itu.

Deg-Aktivitas Keonhee terhenti ketika ada orang lain di rumahnya. Ia kenal dengan suaranya. Lantas, ia menoleh ke belakang dan terkejut dengan kehadiran mantan kekasihnya-Lee Hyunjae.

"Kak, mau ngapain?! Pergi dari sini! Jangan ganggu aku!" teriak Keonhee. Ia menepis rasa takutnya.

Hyunjae terkekeh, ia berjalan ke arah Keonhee. Sedangkan sang empu memundurkan langkahnya.

"Jangan mendekat! Pergi dari rumahku! Jangan ganggu—"

Hyunjae langsung menyambar bibir Keonhee dan memojokkan di dinding. Keonhee memukul dada bidang Hyunjae namun ciumannya semakin kuat. Keonhee tidak berhenti sampai ciuman itu berhenti.

Dugh! Dugh!

Hyunjae memukul pipi Keonhee berulang kali sampah memar. Ia kembali menyambar bibir Keonhee. Keonhee menangis, ia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa.

"Lee Hyunjae!" teriak seseorang.

Hyunjae melepaskan ciumannya, ia menoleh ke sumber suara. "Lah, kamu ngapain di sini, Juyeon! Ganggu waktu aku aja!"

Juyeon berjalan cepat ke arah Hyunjae. Ia langsung menarik Hyunjae pergi dari rumah Keonhee. Keonhee terduduk lemas, ia semakin takut dengan Hyunjae.

***

"Sialan!" geram Seoho. Ia tidak terima adiknya dilecehkan walau ia memang membenci Keonhee.

"Kak, Keonhee takut," lirih Keonhee.

Tatapan Seoho beralih ke pipi Keonhee yang memar. Ia beranjak dari sofa meninggalkan Keonhee. Keonhee menatap sendu kakaknya. Ternyata Seoho tidak peduli dengannya. Tak lama, Seoho datang sembari membawa baskom.

"Kak, mau ngapain?" tanya Keonhee.

Seoho tidak menjawab pertanyaan Keonhee. Ia mengambil baskom yang sudah dibasahi. Seoho mengobati luka memar di pipi adiknya membuat Keonhee kaget dengan sikap kakaknya.

"Tampan," gumam Keonhee dan didengar oleh Seoho.

"Lo, barusan ngomong apa?" tanya Seoho menatap adiknya.

"Ah, gak papa, Kak."

Selesai mengobati Keonhee, Seoho kembali ke dapur. Ia mengambil teh hangat dan beberapa helai roti.

"Nih, makan!" titah Seoho.

"I-ya, Kak. Kakak juga makan."

Seoho mengambil sepotong roti lalu memasukkan ke mulutnya. Sesekali ia menatap adiknya.

"Apa sebaiknya gue sewa bodyguard?"  tanya Seoho.

"Gak perlu, Kak. Lagian besok Keonhee udah masuk."

"Lo yakin? Nanti kalau dia nyamperin lo ke sekolah, gimana? Gue bisa kena marah sama orang tua kita."

Keonhee menatap kakaknya, membuat Seoho merasa aneh. Seoho memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Gak usah khawatir, Kak. Keonhee bisa jaga diri sendiri."

"Oke. Pokoknya lo kabarin gue aja kalau dia datang lagi."

"Iya, Kak."

Seoho beranjak dari sofa, ia hendak pergi ke kamarnya. Sebelum ke kamar, ia berpesan ke Keonhee.

"Habis ini lo tidur, jangan main ponsel."

"Iya, Kak."

"Gue ke kamar dulu."

Seoho melangkahkan kakinya ke kamarnya di lantai dua. Keonhee menatap kepergian kakaknya.

"Kak, apa salah Keonhee suka sama kakak," gumam Keonhee.

TBC

Step Brother || SeoHee ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang