Senin "016 05

510 55 4
                                    


Awal senin sudah berganti bulan menjadi bulan Maret. Di sebuah kamar bernuansa coklat muda Vino sedang berdiri berhadapan dengan pantulan diri nya di cermin, sambil merapikan dan menata rambut juga pakaian nya. Setelah selesai Vino bergeser untuk ke meja belajarnya, iya menyiapkan beberapa mata pelajaran untuk hari senin.

Selesai sudah ia mempersiapkan semua untuk sekolah, ia beranjak dari kamar nya untuk ke dapur. Menyiapkan sarapan untuk saudaranya yang lain, seperti yang diperintah oleh bunda nya kemarin malam.

Vino membuka lemari pendingin, ia melihat ada beberapa bahan makan yang bisa ia gunakan untuk membuat sarapan. Vino mengambil beberapa bahan, lalu ia mencari bahan lain. Setelah menemukan semuanya Vino segera membuat sarapan, ia akan membuat nasi goreng sosis untuk sarapan.

Selagi Vino memasak ke empat saudaranya yang lain masih berada di kamarnya masing-masing, masih bersiap memakai seragam.

Beberapa menit Vino membuat makan nya, ke empat saudaranya kompak keluar dari kamarnya, dan menuruni tangga dengan Margo paling depan Reno belakang Margo dan kembar bungsu paling belakang. Mereka semua sudah rapi dengan seragamnya dan tas yang sudah berada di bahu masing-masing.

Tap

Tap

Tap

Vino menengok ke belakang tepat ketika yang lain ingin ke meja makan.

" Kalian duduk aja dulu, masih gua masakin " Ujar Vino, dan yang lain duduk

Selesai Vino meletakkan nasi goreng nya di meja makan dan menata piring dan gelas juga air minum.

" Bunda berangkat pagi banget sama ayah, jadi gua yang masak. Cuma ini doang yang gua masak " Ujar Vino lagi

Reno membalas dengan deheman sedang yang lain tidak menjawab dan mulai mengambil nasi goreng buatan Vino. Vino ikut duduk di bangku, tepat di depan Margo. Vino tidak makan karena perutnya tidak enak jika ia makan, mungkin efek semalam belum sembuh sepenuhnya.

Vino mengeluarkan handphone nya, ia melihat sebuah notifikasi washap.

Ting

'Bundaa♡♡'

' Jangan lupa bikin sarapan buat yang lain, jangan sampai mereka gak sarapan. Satu lagi siapin bekel buat Cendra sama Jingga dan buatin susu buat mereka. ' 06.09

' iya bunda udah Vino buatin sarapan, Bekel nya adek juga udah Vino buatin'
06.20

Balas Vino, ia kembali memasukan handphone nya ke dalam saku celana seragam sekolah nya.

Yang lain masih menikmati sarapannya, tanpa ada pembicaraan. Hingga mereka tidak menyadari Vino menahan mual sejak tadi.

Vino meremat perutnya, seperti ia harus segera meminum obat alerginya. Tapi apakah ia harus makan terlebih dahulu? Bagaimana bisa ia makan jika perutnya saja tidak bisa diajak kompromi, yang ada nanti malah ia mengeluarkan isi perutnya dan percuma ia meminum obat nya.

" Kemana? " Tanya Reno, melihat Vino ingin beranjak dari meja makan

" Mau ngambil tas. " Jawab Vino

" Makan. " Ucap Vino lagi

" Gua gak laper. "

" Terserah. "

Vino menaiki anak tangga sedikit cepat, ia benar-benar tidak tahan lagi. Vino segera masuk ke kamarnya dan langsung menuju toilet dengan cepat ia membungkukkan badannya.

Huek

Huek

Hanya ada cairan bening yang keluar, karena Vino belum memakan apapun. Ia membersihkan mulutnya, Vino mengambil tisu untuk mengelap area bibirnya.

Vino & Kisahnya  || ( Lee Jeno  ) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang