BAB 12 - Unexpected Meeting

53 14 9
                                    


Pavlo terus melirik kesana kemari mencari keberadaan siluman merak itu, ia merasa ada aura kuat terpancar ditempat itu. Pavlo juga tau ada banyak roh iblis disana yang merasuki tubuh orang lain, namun dia tidak permasalahkan itu. Dia hanya fokus pada Vanya. Walau Pavlo tidak tau seperti apa wajah Vanya, dia bisa mengenali simbol Trisula di dahinya.

Semua orang di Club itu, terpesona akan ketampanan Pavlo. Mereka baru pertama kali ini melihat Pria tampan seperti itu di dunia. Para wanita pelacur begitu ingin mengajaknya berkenalan dan bercinta bersamanya, tapi Pavlo berwajah bringas menatap tajam mereka, seperti sudah siap membunuh mereka sekarang.

Pemuda tampan itu terus mengecup punggung tangan Vanya sambil berjalan mundur, seperti menuntun tangan Vanya yang berjalan maju ikut bersamanya.

Pavlo tidak menyadari sepasang Pria dan wanita berjalan dibelakangnya, padahal simbol Trisula di dahi wanita tersebut terus berkedip merah bagaikan alarm disana. Pavlo berputar badan dari tempatnya, matanya terus berputar melirik kemana-mana, namun Vanya sudah tidak ada disana lagi dibelakangnya.

Sasa dan Yuta terus tunduk menyembunyikan dirinya dibalik kipas kertas, mereka melihat Pavlo ada ditempat yang sama dengannya.

"Kenapa dia bisa ada disini?" tanya Sasa pada dirinya sendiri.

"Aku Baru pertama kalinya lihat Malaikat suci berada ditempat najis seperti ini. Apa jangan-jangan Pavlo sering datang ditempat ini? Dia bahkan bisa merubah dirinya menjadi manusia tanpa merasuki tubuh orang lain. Dia benar-benar hebat. Dia menyalahgunakan kekuasaannya," Yuta berpendapat, melihat-lihat ruangan mana Vanya masuki.

Sasa melihat kearah lain, ternyata ada Revano, Daniel, dan Yustine juga ditempat itu. Mereka duduk terdiam menikmati minumannya, sambil melambaikan kode tangannya pada Pavlo.

Sasa menelan ludahnya. Kenapa dia merasa tempat najis ini seperti dikepung oleh para Malaikat dan juga Para roh Iblis. Bersukurnya, tidak ada yang menyadari Vanya disini. Tapi jika mereka terus berlama-lama ditempat ini, bisa gawat nantinya.

"Kita tidak boleh lama-lama lagi ditempat ini. Kita harus segera pergi dari sini," kata Sasa pada Yuta.

Pavlo menghampiri Adik-adiknya. Lalu menghempaskan bokongnya di kursi sofa, ia menaikkan kedua kakinya diatas meja, sambil meneguk langsung minuman botolnya. Dia stres dan gila, karna sampai sekarang dia masih tidak menemukan siluman terkutuk itu.

"Pav, Ibu sebentar lagi akan berulang tahun. Kau ingin berikan hadiah apa padanya?" tanya Revano.

Yustine mengeluarkan hadiah dibalik jubahnya. Itu gelang emas yang dia beli dari manusia. Yustine melempar tangkap gelang itu, bagaikan mainannya.

"Aku penasaran atas hadiahmu Pav. Kau sudah lama tidak berikan hadiah pada Ibumu sendiri. Tapi kalau kau tidak memberinya hadiah kali ini, dia pasti akan kecewa padamu," kata Daniel sambil melihat tingkah konyol adiknya yang memainkan hadiah untuk Ratu Moli.

Pavlo menghela napas, dia tau itu. Dia juga bingung mau berikan hadiah apa pada Ibunya. Tak lama kemudian Pavlo tiba-tiba ternyum pada mereka, dia sudah menemukan idenya.

                               ***
                    Lembah Bunga.

Vanya yang frustasi memikirkan siapa dirinya sebenarnya, dia terus meminum arak bunganya tanpa ia sadari bahwa arak itu sebentar lagi akan dikirim keIstana. Vanya memejamkan matanya, ia tergeletak mabuk berat di atas pohon bunga. Tidak ada yang tau akan hal itu, sebab Sasa dan Yuta pergi memetik bunga.

Sasa dan Yuta membohongi Vanya, mereka tidak pergi memetik bunga, melainkan berada di Istana bunga. Ratu Rista menikmati kue bunga buatan Vanya yang dibawakan oleh Sasa dan Yuta.

SOUL ANGEL HEART (Season 2) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang