BAB 6 - Devil

49 14 0
                                    

                                ***
Semua Klan Iblis tengah berpesta, mabuk, dan menari dihadapan Raja hantu yang bernama Philip. Mereka senang, karena sudah berhasil menghancurkan Klan Siluman. Semua kerja keras mereka selama ini karena ada yang berpihak pada mereka, yaitu Malaikat Ramalan Istana Langit sipemberontak. Ramalan Istana langit menjadikan Ratu Istana sebagai bonekanya untuk selalu berbuat jahat dan menghasut Raja Istana bernama Moon.

Tujuan Iblis, beserta hantu-hantunya agar bisa berkuasa di alam semesta. Caranya, membiarkan Ratu menghabisi semua Klan atas tuduhan fitnah, sama seperti cara mereka menghabisi seluruh Klan Siluman.

Di saat penghuni Klan roh tidak punya tempat tinggal lagi, Para Peri mau tidak mau, pasti akan beralih tinggal ketempat mereka, sehingga hanya Klan langit saja yang tersisah dengan Klan Iblis. Dengan begitu, mereka akan mudah menyerang Istana langit.

Mereka sebenarnya menginginkan tubuh Vanya yang dianggap suci dan keramat, hanya dialah yang mampu menekan setiap energi suci Istana langit bagi mereka, hanya dia satu-satunya kunci untuk membuat mereka murni di Semesta Alam. Hanya Vanya yang mampu membuat para Malaikat dan juga Peri Istana tunduk padanya.

Maka dari itulah mereka terus berupaya agar Vanya dapat menikahi Devan, dan menjadikannya Ratu Iblis. Tapi sangat disayangkan sekali, Keluarga Vanya membuat dia menghilang disaat mereka datang menyelamatkannya. Mereka sudah mencarinya diseluruh 4 Klan, tapi tetap saja mereka tidak menemukannya.

Lalu siapa yang bisa membantu mereka? Hanya ada satu, yaitu Peri Suci bernama Riana, hanya dia yang bisa membantu mereka meng-hancurkan Klan langit. Mereka harus mendapatkan Riana, menjadikannya penghianat, dan berkomplotan dengan mereka.

Apa lagi Riana sebentar lagi akan bertunangan bersama Malaikat Bintang Sirius, bukankah itu kesempatan sangat bagus bagi mereka, mereka akan mencari cara bagaimana Riana bisa membunuh Bintang Sirius yang tidak mudah dikalahkan oleh seluruh Klan, semua Klan menyebut Pavlo adalah benteng Istana, pelindung Istana. Istana langit selalu mendapatkan perlindungan dari Malaikat Pavlo.

Tapi untuk saat ini yang harus mereka lakukan lebih dulu adalah, meratakan Klan air, dan Klan Bunga terlebih dahulu, dan disaat itu juga mereka akan menarik Riana untuk  membunuh Malaikat Bintang Pavlo, lalu menghancurkan Istana langit. Itulah rencana Klan Iblis selama ini. Memang tidak ada yang tau rencana mereka, bahkan Ratu Istana sendiri yang telah lama dijadikan boneka oleh mereka, dia juga tidak mengatahuinya.

“Lapor Paduka! Kami juga tidak menemukan tanda-tanda kematian Danya di Klan itu,” kata Peri Iblis yang baru saja datang.

“Paman, apakah kedua dari mereka kabur bersama diwaktu itu?” kata Veronika, keponakan Raja Iblis.

Alex membantah, “Tidak mungkin, jelas-jelas aku melihat Danya bertarung sendiri melawan para Malaikat itu.”

Devan melayangkan minumannya kearah Sonia yang duduk di hadapannya. “Aku sudah katakan sejak awal, diantara para Malaikat itu tidak semuanya baik. Diantara mereka ada juga yang diam-diam berhianat pada Rajanya. Betulkan sayang?” Devan mencolek dagu Sonia.

Jeje Kakak kandung Devan mengangguk setuju padanya. Yang berarti mereka lihat waktu itu, telah ditipu. Malaikat itu membuat tipu muslihat seperti ingin menghabisi Danya, tapi ujung-unjungnya dia akan membawanya pergi.

Raja Iblis mengusap jenggot panjangnya. “Lupakan Danya! Dia tidak penting lagi bagi kita. Hanya saja ... siapa kira-kira Malaikat itu? Mungkin kita bisa mengajaknya untuk bergabung bersama kita.” Senyum jahat Raja, merengtangkan kedua tangannya lebar-lebar seperti menyuruh sukunya untuk melanjutkan pestanya.

Rafka yang duduk berlutut bersama pelayan, diam-diam mengepal kuat tangannya, dia begitu benci melihat Raja Philip beserta pengikutnya yang bersenang-senang dan selalu berbuat jahat di Alam Semesta. Seharusnya dialah yang menjadi Raja sejak lama. Bukan mereka, mereka sudah membuat nama Klan Iblis menjadi rusak akibat perbuatan mereka, gara-gara merekalah Klan siluman dihancurkan, gara-gara merekalah Cintanya hilang entah kemana.

Rafka memang sangat mencintai Vanya sejak kecil dulu, Vanya kecil perna mengusap pipinya didalam penjara waktu itu, bahkan Vanya selalu diam-diam membawakan ia makanan enak diwaktu ia terpuruk mengingat kedua orang tuanya mati.

“Kakak, tahan amarahmu! Kalau kau berbuat masalah lagi, nanti kita dikurung lagi di penjara yang gelap dan kotor itu. Kita ini lemah Kakak, kita tidak punya kekuatan melawan mereka. Andaikan saja Vanya menikahi Devan, dia pasti akan melepaskan perbudakan kita, lalu membawa kita pergi tinggal di Klan Siluman. Tapi apa harapan kita sekarang? Harapan kita sudah pupus, tidak ada lagi yang bisa kita harapkan. Kita akan tetap seperti ini terus selamanya. Dipukuli, dikasari, dijadikan budak mereka,” bisik Brian, terlihat menyedihkan usai mendengar Klan Siluman sudah tiada.

Rafka mengingat wajah ceria Vanya dimasa lalu. ‘Aku percaya Muhjizat itu datang pada kami. Aku percaya Vanya, dia tidak akan melupakanku. Aku akan selalu menunggumu Vanya, hanya kau kekuatanku untuk tetap bertahan sampai saat ini.’

                              ***

Sasa baru pulang usai memetik bunga dari tangkai pohonnya, ia lalu menyimpan keranjang bunganya yang sudah terisi penuh dibale bambu, lalu mencari keberadaan Vanya yang entah dimana dia. ‘Sipemalas itu tidur dimana lagi?’ Sasa menepuk jidatnya, sambil terbang mencari Vanya di atas pepohonan.

“Hoi! Aku disini!” keluar Vanya dari batang pohon yang telah berlubang, dia sudah cukup lama tidur disana.

Sasa menarik-narik tangan Vanya, sambil berjalan mengikutinya. “Ayo bantuin aku buat arak! Hari ini pesanan Istana langit sangat banyak. Aku lelah membuatnya sendiri.”

Vanya membantunya memetik satu-persatu kelopak bunga Calendula. “Kenapa kita tidak memakai sihir saja membuat minuman itu,” ngeluh Vanya, dia lelah dan bosan memetik kelopak bunga yang sangat banyak di hadapannya.

Sasa hanya menggelengkan kepalanya melihat Vanya, lalu bertolak pinggang seperti ingin memarahinya. “Jika kita membuat makanan menggunakan sihir, rasanya akan hambar, tidak enak. Aku pasti akan dihujat habis-habisan oleh semua penghuni langit.”

Sasa kesal meminggirkan nampan bunganya dihadapan Vanya. “Aku sebenarnya lelah lakukan pekerjaan sebanyak ini Vanya. Entah kenapa Putra Mahkota itu tiba-tiba memesan banyak? Ini baru pertama kalinya dia mau mencoba arak buatanku, biasanya juga dia akan lebih memilih meminum arak buatan Riana. Dan anehnya lagi, dia bahkan memesan sangat banyak, dan melarang minuman ini di tempatkan didalam Istana Raja dan Ratu. Yah, aku juga tidak mau mengatakan bahwa semua minuman ini dibuat olehmu, dan mau tidak mau aku harus tetap menerima permintaan konyolnya itu,” mengeluh Sasa, menutup wajahnya sendiri.

Vanya menepuk bahu Sasa, mencoba menenagkannya. “Tidak apa-apa setidaknya kita mendapatkan bayaran banyak.”

Sasa mengangkat kepalanya menatap wajah Vanya. Sasa merasa kalau Vanya kadang berhati lembut, dan kadang-kadang berubah menjadi dingin tidak tersentuh, irit bicara, dan tidak berperasaan. Mungkin seperti itulah sifat seorang Siluman, tapi bagaimana jika Vanya jatuh cinta pada seseorang. Apakah sifatnya ini bisa berubah? Atau sebaliknya?

Vanya melambaikan tangannya dihadapan Sasa yang melamun menatapnya tanpa berkedip. “Sasa, Sasa, kau pikirkan apa?”

“Vanya ... apa kau perna merasakan jatuh cinta saat kau melakukan hubungan sex pada orang lain?” tanya Sasa tiba-tiba.

Vanya menunduk tetap fokus mengerjakan tugasnya, lalu menjawabnya santai, “Aku tidak tau apa itu cinta, yang aku tau mereka semua hanya makananku saja. Aku sangat bosan memakan darah, aku sangat ingin memakan jiwa para Peri.” Vanya menjilat bibirnya melihat Sasa dihadapannya sebagai makanan yang sudah siap disantap.

Sasa memeluk erat tubuhnya sendiri. “Vanya tolong jangan ambil jiwaku, aku hanya Peri lemah disini.”

Vanya melemparkan batang bunga di wajah Sasa. “Lupakan, lagian jiwamu itu tidaklah enak, rasanya pahit seperti mulut bawelmu!”

Vanya dan Sasa tertawa berpelukan bersama, seusai bercanda konyol.

                               ***

               SEBULAN BERLALU.

Pavlo sedang menikmati minuman Araknya sambil membaca buku-buku perbintangan diruang kerjanya, dia begitu candu akan minuman itu, sampai-sampai arak bunga buatan Riana tidak tersentuh sama sekali dihadapannya. Walaupun dia ingin minum arak bunga lagi, dia akan lebih memilih untuk menunggu kiriman Sasa datang padanya dari pada meminum arak Riana.

SOUL ANGEL HEART (Season 2) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang