BAB 4 - Water Angel.

72 13 0
                                    

“Vanya adalah nama yang bagus, terlihat kuat, bijak, dan juga cerdas,” puji Rista.

“Ibu, sebenarnya apa yang terjadi padaku? Aku merasa aku seperti sudah lama tertidur cukup lama, aku seperti kehilangan jati diriku.”

Sasa terburu-buru menjawab, “Kau terjatuh diatas langit saat terbang bersamaku, ini Keluargamu,” bohong Sasa. “Vanya kau harus istirahat lagi, saat kondisimu sudah membaik ... akan aku tunjukkan sesuatu padamu.” Sasa langsung menyelimuti tubuh Vanya, lalu keluar kamar bersama Ibunya.

“Bu, terimakasih. Terima kasih juga kau menganggap Vanya seperti anakmu juga. Sekarang aku sudah punya saudara. Tapi Bu, bagaimana cara menyembunyikan wujud aslinya? Aku hanya takut jika orang lain melihatnya, dia pasti akan dibunuh.”

Rista mengangguk paham.

Rista dan Sasa masuk kedalam kamar lagi, dimana Vanya sudah tertidur kembali. Rista mengulurkan kedua tangannya diatas tubuh Vanya, sehingga semburan kilapan bunga-bunga kelopak dari tangannya keluar menjalar banyak diatas tubuh Vanya. Bunga-bunga itu terus berusaha menutup Simbol Trisula di dahi Vanya, bahkan Simbol Trisula itu terus berkedip menyala terang seperti saling adu lawan bersama kelopak bunga itu. Berselang lama Rista berjuang, akhirnya dia mampu menutupi sepenuhnya simbol itu. Rista bahkan sampai dibuat lemas dan hampir saja jatuh, jika bukan Sasa yang menahan tubuhnya dari belakang.

“Simbol itu tidak bisa dihilangkan, karna itu indentitas dirinya sendiri, Siluman tetaplah Siluman Iblis.”

“Ibu, apakah setelah ini, tidak akan ada yang dapat mengenalinya lagi,” tanya Sasa yang begitu penasaran.

Rista menatap anaknya yang menunduk meremas gaun bajunya. “Lebih baik jika dia tidak keluar dari tempat ini Sasa.”

Sasa menggelengkan kepalanya tidak setuju. “Tapi Vanya juga menginginkan makanannya untuk bertahan hidup Bu, jika dia tidak makan-” perkataan Sasa terputus.

“Jika begitu, jangan biarkan dia sampai bertemu orang yang lebih Mulia. Karna dia pasti akan mengenalinya.”

“Siapa Malaikat Mulia itu Bu?”

“Aku juga tidak tau siapa Malaikat itu, yang pastinya bukan Raja dan juga Ratu. Aku juga tidak bisa menebak, karna penghuni istana menyimpan rahasianya masing-masing, mereka sangat tertutup. Kalian harus berhati-hati, dan saling menjaga. Jika dia mati, kau juga pasti akan mati.” Rista menghilang begitu saja disana seusai mengatakan itu.

Sasa menelan ludahnya. Sebenarnya, dia sudah tau akan hal itu sejak awal saat dia menempatkan Vanya bersamanya. Entah kenapa dia terus-terus begitu ingin bersama Vanya, bahkan rela melakukan banyak hal untuk menjaganya, padahal dia baru pertama kali bertemu dengannya.

Vanya yang harus ditakuti, dibunuh, kini dia justru malah sayang dan ingin menunjukkan betapa setianya dia, seperti seorang pelayan baginya. Ini memang sangat jauh atas perlakuannya pada Riana dulu, dibanding dengan Vanya. Ibunya sendiri yang baru pertama kali melihatnya, justru menjadikan Vanya sebagai anaknya, dan rela memberikan sebagian roh jiwanya untuk membangkitkan Vanya.

Hari-hari berlalu, Vanya sudah kembali sehat. Dia selalu menunggu Sasa pulang, sambil menikmati beraneka kacang-kacangan dan juga buah-buahan. Dia yang tinggal disana tidak perna kekurangan apapun itu. Vanya menjalani kehidupannya layaknya seperti seorang Peri. Dia juga belajar sedikit mantra dari Sasa untuk menumbuhkan bunga-bunga dilembah.

Sasa yang melihat Vanya duduk melamun dibale bambu, dia langsung mengejutkannya. “Vanya! Lihat, aku bawakan sesuatu untukmu.” Sasa langsung memeluknya.

Vanya hanya tertawa menarik Sasa duduk disampingnya. “Apa itu?” Vanya mengambil bola kecil ditangan Sasa yang menyala kedap kedip seperti lampu bewarna biru.

“Ini bayaranku selama menyediakan minuman arak bunga di Istana langit. Ini bola energi jiwa 1000 tahun, jika kau memakannya kekuatanmu akan bertambah.”

“Hah, serius, apa aku bisa menjadi Peri sepertimu!”

Sasa tersenyum kecut. Sebenarnya dia memang ingin menjadikan Vanya seperti Peri, hanya saja, kata Ibunya Siluman tetaplah akan seperti itu, tapi jika dia berusaha tatap mencoba, mungkin tidak ada salahnya juga. “Tentu saja. Ayo makan!”

Vanya menelan bola itu. “Kenapa rasanya ... energi jiwa ini meledak-ledak didalam organku.”

“Tidak apa-apa, memang seperti itu jika pertama kali memakannya.”

Vanya merasakan panas kuat didalam tubuhnya, karna energi yang dia makan saling bertentangan dengan dirinya. Vanya pinsan, dan Sasa tau itu, dia sengaja membiarkannya. Dia ingin Vanya berwujud Siluman tapi masih ada sisi Peri, walaupun itu sedikit saja, itu tidak apa-apa. Dia yakin Vanya dapat lalui itu semua.

                             ***

Malaikat Air setengah Peri duyung bernama Vano duduk terdiam diruang gelapan dan hampa, dia memang sering menyendiri setiap harinya. Dia punya tugas khusus di Istana langit, yaitu menurunkan hujan, petir, dan badai secara bersamaan. Namun, jika dia sudah mengerjakan tugasnya dia akan memilih tinggal di suku Klan, yaitu dibawah dasar laut paling dalam.

Dia sebenarnya sedang memikirkan sahabatnya, yang menghilang bertahun-tahun semenjak Klan itu dimusnahkan. Dia tau sahabatnya itu tidaklah mati, karna waktu itu dia datang menolongnya untuk membawanya bersembunyi diluar angkas. Tapi saat dia diluar angkasa, ternyata ada Pavlo dan juga kekasihnya disana yang sedang mengatur perbintangan dilangit.

Vano yang tidak ingin Sahabatnya itu diketahui, dan dibunuh, dia langsung menyuruhnya pergi bersembunyi dan menemukannya lagi didasar laut. Tapi kenapa hingga saat ini Danya belum bertemu dengannya?

Apakah dia sudah ditangkap oleh Pavlo, jika dia sudah ditangkap, itu sangat mustahil, karna waktu itu Pavlo sepertinya tidak perduli ada Danya disana, walaupun dia tidak melihat Danya, dia pasti sudah mencium aromanya dari jarak jauh. Terlebih lagi hingga saat ini, Pavlo juga belum melaporkan atas perbuatannya yang telah berhianat pada Raja dan Ratu.

Lalu, apakah benar itu Pavlo yang menyembunyikan Danya? Tidak, lagian buat apa Pavlo lakukan itu semua, dia dan Danya tidak perna menjalin pertemanan, kedua dari mereka hanyalah musuh. Tapi jika Pavlo memang sudah membunuhnya. Itu juga tidak mungkin, karna jika Danya mati, pasti dia sudah mencium aroma darahnya dimanapun itu.

Vano yang setiap hari memecahkan misteri itu sampai dibuat pusing dan stress. Benar-benar sulit untuk ditebak, benar-benar sulit untuk dipastikan. Dia mau menuduh Peri Riana juga tidak mungkin, karna dia hanyalah gadis lemah dan juga suci, bila dia bertarung dengan Danya pasti dia mati. Terlebih lagi Riana hanyalah gadis polos, tidak mengerti apa-apa, dia pasti hanya tau yang bersamanya itu adalah temannya, bukan Siluman.

Tapi jika Pavlo beritahukannya pada Riana, itu juga tidak mungkin, karna Pavlo tidak suka banyak bicara, lagian mana mau juga Pavlo melibatkan Riana cintanya itu, sampai berujung mengancam nyawa.

“Yang Mulia, kami sudah mencarinya diseluruh penjara Istana, tapi Pangeran Danya tidak ada disana,” kata Peri kristal yaitu pelayan Vano.

“Bagaimana dengan Adiknya apa dia disana?”

“Maaf Yang Mulia, saya juga tidak tau seperti apa wajahnya.”

Vano menarik nafas. “Betul katamu, aku sendiri juga tidak tau seperti apa wajahnya, bahkan namanya sendiri aku juga tidak tahu. Dulu-dulu aku begitu ingin melihatnya, tapi Keluarganya selalu menyembunyikan dia didalam goa. Bahkan Danya sendiri juga melarangku melihat Adiknya itu.” Vano tertawa hambar mengingat masa-masa itu. “Mereka berkata, itu sangat berbahaya. Jika sekali aku melihat Putri itu, aku pasti akan jatuh cinta padanya dan tidak akan perna bisa melupakannya, karna itu ada kaitan dengan kutukannya.”

Pelayan Peri itu menunduk dan berkata, “Saya turut terbawa perasaan, mendengarnya Yang Mulia.”

“Aku yakin Putri itu juga pasti belum mati, kutukannya itu sebenarnya membawa dampak baik untuk melindunginya juga. Tidak apa-apa! Aku akan tinggal sementara di Istana langit untuk mencarinya.”

“Tapi Yang Mulia, bagaimana dengan Ratu? Bukankah Ratu sangat membencimu, dan tidak ingin melihatmu. Ratu bahkan selalu berpikir bahwa kau ini ingin menyaingi Pavlo dan juga Revano. Saat kau diberikan gelar sebagai Putra Mahkota pembantu, Ratu terus saja menyudutkan kesalahanmu, dan mempermalukan dirimu dihadapan semua Malaikat. Tolong Yang Mulia aku hanya takut dia tau rahasia terbesarmu.”

SOUL ANGEL HEART (Season 2) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang