Part 1 : Haechan

321 38 0
                                    

enjoy~

Lee Haechan adalah tipe orang yang akan menghilang, berbaur di keramaian atau lebih jelasnya tidak mencolok sama sekali. Rutinitas yang sama berulang setiap hari. Dia pernah berpikir untuk menjalani kehidupan seperti superhero yang akan menyelamatkan dunia, tapi sayangnya dia tidak bisa terbang, dia juga tidak memiliki keberanian untuk mengenakan celana merah di bagian luar seperti "Internal Affairs" (Film thriller kriminal Hong Kong tahun 2002), dan juga zaman sekarang membawa senjata ke mana-mana adalah kejahatan. Dia juga membayangkan menjalani kehidupan cinta romantis yang penuh gairah seperti dalam "Beauty and The Beast", tetapi hampir tidak mungkin menemukan wanita yang baik seperti Emma Watson (Pemeran aktris utama wanita dalam film).

Jadi, pada akhirnya, Haechan hanyalah manusia biasa yang juga memiliki kehidupan amat sangat biasa. Dia memiliki harga diri yang rendah tetapi dia tidak sedih. Sebagian besar waktu dalam hidupnya, Haechan selalu tersenyum dan bahagia. Mimpi terbesar Haechan adalah menjadi miliarder dalam semalam, jadi dia selalu membeli tiket lotre.

Sementara itu, Haechan bingung bagaimana mengemasi tempat tidurnya sendiri. Setelah lulus SMA, Haechan tidak mau melanjutkan studi ke universitas, dia tinggal di rumah sepanjang waktu sampai ibunya tidak tahan lagi melihatnya seperti ini, jadi dia mengancam akan memotong uang jajan yang biasa Haechan gunakan untuk membeli tiket lotre dan memaksanya pergi belajar di universitas.

Bagi Haechan Universitas merupakan tempat yang penuh dengan harapan dan impian. Dari luar terlihat seperti tempat dimana berbagai kelompok berkumpul, tetapi jika di lihat lebih dekat itu lebih seperti tempat pria dan wanita berkencan dan lebih mengenal satu sama lain. Beginilah pandangan Haechan tentang universitas, sifatnya memang sangat ekstrim. Tepat ketika Haechan sedang berpikir keras, sebuah suara memotongnya,

"Kamu juga akan tinggal di kamar nomor 607?"

Haechan berbalik untuk melihat pria yang sedikit lebih pendek darinya dan memiliki dua warna rambut, putih di bagian dalam hitam di bagian luar dan dia membawa banyak barang bawaan sambil berdiri di hadapannya (Haechan). Orang itu membuka mulutnya,

"Sepertinya kita akan menjadi roommates, namaku Renjun."

"Haechan." Haechan tersenyum sambil mengamati orang didepannya: Kulit seputih susu dan ukuran badan yang sangat mungil, bisa Haechan tebak pria ini sepertinya lebih muda sedikit darinya.

"Berapa umurmu? Aku 17 tahun."

"Aku 16."

Sebenarnya Haechan sudah berumur 18 tahun tapi dia sangat tidak tahu malu untuk berbohong, dan dia bertingkah seperti tipe wanita pada umumnya yang sangat tertutup untuk membocorkan usianya kepada orang-orang.

"17? Kamu masih sangat muda tapi sudah masuk kuliah?"

"Haha." Tawa Haechan menjadi sedikit kering.

Berdasarkan pengamatan Haechan, teman sekamar barunya adalah seorang introvert, karena ia tampaknya hanya sibuk dengan komputernya dan melakukan beberapa hal rahasia di komputernya yang tidak dapat diketahui orang lain. Selebihnya, dia agak baik. Hmm, akan seperti apa kehidupan kuliahku nanti? Memikirkan hal itu, Haechan tertidur saat dia bermimpi memenangkan lotre dan menjadi miliarder dalam semalam.

***

Haechan sudah mengelilingi universitasnya beberapa hari sebelumnya, jadi ketika tidak ada kelas untuk hari itu, dia pergi untuk membeli tiket lotre dan menggoresnya dengan koin sambil berjalan kembali ke asrama. Ketika lapisan perak tiket tergores, wajahnya menjadi hitam seketika,

"Ssibal, apa gunanya aku memimpikan ini semalam jika ujung-ujungnya tidak menang juga?"

Saat dia mengatakan itu, dia menggunakan kunci untuk membuka pintu kamarnya, dan di sana berdiri seorang pria, sedikit lebih tinggi dari Haechan, berdiri di luar pintu.

I Don't Like Man If Not YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang