enjoy~
Haechan memastikan Mark menurunkannya di halte bus yang jauh dari rumahnya. Dia tidak ingin orang tuanya mengetahui hubungan mereka.
"Haechan."
"Hmm?"
"Apa kamu berniat untuk bersamaku selamanya?" Haechan agak terkejut dengan pertanyaan itu.
"Kenapa Mark hyung menanyakan ini padaku? Apakah kamu sudah bosan denganku? Buang jauh-jauh pikiran itu hyung. Aku akan terus mengganggumu di kehidupan ini dan selanjutnya."
Jika berhubungan dengan cinta, Haechan sangat keras kepala. Dia tidak akan pernah menyerah.
"Cepat atau lambat Ayah dan bundamu pasti akan segera tahu."
Itu adalah topik yang berat untuk dibahas. Bukannya Haechan tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Dia tahu bahwa hubungan mereka, tidak akan berjalan mulus seperti jalan tol. Mengapa pasangan lain tidak bisa menerima mereka dengan mudah?
"Aku mengerti, tapi kita tidak perlu buru-buru kan."
Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Mark memotongnya,"Berapa lama lagi kamu akan duduk di sana? Cepat, keluar dari mobil."
Hari memang sudah larut. Haechan melihat ke luar jendela, mengembalikan pandangannya ke Mark, lalu dengan cepat mengecup pipinya.
"Selamat malam, Mark hyung." Setelah itu Haechan pergi dengan tergesa-gesa.
Mark tidak bisa menahan senyumnya saat melihat betapa malunya Haechan ketika dia mengecup pipinya. Disisi lain, mata Haechan tidak pernah lepas dari mobil Mark.
Ketika mobil itu sudah menghilang dari pandangan Haechan, dia akhirnya berbalik untuk berjalan ke arah rumahnya. Kesepian tiba-tiba menguasainya ketika dia menyadari bahwa Mark tidak berada di sisinya lagi. Saat ini dia sudah tidak terganggu lagi dengan fakta bahwa dirinya menyukai laki-laki. Dia juga tidak terganggu ketika orang lain melihatnya seperti orang mesum karena senyum-senyum sendiri. Ketika kita telah jatuh cinta, semua orang terasa tidak penting lagi. Haechan benar-benar jatuh cinta pada Mark.
***
Keesokan harinya, Haechan mendaftar untuk mendapatkan SIM-nya. Dia tidak main-main dengan kata-katanya! Haechan melakukannya karena dua alasan utama, tentu saja: satu, itu untuk Mark, dua, itu untuk keselamatan mereka, dan karena dia ingin lulus ujian sesegera mungkin, Haechan bersedia melakukan perjalanan panjang nan melelahkan itu ke rumah Mark, berharap dia bisa meminjam mobil Mark. Meskipun merasa lelah, dia tidak akan mengakuinya. Haechan merasa bersemangat memikirkan prospek mengemudikan mobil.
Mark melihat ekspresi sangat bahagia di wajah Haechan setelah membuka pintu, dengan dingin dia berkata,"Kau lagi?"
"Maksudmu aku tidak boleh kesini lagi?" Haechan kembali tersenyum, "Mark hyung sayang~, maukah kamu mengajarkan aku mengendarai mobil? Aku akan tes SIM besok."
"Apa gunanya?"
Mark berkata sambil berjalan ke dapur untuk menuangkan secangkir kopi untuk dirinya sendiri, membolak-balik koran,
"Kamu bertanya apa gunanya? kamu kan tidak menghormati hukum. Jika aku bisa mengemudi, aku bisa mengantarmu berkeliling." Mark mengerutkan kening.
"The bottom is going to drive the top?"
"Ada apa dengan nada itu? Dan bisakah kamu berhenti menjadi jahat sebentar saja?"
"Aku tidak mau."
"Bahkan jika aku memohon?"
"Apa keuntungannya?"
"Tapi aku adalah orang yang akan bersama hyung selamanya..."
"Umm, agak terlalu dini untuk mengatakan hal itu sekarang." Sepertinya tidak ada yang bisa dilakukan Haechan untuk membujuk Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Like Man If Not You
RomanceLee Haechan yang biasa saja bertemu dengan Mark Lee yang luar biasa. This is not my original story.