Part 5 : I NEVER LIKE MAN

149 21 1
                                    

enjoy~

Sejak kejadian di kantin waktu itu. Semua orang berpikir bawah Haechan dan Mark dekat.

Berdasarkan hubungan yang mereka berdua miliki, Haechan merasa tersanjung dan terkesan sangat menikmatinya, karena dia lebih dekat dengan Mark, seperti memenangkan tiket lotre.

Suatu hari, Renjun seharusnya memiliki kencan film dengan seorang gadis, tapi naasnya ditolak, karena itu dia memberikan tiketnya kepada Haechan.

"Kenapa kamu memberikannya padaku? Lalu dengan siapa aku pergi?", kata Haechan sambil memegang tiket.

Renjun menatap langsung ke mata temannya sambil berkata,

"Berhenti berpura-pura. "

Haechan bingung dengan ucapan Renjun. Apa yang dia maksud dengan itu?

"Kalau begitu, apakah kita akan pergi bersama?"

Renjun duduk di depan komputernya dan berkata,
 
"Kau bercanda, aku tidak akan menonton film dengan seorang pria."

"Terus aku pergi dengan siapa?" 

"Jangan mulai. Berhenti berpura-pura. Apa kamu tidak punya tetangga? ajak saja dia."

Kemudian Haechan lari dengan tiket ditangannya dan mengetuk pintu tetangganya. Mark hanya membuka pintu sedikit, karena dia punya firasat buruk tentang Haechan yang muncul di depan pintunya. Dia juga tidak punya niat untuk membiarkannya masuk.

"Mark hyung, ayo nonton bersamaku." Kata Haechan sambil menunjukkan tiket film gratisnya.

"Tidak tertarik."

"Ayolah~ ini film bagus loh. Beauty and Beast 3D."

"Kekanak-kanakan."

"Dongeng favoritku"

Mata Haechan berbinar saat membicarakan film favoritnya.

"Gila."

"Ayolah Mark hyung~ pergi nonton tidak akan membuatmu bosan."

Mark ingin berhenti berbicara dengan Haechan, karena berbicara dengannya hanya membuang-buang energi. Tepat ketika dia akan menutup pintu, Haechan mengancamnya.

"Jika kamu tidak mau, aku akan mberitahu semua orang bahwa Mark hyung bisexsual"

Haechan benar-benar konyol untuk berpikir bahwa ancaman semacam ini akan berhasil padanya. Tapi Mark benar-benar mengabaikannya dan menutup pintu setelah berkata,

"Terserah." Dengan dingin. 

Haechan sudah kebal terhadap perlakuan seperti itu (pintu tertutup di wajahnya berkali-kali sebelumnya) dan dia masih belum menyerah sama sekali dengan menggedor pintu tanpa henti.

Dia harus cepat karena filmnya akan dimulai satu jam lagi. Tidak terpikirkan olehnya bahwa dengan waktu yang terbuang di sini, dia bisa dengan mudah menyeret Renjun ke bioskop sekarang.

Akhirnya, Mark membuka pintu setelah 30 menit Haechan menggedor tanpa henti.

"Oke, baiklah. Aku akan pergi, tapi dengan satu syarat."

"Oke, apa syaratnya?"

Haechan berkata dengan penuh semangat

"Jangan mengganggu ku lagi setelah ini."

Haechan ragu sejenak. Setelah melihat tiket film, dia kemudian berkata "DEAL!", menyetujui kondisinya terlebih dahulu tidak peduli apa Mark tidak tahu bahwa Haechan bukanlah orang yang bisa menepati janjinya. Bioskop itu dekat dengan kampus mereka. Pada malam hari, jalan di luar universitas ramai dengan banyak warung makan yang ramai.
Saat mereka melewati jalan itu, Haechan merasa bosan. Dia melihat ekspresi tanpa emosi milik Mark. Dia masih memujanya seperti hari pertama mereka bertemu.

I Don't Like Man If Not YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang