Chapter 9

3.1K 364 109
                                    

Teruslah berbuat baik. Sebab, tidak ada kebaikan yang lebih baik selain beriman kepada Allah, berakhlak baik, dan bermanfaat bagi orang lain.

— Takdirku Kamu 2 —

🕊🕊🕊

Alvaro mengembangkan senyumnya sepanjang jalan menuju rumahnya. Bagaimana tidak? hari ini dia merasa senang karena dapat salat Magrib dan Isya berjamaah di masjid kompleknya bersama Ayahnya. Biasanya dia ikut ke masjid salat berjamaah Magrib dan Isya dengan Pak Ade, sebab Arvin selalu pulang malam, dan salat di rumah sakit.

"Abang Al, senyum-senyum terus, kenapa Bang?" tanya Elvano yang berjalan di sampingnya sembari dituntun oleh Arvin.

Arvin menoleh ke arah Alvaro. "Kenapa Bang? Abang senang ya salat di masjid?"

"Iya Yah, Abang selalu senang bisa salat awal waktu apalagi berjamaah di masjid bareng Ayah. Biasanya Abang Al selalu sama Pak Ade. Terus kalau ada Ayah, El jadi ikutan salat juga di masjid, kalau nggak ada Ayah, dia nggak mau salat di masjid. Iya, kan, Pak Ade?" Alvaro melirik ke arah Pak Ade yang berada di belakangnya.

Pak Ade hanya mengangguk seraya tersenyum.

"El, kalau Ayah pulang malam, El ikut salat juga ya sama Abang Al dan Pak Ade. Kenapa El nggak mau salat di masjid?" tanya Arvin kepada Elvano.

"El pernah dimarahin seorang kakek karena lari-larian sama Dito anaknya Om Iqbal yang polisi itu loh Yah, katanya ganggu dan berisik, jangan main di masjid lebih baik pulang. Padahal El cuma lari, nggak teriak, yang teriak si Dito, tapi dimarahinya El." Elvano berkata sembari memanyunkan bibirnya.

"Oh gitu, seharusnya El nggak perlu sedih bahkan sampai nggak mau datang lagi ke masjid. Dulu Ayah waktu kecil pernah dimarahin sama diusir sama seorang bapak, tapi karena Ayah pengin di sayang sama Allah, Ayah tetap salat di masjid. Allah itu senang loh hambanya datang ke rumahnya. Masjid itu sering dijuluki rumah Allah, tempat ibadah umat Islam. Kalau El sering salat di awal waktu, terus salat berjamaah di masjid selain dapat pahala, El juga akan di sayang Allah. El mau kan di sayang sama Allah?" Arvin berkata sembari mengusap kepala yang tertutup kopiah putih yang dipakai Elvano.

Elvano mengangguk. "Kalau gitu nanti El mau salat di masjid terus sama Abang Al, Ayah, dan Pak Ade."

"Alhamdulillah, Ayah senang dengarnya," balas Arvin diakhiri senyuman.

Pengusiran anak-anak di masjid sudah menjadi hal biasa yang sering kita lihat, jika anak-anak berlarian atau tertawa didalam masjid itu sudah menjadi ciri khasnya. Tetapi yang tidak wajar kalo yang berlarian atau tertawa itu orang tua maka layak untuk di usir.

Sebenarnya anak-anak kecil  tersebut adalah sosok "malaikat" yang sedang bergembira dirumah Rabb-nya. Bahkan al-Hasan dan al-Husain putra Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra pun pernah naik dipunggung Rasulullah saat sedang melaksanakan sholat yang mengimami para sahabatnya.

Muhammad Al Fatih pernah berkata:"Jika kalian tidak lagi mendengar riang tawa bahagia anak-anak kecil di masjid-masjid. Waspadalah, saat itu kalian dalam bahaya". Maka berbahagialah bila Masjid dan Musolamu masih ada suara Anak Kecil yang masih belajar untuk Bersujud kepada Allah SWT, karena mereka malaikat-malaikat masjid.

Aktivitas salat yang dilakukan orang tuanya memang baiknya dilihat agar ditiru anak sejak dini, terlebih lagi mendekatkan anak-anak ke masjid akan menjadi memori yang patut di tanamkan sedini mungkin. Hanya saja beberapa ulama memberikan peringatan yang perlu di perhatikan oleh orang tua, pertimbangan yang di maksudkan agar masjid sebagai tempat ibadah yang tidak terkurangi nilainya, namun, sungguh hal yang sangat disayangkan saat ini masih banyak diantara jamaah atau pengurus masjid yang tidak sabar dalam menghadapi anak-anak. Mereka takut kebiasaan ribut anak-anak mengganggu kekhusyukan orang yang sedang beribadah di masjid.

Takdirku Kamu 2 [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang