18. DI LABRAK

97 12 0
                                    

Follow Instagram @ntyfitrii_


Happy reading :)

Setelah sesampainya dihalaman sekolah. Sudah banyak Motor yang berjejer rapi diparkiran tersebut.
Dan Motor Al diparkirkan disalah satu jejeran Motor tersebut.

Gina menuruni Motor Al dengan perlahan. Karena Motornya juga lumayan tinggi. Berbeda dengan Al yang lebih memilih untuk melepas helmnya terlebih dahulu.

Kenapa Gina tidak memakai helm?
Jawabnya karena Al hanya membawa satu helm. Buat apa bawa 2 helm, kalo berangkat aja sendirian. Pikir Al.
Padahal sudah memiliki pasangan, tapi tetep aja berasa kaya jomblo.

Tadi Al ia juga sempat menawarkan helm kepada Gina untuk memakai helmnya. Namun sayangnya Gina tidak mau. Al yang sangat paham dengan sifat Gina yang keras kepala, akhirnya diapun pasrah.

Percuma jika dipaksa kalo yang namanya Gina, sekali gak ya tetep enggak! Jadi Al lebih memilih untuk membawa Motornya pelan namun tidak terlalu pelan juga. Alasannya agar bisa terhindar dari bahaya.

"Makasih," ucapnya setelah menuruni Motor milik Al. Dan Al hanya mengangguk sebagai jawaban.

Al menaruhnya helmnya di atas Motor. Dan terlihat jelas Rambut Al yang sangat acak-acakan.

"Coba aja Lo Zidan, pasti udah gue rapiin tuh rambut." batin Gina sembari menatap Rambut Al.
Jika ini Zidan, Pasti Gina sudah merapikan kembali Rambut itu.
Sayangnya ini bukan Zidan tapi Al.
Tidak mungkin ia melakukannya.

Ada rasa canggung dihari Gina  saat dibonceng oleh Al. Walaupun ini bukan pertama kalinya Gina dibonceng oleh Al. Namun tetap saja rasanya canggung. Karena yang terakhir kalinya pun, saat masih kelas 1 SMA, dan itupun karena paksaan dari orang tuanya.

Jika boleh bilang, sebetulnya Al juga tak kalah canggung. Namun yang namanya Al sangat pintar untuk menutupi kecanggungan tersebut, dan bersikap seperti biasa saja.

"Aku duluan, yah" pamit Gina.
Lagi dan lagi, Al hanya menjawab dengan anganggukan. Setelah itu Gina berjalan pergi meninggalkan Al diparkiran untuk menuju kelasnya.

Bukannya dia tidak mau berbicara.  Untuk menutupi kecanggungan, Al masih bisa. Tapi jika untuk berbicara dia takut jika salah ngomong.
Nanti malah dikira Ajis gagap lagi.

Al memandang kepergiaan Gina dari belakang. Dia tersenyum tipis, sangat tipis dan tidak akan ada yang tau jika dirinya sedang senyum.
Akhirnya dia lebih memilih untuk memasuki kelasnya, karena dirinya sudah telat, dan ia pastikan kalau pelajaran pun sudah dimulai.

🦋🦋🦋

Benar saja, setelah sesampainya di depan kelasnya. Al melihat Gurunya yang sedang mengajar.

"Assalamualaikum," salam Al di ambang pintu sembari berdiri.

Yang tadinya sedang fokus dengan pelajaran. Sekarang semuanya mengalihkan pandangannya menjadi menatap Al yang sedang berdiri diambang pintu.

"Waalaikum'salam,"

"Al, kamu tau, kesalahan kamu apa?" tanya Gurunya.

"Iya, Bu. Saya telat."

"Kenapa bisa telat?" tanyanya lagi.

"Maaf, Bu," kata Al mengucapkan maaf.

ALVARO AKSARION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang