14. KECEWA

118 30 5
                                    

Follow Instagram @ntyfitrii_


Happy reading :)

Sesampainya Gina di halaman Rumahnya, Gina langsung menuruni Mobilnya dan berjalan menuju pintu masuk Rumahnya. Karena setelah dia bertemu dengan Zidan, dia memutuskan untuk pulang. Mengingat hari juga semakin Sore, dimana jam juga telah menunjukkan pukul 17:24 Sore.

"Aslamualaikum," Gina membuka pintu dan mengucapkan salam.

"Waalaikum'salam," jawab Tiara dan Ares kompak lalu menatap Gina yang berada di ambang pintu. Karena saat ini Ares dan Tiara sedang duduk di sofa ruang tamunya.

Setelah menutup pintu, Gina berjalan menghampiri Mamah dan Papahnya yang sedang duduk sembari menonton TV. Gina berjalan dengan raut wajah sedih. Setelah sampai di sofa, Gina mendudukkan dirinya tepat di samping Mamahnya.

"Gimana, sayang? Apa kamu udah ngomong, sama Zidan? Terus dia gimana? Dia terima? Atau gak?" begitu banyak pertanyaan yang diajukan oleh Tiara kepada Anaknya itu, yang sedang duduk sembari menunduk.

Kenapa Tiara tidak marah saat Gina bertemu dengan Zidan?

Tentunya Tiara lah yang menyuruh Gina untuk menemui Zidan. demi untuk melancarkan rencananya waktu itu. Tiara yakin, bahwa Zidan itu tidak akan menerima semua itu dan Tiara juga sangat yakin jika bahwa Gina habis diputuskan oleh Zidan. Karena setelah sehabis pulang bertemu dengan Zidan, raut wajahnya pun juga terlihat sedih dan murung.

"Sayang? Ko diem?" tanya Tiara sembari mengelus rambutnya Anaknya itu dengan lembut.
Namun Gina tetap diam dan tidak menjawab bahkan masih dengan wajah yang menunduk tanpa menolehnya.

"Sa-" ucapan Tiara terpotong oleh suaminya.

"Mah," Ares menegur istirnya itu agar tidak banyak bertanya.

"Ya kan, Mamah cuman penasaran, pah." kata Tiara sembari menatap sang suami. Dan Ares hanya mengangguk sembari mengambil secangkir kopi di meja lalu meminumnya.

"Tapi biarin Gina tenangin pikirannya dulu!" pinta Ares dengan lembut setelah menaruh kembali gelas cangkir itu di meja. Tiara hanya mengangguk mengerti.

Hening. Itulah yang dirasakan saat ini. Namun setelah beberapa menit, Gina kembali bersuara guna untuk memecahkan keheningan tersebut.

Gina mendongakkan Kepalanya, lalu menatap Tiara dan Ares bergantian.
"Mah, Pah," panggil Gina lirih.

"Iyah. Kenapa, sayang?" tanya Tiara lembut sembari mengelus Rambut panjang Anaknya itu.

"Tadi kan... Gina ketemu, sama Zidan."
kata Gina lalu Tiara mengangguk.

"Iyah."

"Gina juga, udah ngomong soal yang Mamah suruh ke, Gina."

"Terus, gimana?"

"Kata dia..." kata Gina menggantung ucapannya sembari memainkan jarinya membentuk pola abstrak.

"Dia?" tanya Tiara semakin penasaran berbeda dengan sang suami yang terlihat lebih santai sembari menikmati secangkir kopinya itu.
Sungguh Gina membuatnya sangat penasaran bukan?

Gina mendongak "Katanya, dia mau ko, nerima keadaan aku yang sekarang." katanya sembari tersenyum.

Duar

Diluar dugaan, sangat diluar dugaan.
Tiara dan Ares sangat kaget dengan jawaban Anaknya ini. Bagaimana bisa Zidan itu menerima semuanya. Rasanya tidak mungkin bagi mereka untuk mempercayai itu semua.
Tapi apa benar? Jika selama ini dugaan mereka pada Zidan itu salah? Tapi sungguh Tiara sangat tidak percaya dengan yang dikatakan Gina.

ALVARO AKSARION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang