(Epilog+bonus) Luffy : Parasit

1.3K 113 7
                                    

"Ini tidak ada dalam perjanjian Uta! Mengapa kau menipu ku?!"

Pria bersurai hitam menunjukkan amarah yang mendalam, rasa kecewa, marah, sakit, dan malu rasanya bercampur membuatnya tidak dapat mengartikan apa-apa.

"Tapikan dia sendiri yang memilih untuk bunuh diri, jadi mana ku tau."

Sang wanita hanya mendengus, menatap rendah sang pria yang menangis tak berdaya.

"Parasit. Kau itu hanya parasit yang lebih baik mati, kan? Shishishi~"

Sang pria mendekat kearah Uta, mencekiknya dengan kasar. Membiarkan wanita itu memberontak.

"Kghh kau Luffy, b-berhenti ughh"

Brakk!

"Apa yang kau lakukan, Luffy?!"

"Mengapa kau melakukan itu pada Putri Uta sialan?!"

Luffy menatap kedua pria yang menjadi kakaknya dengan tertawa pilu. "Sadarlah, buka mata kalian. Apa kalian tidak sadar bagaimana pengorbanan [Name] untuk keluarga kita?"

"Apa yang kau maksud, Luffy..?" Ace menatap adiknya dengan aneh, ingatan ingatan masa lalunya bermunculan. Hanya saja, pahlawan mereka adalah [Name]?

Tapi mengapa terganti dengan wajah Uta?!

"Ugh... " Ace meringis pelan, ia merasa kepalanya menjadi ngilu. Ia kembali mengingat dimana ia dan Sabo dengan tega memperkosa [Name]. Wanita yang mereka cintai.

"Haha, ini semua bohong kan? [Name] hanya pergi..." Sabo terduduk lemas, menatap lantainya dengan nanar.

"Ah apanih, begini saja? Tidak seru." Uta menatap malas, memutar bola matanya. Ia kembali menghidupkan sesuatu, membuat para pria di ruangan itu kembali menggila.

Dor!

Suara tembakan yang begitu cepat.

"Papa? Kenapa kau menembak anakmu...?" Uta menatap tak percaya pada Shanks yang menatapnya marah.

"Parasit kau sialan! Anakku, anakku kau bunuh!"

Dor, dor!

Dan tembakan terkahir yang menutup nyawa sang parasit.

"Maafkan aku, [Name]."

End

Bonus scene.

"Eh? Aku ga nyangka Luffy bisa akting menjadi jahat sebagus itu!" Usopp memandang kagum layar lebar di depannya.

"Terimakasih Usopp, shishishi"

"Kakak Luffy sangat kejam, ia bahkan menganiaya dan memperkosa, [Name]." Chopper memandang tidak tega.

"Hoi, itu hanya akting!" Ace dan Sabo berteriak tidak Terima.

"Kau terlihat menjadi ayah yang tak punya perasaan, Kapten." Benn terlihat mengejek.

"Huh, aku juga tak ingin jadi ayah untuk [Name]. Dia kan calon ibu Uta."

Semua kru Akagami memandangi Shanks dengan ilfeel.

"Kau pedo, ya?"

"Tapi aku juga suka sih." Benn ikutan, dan kembali para kru memandang kapten dan wakil mereka yang seperti orang ODGJ.

"K-kenapa aku dikasih peran jahat begitu? Hueee aku gamau lagi! Mana tega aku melakukan hal kejam untuk [Name]!" Uta menangis sesenggukan, memeluk [Name] yang menenangkannya.

"Oii Author, aku yang akan tampil di cerita selanjutnya, ya?" Zoro mencoba menghubungi Author.

"Akan dipikirkan." Nieen menjawab dengan singkat.

"Cih, author gila."

"Jangan menghina Author-chwan kau Marimo!"

"Dasar ero cook sialan, diam aja kau!"

"Superrr! Kenapa kau hampir menutup matamu sepanjang nonton Sanji?"

"Aku, tidak tega [Name] cintaku dilakukan secara kasar." Sanji terlihat sedih membalas ucapan Franky.

"Aku baik-baik saja kok, hanya sedikit cedera karena keinjak beneran." [Name] tersenyum manis pada Sanji yang membuat sang empu langsung mimisan.

"Maafin aku ya, plis maafin aku, eungg" Sabo masih sujud di hadapan [Name], karena ia baru kali ini melakukan wanita dengan kasar jadi canggung dan membuat [Name] cedera.

"Aku tak apa, Sabo."

"Kuharap setelah ini aku menjadi kekasih [Name] yang baik hati, kisah cinta yang manis dan mendebarkan. Sekalian ada adegan snusnu hehe." Ini yang ngucap harapan si Jeki buntung.

"Tangan satu gausah berharap!"

One Piece x Reader 'Oneshoots'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang