What if : Fanfic NC [2/3]

4.2K 291 121
                                    

Vinsmoke Sanji

"(Name), ini pesananmu~"

"Ara Sanji -chan. Arigatō~!" kamu mengambil alih cupcake red velvet dari tangan Sanji. Sanji masih berdiri menatapmu dengan senyum bahagia.

"Seperti biasa, (Name) dengan tubuh kecil dan pikiran dewasanya" ucap Robin terkekeh kecil melihatmu yang memakan Cake buatan Sanji dengan wajah berbinar.

"Aku tidak kecil! Wuwuwuwu!" ucapmu menggeleng-geleng pelan. "Aku sudah besar. Lihat, tubuhku yang sudah tinggi!" Kamu berlari kecil dan menaiki penyangga kapal.

"Hei [Name] hati-ha--- [Name]!!!" Robin langsung berteriak saat kamu tiba-tiba terpeleset dan jatuh ke laut.

Ah, kamu kan tidak bisa berenang...

"Apa aku akan mati sekarang? Uhhh dasar Buah Iblis bodoh!"

Ditengah kesadaran yang kian menipis, kamu melihat siluet pria bersurai kuning menarikmu menuju Sunny Go.

Ternyata aku tidak jadi mati

"Uhuk uhuk! S-sakit hueeee, sakittt" teriakmu meronta-ronta. Sanji dan Robin kelabakan, di kapal hanya ada kalian ber3. Yang lain sedang kekota. Robin mengatakan pada Sanji jika ia akan mencari Chopper dan memintamu bertahan sebentar lagi.

Sanji menggendongmu yang masih menangis. Membawamu kekamar guna bisa membaringkanmu. Tapi--

"Jangan kekamar!! Ada sebuah harta karun yang harus kusembunyikan tidakkkkk!!!" tapi apa daya teriakanmu tidak terdengar oleh Sanji karena kamu berbicara saja susah.

Dan mau tak mau kalian sampai kekamar khusus wanita yang belum sempat kamu bereskan kasurnya.

"Sialllll"

Sanji membaringkanmu kekasur Nami terlebih dahulu. Setelahnya dibereskan sebentar kertas-kertas dikasurmu.

Sanji bukannya tidak memberimu bantuan, tapi pertolongan pertama yang diberikannya dan Robin sama sekali tak membuahkan hasil!

Disaat ia sibuk membereskan kertas-kertas laknatmu, kamu menatapnya sendu dengan sakit yang membara. Bukan, bukan sakit yang kamu pedulikan sekarang, tapi rasa malu saat Sanji membaca fanfic tentang dirinya. Iya dirinya dan kamu.

Uhhh! Jangan salahkan kamu karena sudah berpikir terlalu jauh! Tapi salahkan rasa cintamu yang teramat dalam pada Sanji! Mana peduli kamu kalau umur kalian bahkan berbeda 12 tahun!

Kamu yang 9 tahun dan doi yang 21 tahun.

Walau ga ada kesempatan sih karena Sanji dikelilingi wanita dewasa nan bohai seperti Robin dan Nami.

Tapi tunggu, bukan itu yang harus kamu pikirkan sekarang. Tapi kertas yang ada ditangan Sanji yang sedang dibaca sang empu.

Hah Dibaca?!

Kamu menatap Sanji yang membelakangimu dan masih sibuk membaca kertas milikmu cepat. Di kertas terakhir ia berbalik dan menatapmu lekat.

Uhh maluuu!

Ia mendekat kearahmu, lalu jongkok hingga kepalanya ada didekatmu.

"Aku tidak tau kau pintar menulis [Name] -chan" ucapnya dengan senyumnya yang warbiasyahh tampan.

Kamu hanya bisa berdehem.

"Aku juga tidak tau pikiran dewasamu itu membayangkan hal yang sangat ja----uh tentang kita"

Kamu berdehem kembali.

"Berkatmu, aku bahkan sampai terangsang" ucapnya blak-blakkan. Ingat, umurmu masih 9 tahun dan tentu saja masih bocil! Walau kamu mengerti diingatkan sekali lagi bahwa kamu tuh masih bocahhhh.

Sanji mendekatkan wajahnya kewajahmu. Menyatukan bibir kalian.

Deg

Deg

Kamu berharap bahwa mimpi ini tidak berkahir! Sanji bahkan melumat bibir mungilmu dengan penuh nafsu. Tangannya bahkan menyibak dress selututmu. Menampilkan dalaman bergambar pororo...

Uh, kamu malu.

Sanji meraba-raba tubuhmu yang dibalas lenguhan nikmat dari bibir mungilmu. Sekarang Sanji mah mana peduli disangka Pedhopile. Ia bahkan melupakan komitmennya untuk menyatakan perasaan 8 tahun lagi. Tepat umurmu yang ke 17. Lama emang:"

Sejak ia membaca kertasmu yang penuh gairah, akal sehatnya dah hilang akal. Salahkan dirimu yang memancing jiwa buasnya.

Disaat Sanji ingin menurunkan celana dalammu, kamu teriak tertahan saat Sanji tiba tiba terbang keujung ruangan.

Kamu menoleh pada Nami yang sedang memancarkan aura mengerikan!

"Sanji-san, aku menyesal mempercayakan [Name] padamu. Aku tau kau mulai berubah dan hanya menjaga [Name], tapi tidak mewujudkan obsesimu sekarang. Bahkan ia sedang sakit" Robin berkata dengan kasihan.

"Setidaknya tahan nafsumu untuk beberapa tahun Sanji" Usopp juga ikut menatap kasihan.

"Kau dikurung untuk tidak menemui [Name] Sanji. Setidaknya tidak mendekatinya karena kau adalah Cheff kami" ucap Luffy mengangguk-angguk. Zoro mah dh ketawa. Chopper langsung memeriksamu. Dan yang lain diminta keluar dengan Nami menyeret Sanji untuk diberi hukuman.

"Tidakkkk! Jangan pisahkan aku dengan [Name] !!!!"

Usopp

"Yo, y/n"

"Usopp--" teriakmu saat mengetahui ia sudah kembali. Kamu bahkan menangis sekarang. 2 tahun lamanya kalian terpisah. 2 tahun lamanya kamu menahan rindu.

"Usopp"

"Usopp"

Teriakmu membebamkan wajahmu dibahunya yang sudah kekar.

"Tenanglah y/n, aku tidak akan kemana-mana setelah ini" ucapnya menenangkanmu. Kamu tersenyum lebar saat Usopp sudah berubah. Tubuhnya dan bahkan sifatnya.

Kalian memilih untuk menemui kru lain saat ada panggilan.

.
.

"Apa yang kau lakukan selama ini y/n" tanya Usopp dengan raut penasaran.

"Ah, saat selesai latihan aku biasanya menyelangi waktu dengan menulis" balasmu menggaruk tengkuk walau tidak gatal. "Tenang saja, aku sudah kuat Usopp. Aku bisa melindungimu sekarang!" kamu berkata dengan sangat bangga.

"Tidak bisa begitu y/n, tentu saja Kapten Usopp ini yang akan melindungimu" balasnya tak kalah semangat.

"Hai', senchō" kamu mempraktekkan gaya hormat.

Nami yang sedari tadi tertarik dengan percakapan kalian mndekati kalian dan mengambil kertas yang ada didalam tasmu entah gimana bisa cepat banget gitu.

Ia membaca kertas itu dengan tatapan tak percaya. Kamu yang sedari tadi mendengar suara kertas akhirnya berbalik untuk melihat.

Kamu terkejut saat mengetahui Nami tengah membaca ceritamu!

Kamu berdiri guna merebyt kembali kertas milikmu. Tapi apa daya Nami lebih dulu berkelit. Tapi salah satu kertas digenggaman Nami terlepas dan melayang.

Kamu reflek berteriak dan mencoba untuk mengambil kertas yang terbang itu. Usopp yang paham situasi berinisiatif mengambilnya.

Saat ia mendapatkannya ia penasaran karena kamu tadi mengatakan kamu menyelangi waktu dengan menulis.

Kamu terdiam membatu apalagi saat wajah Usopp mulai memerah sepenuhnya! Ia berjalan mendekat kearahmu dengan gemetar.

"Y-y/n kita terlalu jauh untuk melakuakn ini. Pertama kita harus pacaran dulu, setelah memang cocok kita menikah. Setalahnya baru kita berpikir untuk membuat anak." jelasnya yang membuatmu makin malu. Kru lain dh pada memperhatikan.

"A-aku mau punya anak 2. Dan aku tak keberatan jika kita hanya saling pelukan dan ciuman" Usopp memelukmu lalu mencium dahimu.

Kamu langsung tepar.


Yeayy, double up ga tuh:v

One Piece x Reader 'Oneshoots'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang