Deka duduk di sofa ruang tamu, ia memijat pelan belakang lehernya. Capek juga duduk menyetir mobil kurang lebih 5 jam, kenapa tidak menggunakan supir saja? hanya alasan sepele, ia tidak ingin waktu dengan Anya ada yang mengganggu.
Mobil yang mereka tumpangi juga dikawal oleh beberapa bodyguard yang disewa oleh Deka. Selama perjalanan tidak ada percakapan yang bertahan lama karena Anya yang tertidur pulas.
"Deka ini ada berapa kamar?" Anya baru saja dari dapur untuk mengecek bahan makanan.
"Hanya ada tiga kamar saja, mungkin ada dua kamar yang kosong." Deka menegakkan duduknya.
"Maaf tadi ketiduran," Anya duduk, ia menundukkan kepala.
Deka mengangkat tangannya dan mengusap pelan kepala Anya, "Tidak apa-apa, mau lanjut istirahat?"
Anya mengangguk, ia berdiri setelah melihat Deka yang berdiri. Mereka berjalan beriringan, sampai berhenti di depan kamar utama yang berada di lantai dua dan hanya ada kamar itu saja.
Suasana kamar yang terlihat tenang dengan jendela yang menghadap ke arah rumah-rumah. Ruangan yang luas dengan warna dinding yang senada dengan benda-benda yang ada di kamar itu.
Anya berjalan menyusuri setiap area ruangan itu dan berhenti di dekat jendela. Kaca tembus pandang yang tidak bisa dibuka, ia melihat ke samping dimana ada pintu yang menuju balkon.
Ia keluar dan melihat langit senja secara langsung, "Suka?"
Anya menoleh dan melihat Deka yang sudah ada di sampingnya, ia mengangguk pelan dan melanjutkan untuk melihat senja.
"Di dekat sini ada wisata aquarium safari, besok mau kesana?"
"Aquarium? yang tempatnya bentuk tabung besar?" Anya menanggapi dengan cepat.
"Iya, mau?"
Anya mengangguk cepat, "Mau!"
"Cantik." Deka melihat wajah serius Anya.
"Iya cantik," Anya menolah.
Mereka saling bertatapan seakan dunia hanya milik mereka berdua, kali ini senja menjadi saksi debaran jantung kedua manusia itu.
•••
Jam berbunyi dengan dentuman sebanyak tujuh kali, yang menandakan sekarang sudah pukul 7 malam. Rumah itu sunyi karena di huni oleh 2 orang saja.
Kedua orang itu sedang ada di ruang tengah dan menonton film, itu permintaan dari Anya yang merasa tidak ada pekerjaan yang harus ia selesaikan. Hah dirinya saat ini sangat jenuh dan membutuhkan sesuatu yang menyenangkan.
"Deka..." Deka yang sedang duduk dan fokus kearah televisi kini terfokus pada Anya.
"Kenapa hm?"
"Ga jadi." Kini Anya mencoba untuk fokus ke film yang sedang diputar, Deka mematikan televisi dan berdiri.
"Eh kenapa dimatiin?" Anya menatap heran. Deka tidak menanggapi, ia berjalan ke kamar. Sedangkan Anya hanya melihat saja
"Ini, kita jalan-jalan keluar." Anya mengedipkan matanya, ternyata Deka mengambil jaket untuk ia pakai.
"Jalan kaki?"
"Naik sepeda"
"Emang ada?" ia tidak pernah melihat sepeda yang ada di garasi sewaktu memasukkan mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEKANYA
RandomMenikah? Apakah itu penting? Anya Pradipta seorang wanita yang selalu menjalankan kehidupan sesuai dengan alur dan apa yang diinginkan. Ia terlalu sibuk untuk memikirkan kehidupan masa depan yang cerah dengan cara menikah. Bukankah singel sekarang s...