Love Or Whatnot - LOW - 28

4.3K 442 10
                                    



Jangan lupa vote, komen, share, dan follow akun WP ini + IG @akudadodado.

Thank you :)

🌟


Hari ke-340

Ariel terbangun karena suara pintu depan dan panggilan Fanny. Tubuhnya otomatis terlonjak dan melihat ke sisi ranjang yang kini sudah kosong. Kepanikannya yang sempat melesak naik tadi kini mulai reda dan ia terkekeh karena merasa seperti anak remaja yang akan tertangkap tangan ibunya melakukan hal-hal tidak senonoh.

Ia dapat merasakah kulit wajah di pipinya terasa panas hingga ia perlu mengibasi dengan tangan ketika kata senonoh terlintas di kepalanya, diiringi dengan kejadian semalam yang semakin membuat warna kulitnya memerah bak tomat.

Ariel tidak tahu tepatnya kapan ciumannya berakhir dan kapan cuman Asa dimulai, yang ia tahu hasrat membutakannya hingga mereka berakhir di ranjang tanpa busana. Kegelisahannya dibaca oleh Asa yang menindihnya dan bibir pria itu tidak berhenti menciumi setiap jengkal wajah Ariel.

"Kenapa? Mau berhenti?" tawaran Asa dijawab dengan gelengan kencang oleh Ariel.

Kedekatan mereka ini bukan sesuatu yang dapat dimimpikannya, tetapi terjadi sekarang dan hampir membuat jantungnya meledak.

"Yakin? Aku nggak masalah kalau berhenti. We can cuddle." Kedua siku Asa berada di sisi kepala Ariel. Memijat pelan kepalanya dengan wajah mereka yang superdekat. Mata Asa menatapnya lekat dan untuk pertama kalinya ia merasa terlihat di sana.

Is it worth it? tanyanya pada diri sendiri. Terlihat di saat seperti ini apakah worth it? pertanyaan itu kembali terulang di kepalanya. Lo adalah pelariannya dari patah hati, Ri. The rebound girl, lanjutnya mengingatkan.

Tapi ini kesempatan terakhir yang lo punya. Setelah ini lo nggak bakalan bisa lagi. Dia bakalan kembali ke Gita dan lo patah hati sendiri. Suara lain dikepalanya membuatnya menutup telinga pada sisa akal sehatnya. Segala perasaan buruk yang ditekannya selama ini kembali muncul ke permukaan. Mendominasi Ariel.

Kedua tangan Ariel memegangi sisi wajah Asa. Merasakan kulit yang ditumbuhi bakal janggut yang menusuk permukaan tangan. Menyusuri bibir serta hidung dan terakhir mata pria itu. Menarik wajah Asa sehingga bibir mereka kembali menempel. Memberikan jawaban pada pria itu tanpa perlu menyampaikannya melalui kata-kata. Membiarkannya kembali mengikuti instingnya yang buruk, tapi kali ini ia tahu karena ini akan menjadi yang pertama dan terakhir dan Ariel berniat untuk menikmatinya. Membiarkan seluruh indra perasanya merasai pria itu.

Membiarkan aroma musk bercampur keringat tipis yang mengisi dahi Asa memasuki paru-paru. The scent makes her feel comfortable. Feel like home. The home she will never have. Untuk menghilangkan pemikiran itu, Ariel memperdalam ciumannya sebelum membiarkan Asa mengambil alih dan mengistirahatkan sukmanya agar dapat menikmati saat ini.

"Don't cover your mouth. I want to hear your voice."

Asa menarik tangan yang menutup mulutnya. Menahan diri untuk tidak berteriak atau mengeluarkan suara-suara aneh yang mengancam keluar dari tenggorokan ketika Asa menarikan lidah di sekitar dada Ariel.

"Nggak mau. Suaranya aneh," cicit Ariel di antara mulutnya yang terbekap oleh tangan yang berhasil dilepaskan dari cengkeraman lembut Asa. Tanpa sengaja tadi suara itu lolos dari tenggorokan tanpa sempat ditarik kembali olehnya. Ini adalah ranah yang baru dijamahnya setelah hidup 29 tahun.

Love Or Whatnot (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang