Love Or Whatnot - LOW - 25

3.7K 409 2
                                    



Jangan lupa vote, komen, share, dan follow akun WP ini + IG @akudadodado.

Thank you :)

🌟


Hari ke-317

Ariel terbangun karena deritan pintu kayu yang nyaring. Pintu kamarnya terbuka sedikit sehingga cahaya memasuki kamar yang remang-remang lantaran hanya lampu tidur miliknya yang menyala. Ia mengucek mata dan melihat ke asal suara sambil duduk di ranjang. Ariel tahu pasti kalau punggung Asa membelakanginya tanpa kacamata dan pria itu menoleh begitu mendengar panggilannya. Dari aroma sabun yang tercium, Ariel tahu kalau pria itu sudah mandi.

Ya iyalah, lo memangnya nggak lihat kalau that damn specimen still wearing towel? sindir suara dalam kepalanya. Ariel memutuskan pandangan dari handuk yang membuat pikirannya berlari liar dengan cepat.

"Sa?"

"Eh, gue bangunin lo, ya? Sorry, sorry. Gue lupa kalau hari ini harus pakai batik disuruh sama bos, buat meeting." Asa mengeluarkan kemeja batik berwarna hitam dengan corak cokelat yang masih dilapisi kain poliester dari lemari. "Balik tidur aja, gue sudah mau keluar juga."

Ariel membuka comforter dan mengambil ikat rambut yang diletakkannya di nakas samping ranjang, lalu mengenakan kacamatanya. Mengikat rambutnya asal di atas kepala lalu mengecek jam di ponsel. Pukul enam. "Sudah sarapan?" tanyanya.

Karena jam pulang mereka yang selalu tidak sesuai untuk Ariel mengajak makan malam bersama, ia harus berusaha ekstra agar matanya dapat terbuka di pagi hari agar dapat sarapan bersama Asa dua minggu terakhir. Apalagi memang tujuannya kalau bukan untuk menghabiskan waktu bersama-sama?

Ariel keluar kamar, membiarkan pintunya terbuka agar dapat mendengar jawaban Asa.

"Belum. Tapi lo tidur aja. Kan lo juga baru balik lewat tengah malam."

"Gue nggak bisa tidur lagi kalau sudah kebangun." Alasan yang selalu diucapkannya saat Asa mencoba menolak karena segan. Ariel mengeluarkan roti dan memasukkannya ke dalam pemanggang. "Mau roti lapis telur keju atau selai stroberi saja?" sementara menunggu jawaban Asa, Ariel mengambil piring dan mengeluarkan beberapa butir telur untuk direbus. Kalau memang Asa tidak mau, ia dapat membawanya ke studio nanti untuk asistennya.

"Telur dan keju, thank you." Asa keluar kamar dengan kemeja batik dan pantalon hitamnya.

Aroma segar yang tadi sempat dihidu oleh Ariel kini sudah digantikan dengan aroma musk dari parfum yang pria itu gunakan. Memenuhi ruangan dan membuat Ariel menarik oksigen dengan rakus. Oh, ia benar-benar rakus akhir-akhir ini.

Begitu telur matang, ia mendinginkannya dengan mangkuk yang sudah diisi es batu serta air dingin. Di mangkuk lain, ia menyiapkan mayones, susu UHT, garam, lada bubuk dan keju. Setelah telur dapat dikupas, ditambahkan juga ke dalam mangkuk tadi dan terakhir dihancurkan. Roti yang sudah dipanggang kemudian diolesi telur tadi dan kini setengahnya sudah masuk ke dalam mulut Asa yang berdiri tidak sabaran di sebelahnya selama ia membuat roti lapis itu.

"Masih banyak isiannya, mau buat dibawa ke kantor?" tawar Ariel sambil terus mengisi roti lainnya dengan telur dan keju. Sebelum pria itu sempat menjawab lantaran mulutnya penuh dengan roti, tangannya sudah mengambil tempat makan dan memasukkan roti ke dalamnya. Memberikan pada Asa yang menyengir lebar, warna kuning dari telur mengisi giginya dan membuat Ariel tertawa. "Gigi lo kuning semua, jorok."

Love Or Whatnot (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang