3. Mencegah Kela

5 2 4
                                    

“Sesuatu yang belum terlambat masih bisa diperbaiki”
— Ikhsan

Happy Reading




Buru-buru Cesya memasuki gedung tingkat di hadapannya. Tujuannya sekarang mencari Ikhsan, suami Keyla.

“Di mana Pak Ikhsan sekarang?!” bentak Cesya terhadap resepsionis tiba-tiba, membuat resepsionis itu ketakutan.

“M-maaf, atas urusan apa M-mbak mencari Pak Ikhsan?” gugup wanita itu bertanya diselimuti ketakutan.

“Di mana Ikhsan sekarang! Jawab gue! Kalau lu nggak kasih tahu gue, gue penggal kepala lo!” bentak Cesya semakin membuat wanita itu ketakutan.

“Mbaknya jangan macam-macam di sini. Cepat keluar sebelum saya keras kepada anda!” dua security itu datang menyelamatkan resepsionis ini.

Sedangkan Cesya tersenyum smirk menatap kedua security itu. Tontonan dari berbagai mata karyawan tak mengalihkan atensi pada Cesya yang begitu bar-bar tanpa rasa takut kepada security itu, membuat para karyawan disana menggeleng kepala.

“Bapak kalau mau mengusir saya, silahkan kalau bisa!” tegas Cesya tak ambil pusing.

“Mbak dikasih jalan baik-baik malah kayak gini. Terpaksa saya pakai cara kasar kepada anda!” nada tinggi salah satu security.

Dengan cepat kedua security itu mendekat, menarik lengan Cesya kasar, namun usahanya gagal, saat Cesya menendang dan meninju dua security itu hingga babak belur disaksikan karyawan disana.

Karyawan disana diam, tak membantu sedikitpun dua security itu untuk mengusir cewek itu. Mereka merinding saat melihat aksi cewek tersebut kepada penjaga kantor.

Tubuh Cesya berbalik sekarang setelah menyelesaikan aksinya kepada security itu. Bola matanya menatap tajam resepsionis di hadapannya.

“DI MANA IKSAN SEKARANG?!” bentak Cesya untuk ke berapa kalinya.

Keringat dingin disertai perasaan takut membalut wanita ini, tak berani menatap Cesya dan menunduk ketakutan.

“P-pak I-ikhsan ...”  belum sempat selesai bicara, Cesya kembali membentak wanita itu.

“DI MANA SEKARANG! KALAU LO NGGAK JAWAB, GUE BERANTAKIN KANTOR INI SEKARANG!” ancam Cesya membuat wanita itu cepat menjawab.

“D-di la-antai 10, n-nomor 5 di sana.” jawabnya dengan terbata-bata.

Tanpa basa-basi Cesya segera berlari ke ruang itu. Saking lamanya memencet lift yang tak kunjung terbuka juga, Cesya bergegas cepat menaiki tangga demi sang sahabat.

Brak!

Tendangan kaki berhasil membuka pintu ruang ini, mengalihkan belasan orang pada seseorang yang datang tak punya sopan santun itu.

“Cesya ...” bingung Ari mendapati teman istrinya itu bisa berada di sini.

“Siapa anda? Berani-beraninya anda masuk—”

Bugh!

Satu pukulan berhasil merobohkan lelaki itu hingga tersungkur ke lantai. Orang-orang di sana terbelak kaget melihat aksi Cesya tersebut. Seorang lelaki yang ingin menolong Ikhsan berdiri ditahan cepat oleh Cesya.

“Kalau lo berani mendekat, sekarang juga gue bunuh dia!” potong cepat Cesya memundurkan langkah lelaki itu.

Cesya mencengkram kaut kerah baju lelaki itu, tatapan tajam serta sadis ia keluarkan sekaligus di hadapan lelaki itu.

The Change [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang