“Semua akan berubah saat waktunya tiba"
— Afkara ReynadHappy Reading
•
•
•
•
•Sinar matahari kini mulai bersinar dengan terangnya dan itu mampu membuat seorang cewek yang masih lelap dalam tidurnya terbangun. Ya, siapa lagi kalau bukan Cesya. Akhirnya dengan berat hati, Cesya terbangun dari tidurnya sambil mengusap-usap matanya. Rasanya males sekali beranjak dari tempat tidur. Akhirnya Cesya memutuskan bergegas menuju kamar mandi untuk segera membersihkan diri.
“Sudah bangun?" tanya lelaki itu menatap Cesya dengan rambut berantakan karena baru saja bangun tidur. Dia tidak memedulikan itu, tujuannya sekarang ingin mandi, bukan berdebat dengan lelaki itu.
“Iya!" ketus Cesya bergegas melangkahkan kaki kembali.
Benar saja, kamar mandi rumah ini hanya satu, terletak di dekat dapur. Rumah sederhana ini namun minimalis memang tak cukup banyak luasnya. Rumah ini hanya tersedia 2 kamar tidur dengan sudut sempit, serta ruang makan dan ruang tamu yang sempit membuat rasanya Cesya ingin pergi dari sini. Terlebih rumah ini tidak sesuai dengan ekspektasinya.
Setelah selesai berpakaian, Cesya siap-siap bergegas menuju tempat usahanya itu. Dengan polesan make up membuat cewek itu menambah kecantikannya terpancar.
“Ayo sarapan dulu, Sya. Ini waktunya sarapan. Bukannya kamu masuk kampus, siang hari? Kenapa sepagi ini kamu sudah siap?" tanya Afka duduk di kursi ruang meja makan seraya mengunyah beberapa lahap makan, lalu menyapa sang istri yang sudah keluar dari kamar.
“Mau kerja. Takut gaji lo nggak cukup menghidupi kebutuhan gue.” nada ketus cewek ini menjawab.
“Insyaallah, gaji saya cukup untuk kebutuhan kamu dan saya.” balas Afka menyungging senyum, menghentikan aktivitas makannya.
Nyatanya perkataan itu, Afka batin dalam hatinya. Apa dia serendah itu di mata semua orang, terus istrinya sendiri. Hingga Cesya berkata seperti itu.
“Kamu nggak usah kerja, saya di sini kepala rumah tangga yang nafkahi kamu, bukan kamu yang seharusnya kerja. Tapi saya lah yang kerja di sini.”
“Lo siapa gue? Nyuruh-nyuruh gue berhenti kerja? Sadar diri, kita nikah karena Ayah gue ngancem gue, kalau gue nggak nikah sama lo, bisnis gue hancur."
Setelah mengatakan itu, Cesya beranjak pergi tanpa berpamitan dengan Afka. Afka hanya menghembuskan nafas panjang, pasrah akan kelakuan Cesya tadi.
“Memang benar kamu terpaksa menikah dengan saya. Tapi, saya berjanji kepada Ayah kamu, untuk merubah sikap kamu lebih baik lagi, Sya. Saya yakin kamu bisa berubah."
🐸🐸🐸🐸🐸
“Nggak nyangka gue, Sya. Lo nikah sama Pak Afka. Perasaan lo nggak ada hubungan sama Pak Afka, eh, tiba-tiba nikah aja lu sama dia. Mana gue kaget lagi, tiba-tiba dapat undangan dari bokap lu secara mendadak.”
Cesya tersenyum getir merespon perkataan Risa.
“Gue nikah sama Pak Afka karena bokap gue ngancam gue, kalau nggak nikah sama Pak Afka, bisnis gue bakal dihancurin. Jadi gue terima deh tawaran bokap gue, daripada lihat bisnis sendiri hancur.”
“Dan soalnya, gue nggak bakal biarin bisnis gue hancur, yang susah payah gue bangun dari nol sampai sekarang gara-gara ancaman itu."
Timpal Cesya membuat kedua sahabatnya itu membulatkan mata sempurna, tak percaya dengan ucapan cewek itu.
“Serius?”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Change [Hiatus]
Teen FictionSeharusnya seorang cewek itu tidak ikut serta dalam dunia motor. Hingga suatu saat ortuanya jengkel dengan kelakuan anaknya, ortuanya itu berniat menjodohkan anaknya dengan anak temannya. Sementara calon suaminya itu menyimpan sejuta rahasia bersama...