Perubahan

336 22 2
                                    

a/n: Okay, ini adalah tulisan HP pertamaku jadi maafkan aku jika ada beberapa kesalahan dalam hal karakter dan lain-lain. Aku juga ingin menekankan kalau ini bukan tulisan yang fluffy. Tujuan utamaku adalah menjaga karakter tetap realistis serta perkembangan romansa antara Draco dan Hermione akan relatif lambat. Ini adalah Post-Hogwarts dan berbeda dari epilog aslinya. Semoga kau menikmatinya!

Catatan penulis: Semua bab yang berhubungan dengan 'Hunted' mengandung karakter dan tema yang bukan milikku! Semua milik JK Rowling, dan itu sebuah fakta karena tulisanku keluar di situs ini, yang berarti aku seorang PENGGEMAR yang menulis FIKSI! Jika aku memiliki Harry Potter, aku tidak akan berada di sini, aku akan pergi membeli pulau dan berlian.

OOO

Ia merengut pada wanita cantik yang berada di sebelahnya. Wanita itu telungkup disalah satu bantal ungu dan Draco cukup yakin wanita itu sudah tertidur. Riasan wajah wanita itu yang sudah berantakan tertutupi oleh rambut yang kusut, kemudian ia mecondongkan sedikit tubuhnya untuk melihat apakah wanita itu sudah terlelap. Napas wanita itu sudah cukup berat untuk bisa menyakinkannya, tetapi Draco tahu wanita itu termasuk orang yang mudah terbangun. Ia memutuskan untuk mengambil risiko. Sang cakrawala berubah warna menjadi ungu kebiruan, warna yang Draco benci, dan ia ingin segera pulang.

Draco bergerak hati-hati dari tempat tidur, berusaha untuk tidak membuat suara. Pria itu melepaskan napas yang ia tahan begitu kakinya mendarat di karpet ungu. Ia mengumpulkan pakaiannya yang berserakan dan tergesa-gesa memakainya lagi, sesekali melihat ke arah wanita yang sedang tidur itu. Draco menyeringai saat mengancingkan kancing terakhir kemeja hijaunya. Ia semakin mahir dalam urusan menyelinap keluar. Pria itu meraih sepatunya yang sudah dipoles dengan sempurna, tetapi sialnya salah satu sepatunya jatuh dari genggamannya, lalu menimbulkan bunyi keras.

Ia merasakan wanita itu bergerak dibawah selimut dan dengan cepat mengambil sepatunya yang terjatuh, lalu memakainya dengan kasar. Draco mendengar wanita itu mengeluarkan erangan, ia pun melakukan segala cara untuk menghindari kontak mata saat wanita itu berbalik menghadapnya. Pria itu memutar bola matanya ketika wanita itu memberikan senyuman mengantuk.

"Mau ke mana kau?" Sang wanita tampaknya berpikir ulang untuk mengelus kakinya. Namun, membuat keputusan untuk tidak melakukannya.

"Aku ada rapat," Draco bergumam dari bibir tegangnya sambil memeriksa semua barang miliknya.

"Baiklah," sang wanita menjawab, mengecek jam, dan menyadari baru pukul empat pagi hari. "Kau bisa pergi kerja dari sini?"

"Itu bukan ide yang bagus," jawab Draco, lalu mengecek kembali tongkat sihir dikantongnya. "Ada yang harus kulakukan."

"Yah," wanita itu mulai ragu-ragu. "Aku nggak keberatan kalau kau kerja di ruangan lain—"

"Dengar," Draco berbalik menghadap wanita itu sambil memijat keningnya. "Polly-"

"Poppy," koreksi wanita itu, kemudian menatap Draco.

"Terserah," Draco tidak peduli dengan kesalahannya. Ia kembali mengecek barangnya untuk yang ketiga kalinya. Pria itu tidak ingin ke sini dan bertemu Poppy lagi. Ia berjalan ke arah pintu, mengabaikan keterkejutan Poppy karena pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal.

Ia kembali ke rumahnya dan menjatuhkan diri di sofa dengan rasa frustasi. Semua kegiatan seperti ini telah membuang sia-sia waktunya. Kenapa begitu sulit mendapatkan seks yang layak? Ia menggeram dan memutuskan untuk mandi setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan. Apabila kehidupan seksnya tidak berjalan dengan baik, setidaknya ia bisa memastikan karirnya berjalan memuaskan. Sebenarnya itu hanya sebuah kebiasaan. Pria itu ragu mungkin sudah bosan akan seks. Demi Merlin ia hanya pria 22 tahun. Tidak, tidak bosan. Tegang saja. Tubuhnya tidak bereaksi seperti yang diinginkan dan tangannya segera digunakan untuk melakukan pelepasan. Itu tidak sama, setidaknya ia bisa menyelesaikannya sendiri. Draco terganggu ketika mengingat jumlah Galleon yang ia habiskan untuk membeli makanan dan kondom.

HUNTED [Terjemahan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang