Mengungkap sebuah rasa

437 42 12
                                    

Ramein dong













Joffy dan Ajeng saat ini sudah berada di kafe kucing yang ingin didatangi sang gadis. Pemuda itu mengaduk ice karamel latte di gelasnya dengan sedotan. Ia menundukkan kepala dan sesekali hanya menatap lawan bicaranya saat dimintai pendapat. Joffy masih memikirkan percakapannya dengan Ajun tadi.

Ajeng tadi terlihat senang sekali usai bermain dengan kucing-kucing gemas yang dibiarkan berkeliaran menyapa para pengunjung. Setelah puas bermain, gadis itu kembali dan mendudukkan tubuhnya di sebelah Joffy. Ia mengambil minuman dingin dengan rasa strawberry dan krim di atas sebagai toppingnya lalu Ajeng minum.

Gadis itu memberanikan diri untuk menepuk pundak milik Joffy, membuat yang ditepuk pundaknya ini menolehkan kepala dan menatap ke arahnya. Ajeng mengambil potongan strawberry di gelasnya lalu menyuapkan potongan buah asam itu ke hadapan Joffy. Sang pemuda hanya menatap lalu kemudian menerima suapan dari Ajeng dengan canggung.

“Aku perhatiin kamu dari tadi diam aja, kamu kenapa? Nggak suka ya sama tempatnya? Mau pergi ke tempat lain? Ada kucing juga kamu nggak main sama mereka,” tanya Ajeng yang menjejali Joffy dengan banyak pertanyaan.

“Gue nggak apa-apa,” balas pemuda itu singkat.

“Yakin?” tanya Ajeng lagi.

Joffy menganggukkan kepala lalu tersenyum ke arah si cantik. “Gue mau nanya sama lo. Lo pernah pacaran? Udah berapa kali?”

“Pacaran ya? Pernah. Mantan aku sedikit tahu, bisa dihitung pakai jari. Aku baru 2 kali pacaran. Kalau kamu?” Ajeng menyendok strawberry cheesecake di piringnya lalu ia makan. Gadis itu suka sekali dengan buah merah nan asam itu.

“Gue....nggak pernah pacaran,” balas Joffy lirih.

“Yang benar kamu? Masak nggak pernah pacaran. Kalau dilihat dari muka, kamu kayak yang mantannya banyak, soalnya kan cewek-cewek banyak yang ngejar-ngejar kamu,” ceplos Ajeng.

“Maksud lo gue playboy gitu? Anjir. Lo udah tahu rahasia gue, jadi diam-diam aja. Gue nggak pintar buat ngungkapin perasaan, Jeng. Gue udah ngerasa ada yang aneh sama diri gue akhir-akhir ini. Lebih tepatnya semenjak kenal sama lo dan lo mulai masuk di kehidupan gue. Dengan datangnya lo bikin kehidupan gue nggak ngebosenin. Kadang jantung gue jadi berdetak nggak karuan. Gue bisa melakukan hal bodoh tanpa gue sadari.”

Ajeng yang berniat menyendok kembali sepotong cake ke mulutnya kemudian ia urungkan. Mendengar semua ucapan Joffy membuat wajahnya memanas. Pemuda itu tidak tahu saja kalau bukan jantungnya saja yang berdetak dua kali lebih cepat, jantung milik sang gadis pun berdetak tidak kalah cepat.

Ajeng tidak tahu harus menutupi wajahnya dengan apa, yang jelas dari tempat Joffy duduk sudah tergambar jelas rona kemerahan di pipi sang gadis. Ia mengibaskan tangannya saat dirasa hawa panas mulai menerpa. Jujur, setelah Joffy mengeluarkan isi hatinya suasana mendadak canggung.

Joffy mengaduk kopinya sedangkan Ajeng malah memakan cake itu sedikit demi sedikit. Sebenarnya tujuan mereka sama. Sama-sama diam untuk mengurai degup jantung yang berdetak semakin menggila. Joffy juga sadar jika wajahnya memanas dan pipinya pasti sudah merah saat ini. Jadi ia semakin turunkan topi hitam yang ia pakai untuk menutupi wajahnya.

“Joffrey.”

“Hum?”

“Kamu nembak aku atau hanya sekedar mengungkapkan apa yang kamu rasain ke aku?”

“Emang kalau gue tembak, lo mau jadi cewek gue?”

“Mau.”

Joffy asal saja bertanya itu kemudian membulatkan matanya kaget. Ia menoleh cepat ke arah sang gadis, yang ditatap malah tersenyum dan mengangguk. Masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar baru saja. Ia baru sadar kalau Ajeng tidak memanggilnya dengan Joffy melainkan dengan nama panjangnya.

Neo Dreamies Kost - Nct Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang