Usai sudah semua

161 19 6
                                    

Wajib banget bacanya sambil dengerin Ashira Zamita yang kecelakaan hati

Aku update kalo nggak rame awas aja :p









Hema menghembuskan perlahan asap rokok yang berkumpul di dalam bibir. Membiarkan kepulan berwarna keabu-abuan itu menguap dan mengudara bersama angin. Pemuda itu hanya duduk terdiam menatap layar laptop dengan tatapan kosong. Sebelah tangannya mengapit sebuah rokok.

Pemuda Trisutono itu terdiam untuk beberapa saat. Saat ini ia berada di sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari kampus juga kosannya berada. Hema datang ke tempat ini untuk menumpang WIFI saja. Di kosan sinyalnya tidak terlalu kuat untuk mengerjakan tugas. 

Sampai di kafe pun pemuda berkulit sawo matang itu tak langsung menyentuh tugasnya. Sedari tadi hanya merokok dan bermain handphone. Lebih pada ia yang tengah melamun entah karena apa. Sudah beberapa hari ini keadaan Hema tidak seperti biasanya.

“Gue gabung ya, Hem. Kelihatannya lo lagi sendirian.”

Hema menoleh dan melihat presensi Malik di hadapannya. Tanpa malu teman satu kosnya itu mendudukkan tubuhnya di samping. Pada kursi kosong yang tersisa. Malik mengeluarkan laptop dari tas ransel miliknya dan menaruh benda itu pada permukaan meja kosong.

“Gue kira siapa,” kata Hema.

“Lesu amat dah lo. Aura kosan jadi kurang segar gitu pas lo atau Jarvis lagi galau begini. Dua orang yang biasanya ngocol abis jadi diam mulu. Kalau ada masalah cerita Hem bukan dipendam gitu. Masih kepikiran sama Ennik?” tanya Malik.

“Ya siapa yang kagak galau kalau gebetan lo ternyata udah punya pacar. Kampret lah. Gue kepikiran nggak ke Ennik aja tapi Joyce juga,” jawab Hema lesu.

“Kenapa emang sama Joyce? Dia nembak lo?” cecar Malik. Pemuda itu berkutat dengan laptopnya usai memakai kacamata baca pemberian Mira minggu lalu. Kebetulan miliknya patah.

Hema menoleh cepat dengan mata melotot lebar. Kenapa bisa Malik tahu? Apa seterang-terangan itu Hema terlihat galau? Ia berusaha untuk tidak terlihat panik tetapi wajahnya tidak bisa berbohong. “Kenapa lo bisa tahu? Gue sama sekali nggak cerita padahal,” tanya Hema masih dengan raut wajah terkejutnya.

Malik tertawa. “Tanpa lo cerita pun kelihatan jelas banget kalau Joyce suka sama lo. Dan lo baru sadar sekarang? Ck tingkat ketidakpekaan lo sama aja kayak si Joffy,” sindir pemuda itu.

“Heh! Jangan samain gue kayak tu bocah yang baru nyemplung perkara cinta ya. Enak aja. Gue lebih jago,” balas Hema tidak terima. Ia menaruh rokoknya pada asbak dan terlihat menimbang-nimbang akan berbicara jujur atau tidak dengan pemuda yang lebih tua. “Gue nggak nyangka aja Joyce utarain perasaannya waktu sakit kemarin,” sambung Hema.

“Terus? Lo terima dia?” tanya Malik.

“Gue nggak bisa balas perasaannya, Bang. Kenal sama dia dari kita masih sama-sama pakai popok tuh buat gue dia nggak lebih dari sekedar adek. Kalau Joyce mandang gue sebagai cowok dan bukan sahabatnya juga, gue nggak bisa menyalahkan perasaannya dia. Gue bingung harus ambil sikap gimana. Apa gue harus diam aja atau menolak dia secara langsung. Gue nggak tahu,” aku Hema.

Pesanan milik keduanya diantarkan ke meja secara bersamaan. Terdapat jeda untuk para pelayan menyusun seluruh makanan kedua pemuda itu yang banyaknya hampir memenuhi seluruh meja. Entah betulan lapar atau memang kalap mata saja. 

Neo Dreamies Kost - Nct Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang