"kau yakin melacak ponsel taehyung disini?"
"hm"
dengan langkah ringan, 2 orang pria dengan pakaian serba hitam kini memasuki apartmen raeni setelah dengan gampangnya mereka melacak sandi keamanan raeni dalam hitungan menit untuk di hack. kedua pria itu mengeluarkan pistol sambil mengedarkan pandangannya, mencari sosok kim taehyung yang mereka incar. dengan sangat professional mereka mengendap endap tanpa suara sambil menyalakan komunikasi agar tetap terhubung walau kini sedang berpencar.
"ada perempuan, mungkin dia yang menolong taehyung" ucap seorang pria dari sebrang yang kini sedang bersembunyi di balik horden besar dan tak sengaja melihat raeni keluar dari kamarnya sambil mengeringkan rambutnya yang basah memakai handuk. raeni kemudian duduk di sofa, sesekali melirik ke arah pintu menunggu kehadiran taehyung yang sudah cukup lumayan lama perginya, padahal cuman buang sampah pikir raeni.
"bunuh saja" perintah dikeluarkan, pria di balik horden itu siap menembakkan senjata apinya pada raeni.
"oke"
"park jimin.. hoseok hyung keluarlah"
hening. tak ada suara tembakan yang terdengar melainkan suara berat taehyung yang baru saja memasuki apartmen sambil memegang perutnya dan berjalan mendekati raeni yang duduk di sofa. raeni menatap bingung taehyung yang kini duduk di sebelahnya dengan santainya menatap smart tv di hadapannya setelah ucapannya barusan. siapa yang dia panggil? perasaan hanya ada aku disini, batin raeni sambil sesekali melihat sekeliling dengan waswas.
raeni hendak bertanya, namun sedetik kemudian mematung saat netranya terpaku pada sebuah pistol yang mendarat di belakang kepala taehyung. raeni terkejut dan segera berdiri, ia bersitatap dengan pria serba hitam yang memakai topeng wajah tertutup hingga hanya matanya yang terlihat jelas. pria itu kini menarik pengaman pistolnya dan siap kapan saja menarik pelatuknya jika saja taehyung bergerak sedikit saja. taehyung yang sedang dalam bahaya justru malah menyunggingkan senyumnya, ia mengangkat kedua tangannya dan merenggangkan otot otot lengannya sambil melirik raeni yang menegang. tidak. dia tidak melirik raeni. tapi sosok di belakang raeni yang sangat ia kenal.
"jimin-ssi.. tembak saja"ucap taehyung santai memiringkan kepalanya menggoda pistol tersebut. raeni syok, bagaimana jika pria itu tidak main main dan menembak kepala taehyung?. raeni menggelengkan kepalanya, menepis pikiran negatifnya kemudian melangkah ingin menarik taehyung menjauh. tapi apa daya sebuah tangan melingkar di perutnya hingga total badannya menjadi lemas dan akhirnya jatuh ke dalam pelukan pria di belakangnya.
"bagaimana kalau dia yang ku tembak tae?"ucap pria di belakang raeni, terdengar berat dan yakin kemudian raeni merasa ujung pistol itu mengenai rambutnya hingga kepalanya terasa merinding. raeni memejamkan matanya, total kini seluruh tubuhnya bergetar takut, ditambah lagi suara pengaman yang terbuka. taehyung menggigit bibir nya sambil memejamkan mata, ia berdiri dan berkacak pinggang, menatap kedua pria tersebut bergantian.
"sebelum kau membunuhnya, kepalamu lebih dulu ku tebas hyung"ucap taehyung dengan dingin. ia berubah total dan cukup membuat kedua pria itu akhirnya menurunkan senjatanya, raeni menjatuhkan dirinya di karpet dalam keadaan blank bergulat dengan semua pikirannya yang saling bersahutan, ia benar benar syok dan masih gemetaran, bahkan rasa pistol menyentuh rambutnya masih terasa dengan jelas. taehyung berjongkok, ia mengangkat dagu raeni dan membawa mata indah itu untuk menatapnya, raeni menatap mata taehyung yang tajam sedangkan taehyung menatap mata yang masih bergetar itu. raeni memundurkan dirinya, ia membuang wajahnya dari taehyung. jelas jika ia marah saat ini, tapi itu lucu bagi taehyung.
"jack memerintah semua anggota inti untuk membawamu hidup hidup dan dia ingin kau mati di tangannya. sebaiknya kau kembali ke organisasi, ini masih belum terlambat"ucap salah satu pria melepas topengnya dan duduk di sofa sambil memperbaiki rambut orangenya. ia pria yang menodongkan pistolnya ke arah taehyung. salah satu teman organisasi taehyung sejak kecil bahkan seumur dengan taehyung, tak heran jika taehyung mengenali siluetnya, bahkan tanpa melihat wujudnya taehyung sudah tau kalau sahabatnya ini ada di sekitarannya. taehyung mengibaskan rambutnya ke belakang, ia duduk ke sofa dan menatap lurus ke arah jimin dengan tajam. ia seperti tak suka dengan perkataan jimin barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA V
FanfictionTaehyung kini menjadi buronan Organisasi besar paling kejam di dunia karena memilih untuk berkhianat. Ia ingin bebas dari Organisasi dan melanjutkan hidup seperti pemuda biasanya. Namun sayang nya ia harus menerima resiko berat. Organisasi tersebut...