darah menetes di ujung hidung mancungnya, surainya basah dan rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya hingga mengangkat kepala saja rasanya sangat susah. ia mengais sedikit tenaganya untuk melihat sekitar. Gelap, tak ada apapun yang bisa di jangkau indera penglihatannya pada sekeliling yang gelap, hanya ada satu lampu yang meneranginya.
"hey seokjin"
"jack"iris mata seokjin perlahan terbuka menatap sesosok pria berpakaian rapih berjalan ke arahnya penuh keangkuhan menepuk tangan senang. seokjin paham sekarang, ia di culik.
sore itu seokjin baru saja menyelesaikan tugas organisasinya, setelah berhasil mengambil cuti kuliah. ia berjalan santai menuju parkiran yang lumayan sepi, kemudian seseorang menyuntikkan sesuatu padanya hingga kakinya melemas. seokjin menjatuhkan dirinya ke tanah, menatap tiga pria berbaju hitam yang membawa balok kayu masing masing, dan seokjin hanya bisa diam saat kayu itu menghantam setiap inci tubuhnya hingga perlahan kesadarannya menghilang total.
"sudah lama brother.. aku tak menyangka kau akan mengkhianati organisasi, setelah apa yang ayahku perbuat untukmu"smirk jack mengangkat dagu seokjin agar ia bertatapan langsung dengan wajah tampan yang sudah berlumur darah tersebut. seokjin tersenyum di setengah kesadarannya, menatap tajam jack kemudian meludah tepat pada wajah jack hingga jack menendangnya marah hingga ia terjatuh dengan kursi yang terikat dengan tubuh lemasnya.
"aku tidak mengkhianati organisasi. aku hanya mengkhianati kepemimpinan bodohmu jack"ucap seokjin pelan dan tersedak darah yang masih ada di dalam mulutnya, memandang nyalang pada jack yang tersenyum remeh karena merasa seokjin tak akan bisa berbuat apa apa di keadaan seperti ini.
jack menepuk tangannya, kemudian lampu menyala di belakangnya, menyoroti ranjang king size di sudut ruangan, dimana seorang gadis tertidur pulas disana, hanya mengenakan kain tipis hingga lekukan tubuhnya terlihat jelas. seokjin memblalakkan matanya, ia memberontak menendang nendang sekitar untuk lepas, wajahnya memerah marah dan jack merasa puas akan itu.
"jung lia ternyata menculik anak asuhanku ya makanya dia bergabung dengan taehyung agar hidup tenang memiliki anak.. sayang sekali, padahal aku percaya padanya..."ucap jack sambil menepuk tangannya pada kedua bodyguard berbadan besar di belakangnya untuk mengangkat seokjin kembali duduk dengan benar.
"BAJINGAN GILA! LEPASKAN LIA!!"teriak seokjin menggelegar seisi ruangan. jack tertawa renyah menanggapi, ia berbalik menatap tajam pada ranjang king size tersebut, memperhatikan wanita blasteran tersebut dengan teliti. seokjin mengepalkan tangannya, ia sekarang tak bisa berbuat apa apa, sungguh hatinya sangat sakit melihat lia terbaring disana, sekujur tubuhnya yang sakit tak ada bandingannya dengan apa yang ia lihat.
"perkosa dia sampai hamil"perintah jack hingga 5 pria yang berdiri di sampng kiri kanan ranjang segera membuka pakaiannya memandang penuh nafsu pada lia yang kini terbaring tak sadarkan diri. jack berbalik, bersitatap dengan seokjin yang sudah memerah menahan amarahnya. ia tersenyum menanggapi seokjin kemudian mendekat, berjongkok di hadapan seokjin
"katakan dimana kim taehyung"
"bodoh"
"eung? umpphhhh!! pmmmhhh!!"
suara tersebut membuat seokjin berbalik, menatap televisi besar yang tiba tiba saja menyala memperlihatkan seorang wanita duduk terikat di kursi dengan mulut terikat. seokjin memejamkan matanya geram ia kemudian memandang nyalang pada jack yang malah tepuk tangan merasa puas.
"dia kekasih taehyung kan, cantiknyaa tapi sayang kalau di rusak, aku berniat membekukannya di freezer besar itu, biar dia jadi pajangan mansionku"ucap jack tanpa beban bersilang dada di depan televisi besar itu, memandang raeni meronta ronta ketakutan juga hawa dingin yang semakin menusuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA V
FanfictionTaehyung kini menjadi buronan Organisasi besar paling kejam di dunia karena memilih untuk berkhianat. Ia ingin bebas dari Organisasi dan melanjutkan hidup seperti pemuda biasanya. Namun sayang nya ia harus menerima resiko berat. Organisasi tersebut...