2. Re-Schedule!

79 5 1
                                    

°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
°

Tto gateun kkumeul kkweosseo

Kkeudeomneun samak kkeute

Nunbushin doshineun hangsang

Dakido jeone sarajeo beoryeo

El Dorado mengisi kekosongan Honda Brio yang berbaur dalam kesibukan pagi ibukota. Si penumpang wanita yang duduk di samping kemudi terdengar lamat-lamat menirukan lirik lagu. Sementara pria muda bermata hitam di sebelahnya hanya geleng-geleng mendapati suara sumbang yang tak sampai menjangkau nada tinggi.

Sebenarnya terdengar berisik, tapi tak ada satupun protes yang terlontar. Cari mati kalau sampai berani menginterupsi 'ritual pagi' kakaknya—yang konon bisa bikin hari secerah wajahnya D.O.

Absurd memang. Namun, begitulah Ochi, si tukang halu yang sudah jadi EXO-L garis setengah keras sejak 6 tahun lalu. Setiap tanggal 8 April selalu ada kue tart untuk merayakan hari jadi EXO. Tak hanya itu, boneka member pun kejatah aksesori baru tiap tahun, katanya sebagai simbol hadiah buat sembilan idolanya. Benar-benar hobi buang duit wanita itu. Parahnya lagi, merchandise di rumah mereka kian menggunung, dari photo card, album, novel fanfiction, photo book, sampai lightstick yang lebih berharga dibanding Aidan, adiknya sendiri.

"Heran deh gue sama Baekhyun." Ochi menggerutu usai meneguk air putih dari botol bermotif kaktus. Tenggorokannya mendadak kering, padahal belum ikut teriak di pertengahan lagu. "Makannya apa sih dia bisa seenak itu suaranya? Coba gue yang teriak."

"Merdu kagak, bikin budek iya."

Aidan tergelak puas di balik maskernya begitu mendapatkan momen yang pas untuk mengolok Ochi. Soal risiko kena amuk, pikir belakangan. Toh, Ochi sedang dalam good mood sebab semalam keinginannya mengubah gudang jadi mini museum untuk koleksinya direstui ayah mereka.

"Halah, sesama kaleng rombeng dilarang menghujat."

"Wah, sembarangan. Gue ingetin kalau lo lupa, Kak. Vokalisnya Electrons, nih." Aidan jumawa menyebut nama UKM Musik yang digawanginya.

"Manggung tingkat kampus doang dibanggain. Kalah sama Kahfi yang udah debut duluan."

Bukan Ochi namanya kalau diam saja saat disenggol. Mulutnya auto nyerocos dengan kosa kata paling menyebalkan, sekalipun fokusnya masih pada layar ponsel. Sampai-sampai dia menyinggung sang ponakan yang debut jadi bintang iklan gara-gara ulah kakaknya sendiri.

Sebenarnya agak konyol jika mengingat momen itu. Kakaknya yang bekerja di perusahaan advertising kelewat pandai membaca peluang. Talent yang perusahaan gunakan untuk iklan susu formula harus dilarikan ke rumah sakit 1 jam sebelum pengambilan gambar karena mengalami kecelakaan. Lantaran waktu yang mepet, ia nekat menyodorkan putranya sendiri. Dari segi usia tak jauh berbeda. Apalagi Kahfi tergolong good looking dan cameragenic. Beruntungnya tim menyambut baik usulan tersebut. Dan sejak hari itu, endorse-an datang silih berganti.

Magnolia WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang