7. Potong Gaji Mau?

37 5 0
                                    

°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
°

Berada di posisi Danendra Danadyaksa nyatanya tidak semudah yang orang kira. Sekilas lalu, Aksa adalah paket komplit yang mendekati devinisi sempurna. Berpostur tinggi, kulit kuning langsat, paras rupawan, mapan secara finansial, dan berasal dari keluarga berada. Banyak privilage yang dia miliki bukan? 

Namun, dibalik kelebihannya, tidak banyak yang tahu bahwa Aksa sama seperti manusia pada umumnya yang mempunyai ketakutan dan trauma. Salah satunya adalah pernikahan. Memutuskan untuk menikah di usia yang relatif muda, Aksa harus menerima kenyataan bahwa rumah tangganya hanya seumur jagung. 

Apa masalahnya? Tinggal cari penggantinya saja, kan? Ya, banyak orang berkata seperti itu. Akan tetapi, Aksa bukanlah orang yang mudah jatuh cinta. Ada banyak pertimbangan dalam mencari pasangan. Sebab dia mencari pendamping hidup, bukan sekadar pacaran tidak jelas dengan prinsip jalani saja dulu.

Kalaupun ada yang membuatnya tertarik, justru si wanita sulit menyesuaikan diri dengan Aksa. Alasannya hanya satu, Aksa terlalu saklek. Pria itu selalu merencanakan hidupnya dengan detail dan harus on track. Dia tidak suka rencananya berantakan, seperti sejak bergabung dengan bisnis wedding organizer keluarganya.

Tak hanya mengundang kenangan lama tentang pernikahannya yang memilukan, Aksa pun harus menghadapi ke-absurd-an seorang Almaida Orchidiana Jamal. Sejak terkena PHK, menerima tawaran untuk bergabung dengan tim planner adalah kesalahan besar kedua yang pernah dia buat.  Semua gara-gara Yashinta si sepupu kurang ajar yang terus merecokinya sejak pulang event tiga hari lalu.

"Ci, sehari tanpa nonton drama Korea kamu nggak bisa?"

Aksa bad mood perihal drama Korea yang Ochi tonton sejak 10 menit lalu. Remeh sekali kan? Saat ini keduanya ada di Latte Lounge yang terletak di samping lobi Pristine Palace untuk bertemu klien. Di hadapan mereka ada beberapa lembar kertas, juga katalog gaun pengantin yang sengaja Ochi bawa dari kantor.

"Bisa, pas lagi hectic bulan lalu, saya nggak nonton drakor hampir dua mingguan," jawab Ochi tanpa menoleh. "Kenapa emang, Pak?"

Hal lain yang membuat Aksa tak kalah kesal adalah perihal panggilan. Demi apapun, Aksa ilfil. Dia jadi terkesan tua banget, padahal selisih usia mereka hanya tiga tahun.

Sebenarnya fine-fine saja kan mau dipanggil apa? Setidaknya 'Pak' lebih bagus daripada dipanggil 'Sis' padahal dia laki-laki.

"Heran saja kenapa orang-orang, terutama perempuan, pada suka nonton drakor. Letak bagusnya di mana, sih? Palingan ceritanya juga menye-menye tentang jatuh cinta, bos karyawan, anak sekolahan. Ah, klise."

"Letak bagusnya ya di alur cerita sama akting pemainnya lah, Pak. Namanya juga drama, series. Lagian nggak cuman cinta-cintaan doang kok isinya. Temen-temen Pak Dana suka nonton yang menye-menye gitu, ya? Kalau saya mah seleranya yang menegangkan, Pak, macem psikopat, pembunuhan berantai, atau nggak ya action. Nggak doyan juga saya sama yang full romance, eneg lihat orang bucin."

Magnolia WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang