Wish

507 58 20
                                    

Taemoo yang sejak tadi tengah berkutat dengan berkas-berkas dimejanya tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan Yoora siang itu.

"Yoora-ya, ada apa? Aku rasa urusan kita soal kontrak kerja sudah selesai, atau jika terjadi masalah, kau bisa langsung memberitahu sekretarisku." 

"Bukan itu, aku hanya mau memberitahu kalau tiga hari lagi ulang tahun ayahku. Kau harus datang, Ayah bilang dia sangat ingin bertemu denganmu. Ah iya, bagaimana kalau setelah ini kita makan siang bersama?"

Taemoo tentu tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, terlebih ia tidak mau lagi mengecewakan Hari, jadi buru-buru pria itu menolak.

"Maaf, tapi sepertinya aku tidak akan bisa datang, Aku benar-benar minta maaf." Ujar Taemoo.

"Ah b-benarkah? Kalau begitu setidaknya kita masih bisa makan siang bersama, kan? Ayolah! Kita makan di restoran favoritmu, bagaimana?"

Taemoo menggelengkan kepalanya, "Aku sudah ada janji, Yoora-ya." Tegasnya, "Dan lagipula aku tidak ingin istriku salah paham dengan hubungan kita setelah rumor yang tersebar kemarin. Lebih baik mulai sekarang kau jangan masuk ke ruanganku kecuali ada hal yang mendesak."

"Kau berubah, Taemoo-ya." Yoora menatap Taemoo tak percaya, "Salah paham? Omong kosong. Lagipula aku tahu hubunganmu dan perempuan itu hanya sandiwara, kan? Kalian tidak pernah saling mencintai, selama ini kau hanya berusaha memenuhi ekspektasi keluargamu dan juga publik."

"Kau salah besar. Aku tidak pernah main-main soal pernikahan ini, jadi jangan asal bicara."

Nada bicara Taemoo mulai meninggi, Ia menatap perempuan dihadapannya kesal. Yoora telah melewati batas, perempuan itu terlalu gegabah menilai soal kehidupan pribadinya.

"Dengar Yoora-ya, Aku selalu menghargaimu sebagai sahabatku, tapi kali ini kau sudah keterlaluan--"

"---AKU MENCINTAIMU KANG TAEMOO! KEMUDIAN WANITA ITU TIBA-TIBA DATANG DAN MERUSAK SEGALANYA! DIA MEREBUTMU DARIKU!" Sergah Yoora, "AKU WANITA YANG LEBIH PANTAS UNTUK BERADA DISAMPINGMU TAPI KENAPA? KENAPA KAU TIDAK PERNAH MELIHAT KEARAHKU?"

"GO YOORA CUKUP!" Taemoo tak bisa lagi menahan dirinya, pria itu benar-benar marah setelah mendengar bagaimana Yoora merendahkan sang istri.

Shin Hari adalah sosok pendamping terbaik yang Ia miliki dalam hidupnya dan Taemoo selalu merasa bersyukur akan hal itu. Tak ada seorangpun termasuk Yoora yang berhak mengatakan apapun tentang Hari.

"Aku mencintai Hari. Dia adalah satu-satunya dan akan selalu begitu. Sudahlah, aku tidak ingin mendengar apapun lagi darimu, sekarang silahkan pergi atau aku sendiri yang akan mengusirmu dari sini."

Sudah cukup, Taemoo tidak ingin lagi mendengar omong kosong dari perempuan itu.

"Kau bukan lagi Kang Taemoo yang kukenal, Aku kecewa padamu."

Yoora akhirnya pergi dengan air mata, tapi Taemoo tak peduli. Seharusnya sudah sejak dulu Ia bersikap lebih tegas agar perempuan itu tidak pernah sekalipun berani melewati batas yang ada diantara mereka.

.

.

.

"Papa pulangg!!"

Taemoo tak bisa menahan senyum ketika melihat Minjoon berlari riang kepangkuannya. Kebetulan hari ini jadwalnya tidak terlalu padat, jadi Taemoo bisa pulang lebih awal dan menghabiskan sisa hari dengan sang istri serta kedua anak mereka.

"Minjoon-ah dimana mama?"  Tanya Taemoo pada sang putra sembari sesekali mencium pipi bocah dipangkuannya itu gemas.

"Mama ada di kamar, Pa!" Sahut Minjoon.

Unreal | Shin Hari & Kang TaemooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang