Hari menghela napasnya berat. Mimpi buruk yang baru saja ia dapatkan benar-benar membuat dadanya sesak. Perempuan itu seolah diingatkan kembali pada kehidupan yang Ia jalani sebelumnya. Kehidupan dimana hanya ada penderitaan dan rasa sakit didalamnya.
Tapi paling tidak semuanya terasa masuk akal sekarang.
Hari tidak bisa ingat apapun soal Taemoo serta kedua anak mereka, itu karena Ia memang tidak pernah menikah ataupun menjadi seorang ibu sebelumnya. Perempuan itu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya pada usia 23 tahun dan ingatannya hanya berhenti sampai disana.
Lebih tepatnya, Hari bukanlah sosok 'Shin Hari' yang Taemoo kenal sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ia hanyalah seorang gadis sebatang kara yang putus asa.
Dengan kata lain, sekarang Hari tengah berada di dunia yang berbeda. Dunia dimana sosok 'Shin Hari' begitu dicintai. Sebuah kehidupan yang sangat berbanding terbalik dengan yang Ia jalani sebelum meninggal.
Sejujurnya Hari juga tidak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi. Kenapa Ia yang sudah mati dihidupkan kembali di tubuh 'Shin Hari' yang lain.
Mungkin Tuhan mengasihani takdirnya yang malang hingga memberinya sebuah kesempatan kedua untuk menjalani kehidupan yang selalu Ia dambakan, kehidupan yang penuh dengan cinta.
"Mama? Mama sudah bangun?"
Hari tersenyum mendengar suara Minjoon. Perempuan itu segera bangkit dari tidurnya lalu mengelus pipi anak itu sayang, "Selamat pagi, Minjoon-ah."
"Mama baik-baik saja? Papa bilang semalam mama demam."
"Ah, benarkah? Mama--"
Belum sempat Hari menyelesaikan ucapannya, Minjoon tiba-tiba memeluk tubuhnya erat. "Cepat sembuh, Mama. Minjoon sayang Mama."
Hari membalas pelukan itu lebih erat. Hal baik apa yang sudah Ia lakukan sebelumnya hingga pantas mendapatkan semua kasih sayang ini?
Sejak dulu, Hari selalu berpikir bahwa Ia bukan seseorang yang pantas untuk dicintai. Itulah kenapa ayah, ibu hingga neneknya meninggalkannya sendiri.
Hari pikir akan selamanya begitu. Tapi kemudian segalanya berubah. Sekarang ada Taemoo, Minjoon dan Minseo. Suami dan anak-anak yang begitu menyayanginya.
Meskipun ini terdengar egois, bolehkah Hari meminta untuk memiliki mereka selamanya?
–unreal–
Tiga hari berlalu semenjak Minseo diijinkan pulang dari rumah sakit, anak itu sudah terlihat kembali ceria seperti biasanya sehingga tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.
Hari kembali pada rutinitasnya di rumah. Saat itu Ia baru saja selesai memandikan Minseo ketika Taemoo tiba-tiba mendatanginya di kamar.
"Hari-ya, bagaimana kalau hari ini kita pergi ke bakery? Kau bilang ingin melihatnya, kan?" Ujar Taemoo antusias, "Setelah itu kita bisa jalan-jalan, rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali kita pergi bersama."
Hari mengangguk setuju, Taemoo memang pernah bercerita tentang tempat itu. "Kalau begitu aku akan menyiapkan anak-anak."
Taemoo tersenyum lalu mengalihkan atensinya kepada sang putri bungsu yang terbaring di atas ranjang dengan handuk dikepalanya. "Selamat pagi, sayang. Tuan putriku ingin pakai baju apa hari ini, hm?"
Seolah mengerti ucapan sang ayah, Minseo merespon dengan meraih wajah Taemoo dan mulai tertawa-tawa, membuat pria itu tidak bisa menahan tawanya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unreal | Shin Hari & Kang Taemoo
Fiksi PenggemarSuatu hari, tiba-tiba saja Shin Hari terbangun di sebuah ruangan asing dengan seorang pria yang mengaku sebagai suaminya. Kang Taemoo. Pria itu memperlihatkan foto pernikahan, hingga foto anak-anak mereka hanya untuk meyakinkan Hari kalau semua yan...