'Perfect' Family

812 97 11
                                    

"K-kau siapa?"

Kang Taemoo mengerutkan keningnya bingung saat Shin Hari tiba-tiba bersikap seolah tidak pernah mengenalnya. Perempuan itu memang sudah pingsan selama beberapa hari, tapi apa dampaknya bisa sampai separah ini?

"Aku Kang Taemoo, suamimu." Ujar Taemoo, "Kau tidak ingat?"

"Kau pasti bercanda. Aku belum pernah menikah, bagaimana mungkin kau bisa menjadi suamiku?"

Taemoo membelalakkan matanya tak percaya.

Pernikahan mereka memang tak bisa dibilang 'normal' seperti pernikahan pada umumnya, Taemoo akui itu. Tapi mereka bahkan sudah punya dua orang anak, apakah masuk akal jika Hari bisa melupakan semua itu dalam sekejap?

"Bagaimana mungkin aku bercanda? Kita bahkan sudah punya dua anak, Sayang." Jelas Taemoo, dengan sengaja menekankan kata terakhir untuk meyakinkan istrinya itu, "Sebentar, aku akan panggilkan dokter. Sepertinya ada yang salah denganmu."

.

.

.

Taemoo terdiam sejenak setelah mendengar penjelasan dokter. Mereka bilang belum bisa mendiagnosis apapun karena tidak ditemukan adanya masalah di tubuh Hari. Untuk saat ini, Taemoo hanya bisa menunggu.

Pria itu menghela napasnya panjang.

"Umm, apa yang dokter katakan?" Tanya Hari kemudian.

"Mereka belum bisa mendiagnosis apapun sampai saat ini, kita masih harus menunggu observasi lebih jauh." Sahut Taemoo, "Tapi apa benar-benar tidak ada keluhan lain? Tidak ada yang sakit?"

Nada suara Taemoo terdengar khawatir, pasalnya istrinya itu ditemukan pingsan di rumah tiga hari yang lalu dan baru siuman hari ini. Tapi setelah pemeriksaan menyeluruh pun, penyebabnya masih belum bisa ditemukan.

Hari menggelengkan kepalanya, "Tidak ada."

"Dokter bilang jika tidak ada keluhan lain kau bisa pulang hari ini tapi—" Ujar Taemoo kemudian.

"Kalau begitu ayo kita pulang." Sahut Hari, "Kau bilang kita pasangan suami istri, kan? Kalau memang itu benar, tolong tunjukkan semuanya padaku, Taemoo-ssi."

Taemoo memang tidak bisa mengatakan kalau dia benar-benar mengenal Hari bahkan setelah enam tahun pernikahan mereka. Tapi kali ini ia merasa ada yang berbeda dari cara perempuan itu menatap hingga berbicara padanya.

Hari biasanya selalu tampak ragu saat mengatakan sesuatu padanya— bahkan jika itu tentang anak-anak mereka. Kedua matanya juga tidak pernah terlihat seyakin itu kecuali ketika Hari menyodorkan surat cerai ke hadapannya empat hari silam.

Ah, Taemoo baru ingat kalau ia bahkan belum sempat melihat surat cerai itu lagi. Pria itu meninggalkannya begitu saja di laci kamarnya akibat terlalu terkejut mendengar permintaan Hari untuk bercerai.

Sejujurnya Taemoo tidak pernah berpikir untuk bercerai dari Hari. Terlebih mereka sudah punya dua anak. Bagi Taemoo, rasanya tidak ada cukup alasan untuk bercerai meskipun diantara mereka memang tidak ada yang benar-benar menginginkan pernikahan ini.

Sejak awal, Taemoo menikahi Hari bukan untuk bercerai. Tapi jika perempuan itu memang benar-benar menginginkannya, Taemoo tentu saja akan mengabulkan permohonan Hari.

Jika ikatan ini dirasa terlalu memberatkan dan menyesakkan untuk Hari, maka Taemoo akan melepasnya pergi.

Namun sekarang situasinya berbeda. Hari hilang ingatan—meskipun sampai sekarang alasannya belum diketahui— dan bahkan tidak ingat tentang pernikahan mereka.

Unreal | Shin Hari & Kang TaemooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang