Taemoo melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya. Jam telah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi pria itu terlihat berada di ruangannya dan masih berkutat dengan berkas-berkas yang harus Ia periksa.
Hari ini, Taemoo memang memilih untuk lembur di kantor agar bisa menyelesaikan semua pekerjaannya.
Besok adalah hari ulang tahun pernikahannya yang ke-7 dan Taemoo ingin menghabiskan waktu sehari penuh dengan keluarga kecilnya tanpa diganggu oleh hal lain termasuk urusan kantor. Ia bahkan sudah berpesan pada sang sekretaris yang sudah pulang terlebih dahulu itu agar tidak menghubunginya untuk alasan apapun besok.
"Akhirnya selesai," Pria itu terlihat bernafas lega saat menyadari Ia telah selesai memeriksa lembaran berkas terakhir yang ada di meja. Itu berarti sudah waktunya untuk pulang.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Taemoo langsung beranjak dari kursi dan berjalan keluar dari ruangannya untuk menuju basemen, tempat di mana mobilnya di parkir.
Jalanan yang lenggang membuat perjalanan ke rumah berlangsung singkat. Hanya butuh dua puluh menit, dan Taemoo sudah menginjakan kakinya di bangunan berlantai dua itu.
Tadinya Taemoo berniat untuk langsung pergi menuju kamar utama, tapi maniknya malah menemukan sosok sang istri tengah tertidur di sofa ruang tengah bersama beberapa dokumen yang sepertinya adalah milik bakery.
Taemoo tersenyum tipis, tangannya bergerak merapikan dokumen-dokumen yang tercecer sebelum kemudian dengan perlahan mengangkat tubuh mungil Hari tanpa berniat membangunkannya.
Menaiki tangga menuju lantai dua, mereka akhirnya sampai di kamar dan Taemoo langsung membaringkan Hari di tempat tidur dengan hati-hati.
Pria itu kini berlutut di tepi ranjang, mengamati wajah lelap Hari sejenak sebelum mendaratkan satu kecupan di kening sang istri dan membisikan sesuatu ditelinganya.
"Happy anniversary, Love."
Taemoo ingin jadi orang pertama yang mengucapkan itu tahun ini.
.
.
.
Hari berjalan menyusuri rak-rak yang berjajar di tokonya, sudah menjadi sebuah rutinitas untuk memeriksa roti-roti yang terpajang disana setiap harinya.
Terhitung sudah satu minggu berlalu sejak Hari mendapatkan diagnosis dari rumah sakit tapi sampai saat ini, perempuan itu belum juga memberitahu apapun soal penyakitnya pada Taemoo.
Disimpannya fakta itu rapat-rapat sendirian entah sampai kapan. Mungkin hingga Hari merasa siap, atau mungkin menunggu hingga penyakit itu mulai tampak dan cepat atau lambat Taemoo akan menyadari dengan sendirinya.
Dug!
Hari tersentak manakala tubuhnya secara tak sengaja menabrak punggung seseorang.
"A-ah mohon maaf, saya tidak sengaja." Ungkap Hari merasa tak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unreal | Shin Hari & Kang Taemoo
FanficSuatu hari, tiba-tiba saja Shin Hari terbangun di sebuah ruangan asing dengan seorang pria yang mengaku sebagai suaminya. Kang Taemoo. Pria itu memperlihatkan foto pernikahan, hingga foto anak-anak mereka hanya untuk meyakinkan Hari kalau semua yan...