5

1.6K 160 14
                                    

Apakah ia akan kembali ke rumah itu? Ini adalah pilihan yang amat berat.

Areta baru saja kembali ke rumahnya, sempat ia berfikir untuk menginap di rumah sahabatnya itu. Tapi ia takut merepotkan.

Junkyu membasuh wajahnya yang terasa kebas, berhari-hari ini ia terlalu berat berfikir. Kepalanya masih berdenyut sakit. Berkali-kali ia menghembuskan napas gusar, ia akan kemana setelah ini? Jika ia pulang ke rumah orang tuanya, maka sudah dipastikan mereka akan bertanya macam-macam. Dan juga Ibunya sangatlah peka, pasti ia menyadari jika ada yang aneh dari anaknya.

Tapi cepat atau lambat ia akan membahas rencananya, ia harus mencobanya dulu. Semoga saja mereka mengizinkannya.

Junkyu menegang saat suara engsel pintu yang terbuka menyapa telinganya. Pemuda itu meneguk ludahnya, tiba-tiba suasana menjadi berbeda. Suara langkah kaki terasa mendekat ke arah dirinya.

Siapa?

Pegangan tangannya pada wastafel mengerat saat mata tajam dan dingin itu bertemu dengan matanya.

Sialan.

Junkyu tak berani untuk hanya sekedar membalikkan tubuhnya, kenapa ia jadi seperti ini? Biasanya ia akan santai menghadapi lelaki itu. Apakah ini karena kejadian tadi malam?

Ia hanya mampu melirik bayangan lelaki itu pada cermin di depannya. Junkyu merasakan tubuhnya kaku saat lelaki itu semakin mendekat ke arah dirinya.

Ayolah Junkyu berikan reaksi!

Jika boleh jujur pemuda itu merasa takut dengan lelaki itu, namun dalam artian berbeda.

Junkyu buru-buru menyalakan kran dan mencuci tangan, ia berusaha untuk senatural mungkin. Namun nyatanya tidak seperti itu, tubuhnya tak bisa berbohong. Itu dibuktikan dengan tangannya yang bergetar sekarang.

Dan tentu saja Haruto menyadarinya, bibirnya membentuk seringaian tipis. Tanpa banyak waktu, tubuhnya bergerak untuk menipiskan jarak di antara mereka. Namun sebelum keduanya bersentuhan, buru-buru Junkyu berbalik dan segera bergegas untuk pergi dari sana.

Tapi apakah mungkin?

Matanya sedikit membola dan keringat dingin meluncur di keningnya saat tangannya di tahan oleh tangan kekar itu.
Sedangkan Haruto yang mendapat reaksi seperti itu hanya mengangkat alisnya.

Berlebihan.

"Kau takut padaku?"
Haruto bertanya dengan suara beratnya.
Itu membuat Junkyu membisu.

"Kau bisu?"
Perkataan yang menusuk.

"Tidak!"

"Aku tidak pernah takut padamu!"

"Seperti itu?"

"Lalu untuk apa kau terus bergerak mundur?"
Tiba-tiba Junkyu berhenti, benar juga...
Junkyu diam seribu bahasa.

"Kau takut padaku Kim—"

"No Never!"
Bantah Junkyu keras kepala.

"Oh really? Kalau begitu kenapa tidak kita buktikan saja?"
Haruto tentu tak mau kalah.

Bahkan Haruto belum melangkah sedikitpun, namun Junkyu malah lebih dulu menghindar dari lelaki itu. Dan pemuda itu merutuki kebodohannya. Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Haruto, ia bergerak cepat hingga memojokkan Junkyu pada dinding di belakangnya. Pemuda itu kelabakan sendiri memberikan reaksi.

"See?"

Tangannya dicekal oleh tangan lelaki itu, sialan!
Junkyu berkali-kali mengumpat karena apa yang ada di otaknya sangat berbeda dengan reaksi alamiah pada tubuhnya.

STUPID [HARUKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang