7

1.5K 165 15
                                    

"Jangan mendekat!"
Teriak Junkyu.

Haruto tak menghiraukannya ia tetap berjalan santai ke arah Junkyu.

Lelaki itu mengernyit saat bocah itu membuka jendela kamarnya. Mau apa dia.

"Berhenti, atau aku akan lompat dari sini."
Haruto tak menyangka dengan perlawanan Junkyu, bocah ini benar-benar pantang menyerah.

"Kau tidak akan melakukan itu."
Ucap Haruto tenang.

"Kata siapa?"
Junkyu menantang.

"Jangan sok berani Junkyu."

"Kenapa? Jika aku jatuh dan mati, maka kau lah yang akan menjadi tersangka utamanya."

"Apa yang ada di otakmu Kim!"

"Lalu apa yang juga ada di otakmu Watanabe?!"

"Apa yang ada di otakmu sekarang, hingga kau mau melakukan perbuatan gila kepada adikmu sendiri!"
Suara Junkyu setengah hilang karena amarah yang menggebu.

Haruto diam seribu bahasa.

"Bukankah jika kau melakukannya, maka kau melanggar sumpahmu? Kau bersumpah untuk tak pernah menyentuh apapun yang berhubungan dengan keluargaku bukan? Lalu apa yang baru saja kau lakukan Haruto?"

"Apa dengan ini kau mau menghancurkan ku? Dengan cara kotor dan rendahan seperti ini? Kau tahu, kau seperti tak punya harga diri, memaksa seseorang untuk memuaskan mu!"
Haruto mulai terpancing emosi.

Lelaki itu melangkah lebar untuk menggapai Junkyu.

"Jika benar itu yang kau lakukan, maka lebih baik aku mati!"
Tepat setelah itu Junkyu melompat dan terjun begitu saja dari jendela kamarnya.

Benar dia merasa sakit, tapi tidak di seluruh tubuhnya. Namun hanya di bagian tangan saja. Dia sudah mati kah?

"BODOH!"
Junkyu masih mendengar umpatan lelaki itu. Apa dia ikut mati?

Lalu dapat Junkyu rasakan tubuhnya mulai tertarik ke atas, dan barulah ia menyadari bahwa Haruto yang menahan dirinya agar tak jatuh.

"Let me go!"
Junkyu memberontak. Bocah ini memang tak butuh hidup atau bagaimana?

Seluruh tenaga Haruto kerahkan untuk menarik bocah itu.

BRUK

Junkyu jatuh menimpa Haruto, setelah lelaki itu berhasil membawa Junkyu kembali ke kamarnya. Rasanya tangan Junkyu keseleo karena terlalu kencang ditarik oleh Haruto.

Remaja itu berusaha bangkit dari tubuh di bawahnya, namun dengan sigap Haruto menahan pinggang Junkyu. Dan memeluknya erat, nafas mereka bersahutan.

"Lepas! Don't touch me!"

Haruto tetap diam dengan tangannya yang terus menekan Junkyu agar menempel padanya.

Akhirnya Junkyu menyerah, tenaganya terkuras habis. Dan tangannya makin terasa ngilu, dapat Junkyu rasakan detak jantung Haruto yang berdebar saking dekatnya posisi mereka.

Junkyu lelah, begitu juga Haruto.

Mereka sama-sama diam, menikmati kehangatan masing-masing.

Haruto merasa sesak tentu, tapi ia juga tak mau membiarkan bocah ini melarikan diri lagi.

"Kau bocah gila."
Ungkap lelaki itu jujur.

"Kau lebih gila!"
Balas remaja itu.

"Lepaskan!"
Junkyu kembali bersusah payah untuk terbebas dari belenggu ini.

STUPID [HARUKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang