9

1.3K 158 11
                                    

"Berhenti!"
Junkyu berteriak dengan kencang.

"Aku bilang berhenti! Turunkan aku! Haruto!"
Pemuda itu tak mau dibawa pergi oleh Haruto, ia ingin kembali ke rumahnya.

"Kau gila!"
Sekarang giliran lelaki tinggi itu yang berteriak, ia marah besar saat tangan Junkyu ikut mengendalikan stir mobilnya bermaksud agar menepi. Namun apa hasilnya? Bukannya berhenti, mobil itu malah oleng dan hampir menabrak pembatas jalan di sampingnya. Beruntung Haruto dapat mengendalikannya, bayangkan jika ia lengah sedikit?

"Apa kau benar-benar tak ingin hidup Junkyu?!"
Haruto berteriak murka, sedangkan pemuda itu tampak pucat saat menyadari ia baru saja terbebas dari kecelakaan maut. Yang tak lain disebabkan karena tingkah bodohnya sendiri.

"Aku... Aku hanya ingin kau berhenti, dan turunkan aku!"
Ucap Junkyu parau.

Haruto memejamkan matanya, bahkan tangannya gemetar karena tingkah bodoh bocah itu. Junkyu sangat keras kepala dan itu sanggup membuatnya semakin pusing, memang inilah konsekuensi jika ia tetap nekat untuk membawa Junkyu bersamanya. Tapi namanya juga Haruto, apa yang bisa menghentikan dirinya?

"Sekali lagi kau berteriak atau berbicara, tamat riwayatmu Junkyu."
Ancaman bernada dingin dari lelaki itu sanggup membuat Junkyu kesusahan menelan ludahnya sendiri.

Dan selanjutnya terlihat bocah itu yang kesusahan menahan teriakan takutnya saat menyadari Haruto yang semakin menaikkan kecepatan mobilnya, sepertinya lelaki itu benar-benar marah besar padanya.

Tuhan... Aku sungguh masih ingin hidup... Y-yang tadi aku hanya bercanda...
Batin bocah itu.





.


.

Junkyu hanya diam saat lelaki itu manariknya kasar, sesekali menahan ringisan sakit saat tangan yang masih dalam masa pemulihan itu ditarik kencang oleh Haruto. Rasa ngilu dan pegal manjadi satu, ia ingin berteriak bahkan memaki Haruto namun ancaman lelaki itu masih teringat jelas di benaknya. Jadi sebisa mungkin ia tak akan membuat singa yang ada dalam tubuh Haruto terbangun begitu saja. Habis riwayatnya, jika itu benar-benar terjadi.

Haruto membawanya ke kamarnya, ia sedikit bersyukur. Itu berarti Haruto tak akan melakukan hal-hal gila dan sinting padanya kan? Paling ia hanya mengurung diriku dan sudah. Junkyu tahu lelaki itu sungguh amat lelah dan tertekan karena masalahnya, ditambah dirinya yang amat keras kepala. Itu pasti akan semakin membuat Haruto frustasi, tapi ya salah sendiri lelaki itu yang kekeuh membawanya.

"Jika kau berteriak atau berbicara, tamat riwayatmu."
Ucap Haruto saat melihat Junkyu yang akan membuka mulutnya.

Alis Junkyu menukik tajam saat lelaki itu berbalik dan mengunci pintu kamarnya dari dalam, setelah baru saja mendorongnya keras ke ranjang. Junkyu mengerjapkan matanya saat bersitatap dengan Haruto, lelaki itu menatap dirinya tajam. Dan selanjutnya berjalan semakin mendekatinya.

"Jika kau menolak atau memakiku, maka tamat riwayatmu."
Bisik lelaki itu sangat dekat dengan Junkyu, pemuda itu diam tak berkutik. Bahkan ia dibuat kicep seketika, matanya perlahan melirik Haruto yang sekarang tengah mengukung dirinya.

Mata indah itu kembali tertutup saat ia merasakan sesuatu menempel di bibirnya, jantung Junkyu berdegup kencang mendapatkan sentuhan itu. Tangannya menahan Haruto agar tak terlalu menempel padanya, namun dengan sigap lelaki itu mencekal tangan Junkyu. Pemuda itu berulang kali menyadarkan dirinya sendiri, ini tidak boleh terjadi. Tidak... Ia harus melawan. Tidak bisa, dia kakak ku!

"Emmh!"
Junkyu mulai memberontak ketika Haruto semakin mendorongnya menempel pada ranjang, wajahnya menggeleng menghindari cumbuan dari Haruto. Namun tengkuknya ditahan kencang oleh lelaki itu, membuatnya kesulitan bergerak.

STUPID [HARUKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang