29.

293 50 14
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡











Pagi harinya masih dikuasai air langit, dari semalam hujan ini hanya mengecil tanpa ada tanda akan berhenti.

Mashiho menatap luar jendela kamarnya yang berembun, dia sesekali berkedip mengikuti rintik hujan yang tak terlihat lelah walaupun terus berjatuhan.

Ceklek

Kini atensi si pemilik kamar berubah, dia menatap pintu kamar yang terbuka lebar.

"Kakak gak ke kantor?" Tanya Mashiho sambil memberi gerakan agar Dino mendekat.

"Kayaknya enggak deh, kebetulan hari ini gak ada jadwal penting." Jawab Dino.

"Jangan mentang-mentang boss yah, jadi bisa seenaknya gak masuk kantor. Padahal karyawan kamu belain hujan-hujanan buat bisa kerja, eh boss nya malah leha-leha." Ketus Mashiho.

Bukannya marah, Dino hanya terkekeh kecil. Lelaki itu langsung duduk dihadapan Mashiho, mengambil tangan yang lebih mungil dan menggenggamnya.

"Enggak kok, kan boss nya harus jagain boss rumah dulu." Seru Dino.

"Ish, muka nya nyebelin ah."

"Hahaha, oke oke. Maaf." Mashiho cuma ngangguk. "Keluar kamar yuk !! Kita sarapan." Ajak Dino.

"Tapi aku lagi gak bisa masak." Sedih si mungil.

"Masih sakit?" Mashiho mengangguk. "Yaudah, aku gendong aja keruang makan nya."

"Eh.."

Belum sempat menolak, tapi tubuhnya sudah melayang. Dengan raut sebal, Mashiho melingkarkan tangannya dileher Dino.

"Jangan gitu dong mukanya !!"

"Abisnya sakit banget."

"Yaudah, ini pelan-pelan gendong nya."

"Tapi tubuh aku sakit semua." Ketus si kecil.

"Terus aku harus gimana biar kamu gak sakit?"

Bukannya menjawab, Mashiho malah membenamkan wajahnya dibawah leher Dino.

Membiarkan perbuatan si mungil, Dino lanjut jalan kearah ruang makan.

Gak jauh sih jarak nya, cuma karena harus jalan pelan jadinya agak lama nyampe.

"Ini duduknya mau pake bental sofa gak?" Tanya Dino.

"Gak usah !! Itukan udah ada busanya."

"Yaudah, aku turunin yah !!"

Mashiho mengangguk, dia membiarkan tubuhnya berpindah pada kursi meja makan.

"Akukan belum bisa masak, jadi mau sarapan apa?"

"Aku bikin roti panggang aja yah !!"

"Bisa emangnya?" Dino berdecak.

"Jangan ngerendahin suami kamu ini yah !!"

"Hahaha, oke. Aku bantu do'a aja, semoga dapur aku gak kebakar."

"Hish, gak percayaan banget sih." Mashiho kembali tergelak.

Kejadian semalam memang membuat mereka semakin dekat lagi, mungkin malam tadi bisa dikategorikan malam terhebat dalam sejarah kedekatan mereka.

Yang awalnya cuma sebatas pegang tangan kayak anak ABG baru pacaran, eh karena semalam jadinya sekarang udah gak malu buat peluk dan kecup.

Naik Ranjang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang