Chapter 02

985 132 14
                                    

Minghao telah dipindahkan ke ruang perawatan. Mereka semua juga ikut menunggu dengan gelisah disamping tempat tidur minghao.

Sampai akhirnya pintu ruang perawatan terbuka dan seungkwan masuk dengan seorang pria berjubah putih memakai tudung yang menutupi separuh wajah atasnya.

Mingyu menggertak kan giginya marah melihat pria  itu. Sorot matanya penuh kebencian.

Sebelum memiliki gelar tabib agung jun adalah pangeran kerajaan beastmen yang dipandang hina oleh banyak tokoh penting di istana. Jun disebut anak haram karena dia tidak berasal dari para selir melainkan wanita di luar sana yang tidak diketahui pasti identitasnya. Raja terdahulu membawa jun ke istana saat usianya 10 tahun dan mengangkat nya sebagai pangeran.

Raja sangat menyayangi jun sampai menimbulkan rasa iri dan takut dari para selir, termasuk ibu Mingyu. Hingga suatu saat ibu mingyu berniat membunuh jun tapi niat buruknya diketahui oleh raja. Raja sangat marah hingga menetapkan hukuman mati pada ibu mingyu. Bukan hanya itu yang membuat raja marah dan menetapkan hukuman mati. Hukuman mati ditetapkan karena raja akhirnya mengetahui bahwa wanita yang melahirkan jun sekaligus wanita yang paling ia cintai dibunuh oleh pembunuh bayaran suruhan ibu mingyu.

Raja telah gagal melindungi wanita nya dan dia tidak ingin gagal melindungi buah hati yang ditinggalkan wanitanya. Dia akan menjaga jun dengan sepenuh hatinya karena itu dia terpaksa memberikan hukuman mati pada ibu mingyu. Sejak saat itu mingyu sangat membenci jun. Dia tidak pernah tahu kebenaran tentang ibunya yang telah membunuh ibu jun dan bahkan ingin membunuh jun karena raja hanya mengumumkan bahwa ibunya membahayakan nyawa jun dan siapapun yang membahayakan nyawa jun akan dihukum mati. Perasaan iri dan benci semakin menumpuk bertahun tahun dihati mingyu. Menjadikannya pangeran egois berhati gelap.

Bahkan meski jun telah melepaskan gelar pangerannya dan memilih mengasingkan diri bertahun tahun lamanya di sebuah hutan, kebencian dihatinya sama sekali tidak mereda.

Apa lagi saat beberapa waktu lalu kerajaan beastmen diserang wabah penyakit misterius di beberapa daerah yang membuat para tabib bingung bahkan ,tabib kepala setingkat joshua tidak bisa mengatasinya jun lah yang berhasil menyembuhkan para beastmen yang terserang penyakit itu. Hingga akhirnya jun diberi gelar tabib agung dan sejak saat itu pandangan semua beastmen sedikit berubah padanya. Mereka mulai menghormatinya hanya mingyu yang semakin membencinya karena menurut mingyu, jun sendirilah yang menyebarkan wabah penyakit demi membuat nama besar untuk dirinya sendiri.

Mingyu mengatakan pemikirannya itu pada Saudara saudaranya yang lain tapi tidak ada yang mempercayainya. Wajar tidak ada yang percaya karena jeonghan, joshua, hoshi, woozi, dan seungkwan percaya pada kemampuan pengobatan jun sebagai satu satu nya beastmen langka yang masih memiliki garis keturunan dari elf yang telah punah seribu tahun lalu.

Jun memberi hormat pada jeonghan.
Jeonghan mengangguk menerima salam hormat.

Jun langsung mendekati minghao. Seungkwan telah menjelaskan beberapa hal yang terjadi padanya.

"Bagaimana jun???. Bisakah manusia ini bangun???. "
Tanya jeonghan hati hati.

"Ada kemungkinan untuk bangun. Dia masih memiliki energi kehidupan ditubuhnya meski sangat lemah. Tapi aku perlu membawanya ke tempatku selama satu minggu. "
Ucap jun datar. Suara jun sendiri ringan tapi nada suara itu terasa suram dan terasing.

"Kau tidak berhak membawanya. Apa kau fikir aku tidak tahu kau hanya ingin menjadikannya bahan penelitianmu."
Seru mingyu tajam.

"Terserah jika kalian ingin dia mati maka aku tidak akan ikut campur. "
Jawab jun tegas.

Seungcheol dan adik adiknya merasa sedikit rumit karena mereka masih tidak percaya dengan jun.

"Apa kau yakin bisa membangunkannya??. "
Tanya wonwoo datar.

CURSE MARK [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang