Chapter 06

781 113 24
                                    

Hoshi yang dipusingkan oleh buku buku kuno keluar dari perpustakaan untuk mengistirahatkan mata dan fikiran nya.
Dia menghela nafas lega begitu keluar dari perpustakaan.

"Akhirnya aku bisa menghirup udara segar. "
Gumamnya.

Dia berjalan jalan dengan langkah ringan, menyaksikan para pelayanan yang berjalan kesana kemari.
Langkah hoshi tiba tiba terhenti,, dia menyipitkan matanya yang sudah sipit saat melihat sosok berjubah putih dikejauhan.
Dia berjalan mendekati sosok itu. Saat sudah dekat barulah ia yakin bahwa sosok itu adalah jun.

Hoshi tanpa ragu menepuk bahu jun dengan ringan.
"Jun ah. "
Sapanya.

Tepukan ringan di bahunya membuat jun tersentak kaget dan menoleh.

"Apa yang kau lakukan disini???. "
Tanya Hoshi sambil melihat kearah jun menatap tadi. Hoshi melihat minghao dan Mingyu duduk bersama dibangku taman. Hoshi bergantian menatap jun dan dua orang dibangku taman dengan aneh.

Jun tahu saat ini pikiran harimau sipit didepannya ini pasti telah melayang kemana mana.
"Jangan berfikiran aneh. "
Seru jun datar sambil menoyor kepala Hoshi.

"Hei aku hanya merasa aneh denganmu. Apa yang kau lakukan disini???,, Mengintip pasangan takdir yang berduaan???. Jun ah ini sangat bertentangan dengan image dingin dan cuek mu. "
Seru Hoshi dengan tatapan menyudutkan.

Jun mendengus dingin.
"Aku hanya mengamati keadaannya. Dia baik baik saja jadi aku akan kembali. "
Jawabnya datar.

"Eiii tunggu dulu. Berhubung kau sudah terlanjur datang sangat disayangkan jika kedatanganmu sia sia jadi jangan terburu buru. Ayo ayo ikut denganku. Bantu kami mencari buku petunjuk tentang tanda kutukan."
Seru Hoshi semangat menyeret jun ke perpustakan.

Begitu sampai diperpustakaan Hoshi berteriak girang.
"Hyung aku membawa satu lagi bala bantuan. Lihatlah siapa yang kubawa."

Semua orang yang ada di perpustakaan menoleh kearah Hoshi.

"Jun hyung. "
Seru seungkwan kaget.

Jun menghela nafas pasrah melihat tatapan kaget semua orang terarah padanya.

Ke kagetan mereka tidak berlangsung lama karena mereka ingat jun pasti datang untuk memeriksa minghao.
"Ah jun ah kau pasti datang untuk memeriksa minghao kan?? "
Tanya jeonghan lembut.

"Hm."
Jawab jun dengan gumaman singkat.

Wonwoo langsung menoleh dan berjalan mendekati jun.
"Aku akan mengantarkan mu kekamar minghao. "

"Tidak perlu. Aku sudah melihatnya dari jauh. "
Jawab jun tanpa melihat wonwoo.
Jun berjalan melewati wonwoo dengan acuh menuju barisan rak rak buku. Sikapnya itu membuat wonwoo tidak senang.
Dia berjalan menyusul jun dan meraih lengan jun dengan kasar.

"Apakah cukup hanya melihatnya??. Kau harus memeriksanya. Tabib agung kau harus lebih serius dalam pekerjaanmu. Jika kau bekerja setengah setengah,, apa kau pantas disebut tabib agung??. "
Ucap wonwoo tajam namun penuh sindiran.

Jun menatap wonwoo tajam. Emosi dimatanya terlihat jelas. Dia paling tidak suka diremehkan. Selama ini dia sangat serius dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai tabib agung. Jika dia tidak serius maka dia tidak akan mau bersusah payah menyelamatkan pangeran dari Kerajaan manusia. Energi kehidupan didalam pohon kehidupan sangat penting dan dia rela membaginya sebagian untuk manusia apakah perlakuannya pada manusia masih kurang serius???. Apakah dia harus menukar nyawanya sendiri untuk menghidupkan manusia itu sebagai tanda keseriusan???. Dia tidak akan melakukannya. Manusia memang makhluk paling serakah yang pernah ia lihat.

CURSE MARK [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang