Chapter 07

801 117 18
                                    

Sekembalinya jun dari istana beastmen dia tidak langsung kembali ke gua nya melainkan memilih berhenti di tengah tengah hamparan taman bunga yang tempatnya tidak jauh dari gua nya.

Ditengah tengah hamparan taman bunga itu sebuah pohon besar tumbuh rindang dengan daun daun yang lebat. Jun bersandar dibatang pohon,, menikmati angin semilir yang menerpanya dan keindahan bunga bunga yang bermekaran.

Tempat ini adalah tempat favorit jun untuk menenangkan diri. Tempat ini memberinya perasaan akrab yang nyaman dan tenang, dia sangat menyukainya. Apalagi saat melihat berbagai jenis kupu kupu berterbangan bibirnya tak bisa menahan menyunggingkan senyumsenyuman.
Saat dia merasa lelah, merasa marah, bahkan depresi,, apapun emosinya tempat ini selalu bisa menenangkan emosinya dan mengembalikan fikiran jernihnya. Hanya saja terkadang jun merasa kurang lengkap seakan ada hal yang hilang ditempat ini tapi dia tidak mengetahui nya.

Jujur saja pembicaraannya dengan minghao membuatnya tertekan. Saat mata itu menatapnya rasanya dia tidak sanggup menahan emosi kesedihan dihatinya. Saat bibir itu mengatakan kematian rasanya dia ingin membungkamnya dan mengatakan bahwa selama dia hidup,, dia tidak akan membiarkannya mati.
Perasaan ini asing bagi jun. Bentuk perlindungan yang ingin dia lakukan pada minghao sangat bertentangan dengan sikap aslinya yang tidak peduli.
Jun menghela nafas pelan mencoba mengenyahkan segala fikirannya tentang minghao.

Untuk beberapa waktu kemudian jun berdiam diri disana. Setelah dia merasa cukup dia kembali ke guanya.
Setelah masuk jun bukannya pergi ke kamarnya dia malah pergi ketempat yang sebelumnya dipakai minghao selama seminggu. Ruangan itu tidak luas hanya ada satu ranjang batu dihadapan pohon kehidupan, lalu satu kursi dan meja batu dipojok ruangan yang dipenuhi tanaman bunga merambat. Jun tidak pernah menyentuh tempat itu tapi saat ini dia sangat penasaran.
Dia berjalan mendekati pojok ruangan menyentuh meja batu itu dengan perlahan kemudian beralih ke  pojok dinding gua yang dipenuhi tanaman bunga merambat.
Jun meraba raba dinding gua yang tertutup tanaman bunga merambat.

Tiba tiba jun berhenti,, tangannya terasa menyentuh tekstur berbeda dari dinding gua. Jun menyibak tanaman bunga merambat itu lalu melihat ada sebuah pintu kayu kecil yang sudah sangat usang.
Dia mengerutkan keningnya. Bagaimana mungkin pintu kecil itu tak terlihat oleh matanya saat pertama kali datang kesini. Saat pertama kali datang ,, tumbuhan tumbuhan disini masih mati, harusnya pintu kayu kecil itu terekspos saat itu. Tapi ternyata pintu itu terlewat dari pandangannya.

Jun membuka pintu kecil itu,, begitu dia membukanya,, pintu kayu kecil itu langsung runtuh dan jatuh ke tanah. Didalam pintu itu sebuah ruang kecil persegi yang kira kira hanya cukup menampung 5 buku tebal terlihat,, didalam ruang itu hanya ada satu buku tua yang terlihat sangat usang.

Jun mengambil buku itu dan menyeka debu di atasnya.
Sampul buku itu terbuat dari batang kayu yang diukir, saat dia membukanya kertas cokelat yang teksturnya kasar entah terbuat dari apa membuat buku itu semakin terlihat sangat kuno.

Jun membalik mbalik halaman dengan perlahan. Buku itu sangat tebal setiap halaman telah terisi tulisan tinta hitam yang mulai memudar.

Tulisan tangan itu masih bisa dibaca. Jika diperhatikan buku itu adalah buku diary. Termasuk tidak sopan membaca buku diary orang lain tapi buku diary ini diperkirakan tidak lagi mempunyai pemilik jadi jun mulai membacanya dari awal. Tulisan tangan diawal halaman tidak rapi khas seorang anak,, ini berkisah saat pemilik masih kecil.

Dari buku diary itu identitas pemiliknya adalah seorang beastmen yang sejak kecil menderita sakit sakitan,, dia lemah dan orang tuanya tidak menyukainya. Penyakitnya adalah penyakit langka,, tabib mengatakan dirinya tidak akan bisa hidup hingga dewasa.  Sampai akhirnya diusia 13 tahun dia bertemu elf yang bersedia merawatnya. Elf itu adalah ras elf terakhir yang masih ada. Elf itu membawanya ke hutan elf dan memberinya tempat tinggal. Elf itu bahkan memberinya energi kehidupan dari pohon kehidupan untuk bertahan hidup setiap enam bulan sekali. Elf penyelamat hidupnya itu tidak pernah menyerah padanya. Elf itu selalu menemaninya dan membuatnya bahagia. Sampai akhirnya dia bisa bertahan sampai dewasa. Perasaannya berkembang menjadi lebih dari sekedar kekaguman. Tanpa tau diri dia diam diam mencintai penyelamat hidupnya.

CURSE MARK [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang