16

2.1K 350 37
                                    

Bel pintu sudah tidak berbunyi ketika Sunoo keluar sehingga dia mengira tamu itu sudah pergi.

Tiba - tiba dia menyesal, jangan - jangan dia terlalu lama membangunkan Sunghoon tadi sehingga membuat lelaki itu pulang. Tetapi ketika Sunoo mengintip, dia masih melihat lelaki bule itu berdiri di pintu dan menunggu, dengan hati - hati Sunoo membuka pintu, membiarkan rantai gerendelnya masih menempel di sana untuk berjaga - jaga.

"Mencari siapa?" Tanyanya hati - hati.

Lelaki tua itu langsung menegakkan tubuhnya ketika Sunoo membuka pintu dan mengintip dari baliknya, matanya menelusuri Sunoo, sepertinya tidak menyangka kalau Sunoo yang membukakan pintu untuknya, lelaki itu melemparkan tatapan mata penuh spekulasi sebelum kemudian bergumam.

"Aku mencari Sunghoon. Anakku." Suaranya berat dan dalam, penuh wibawa dengan bahasa Korea yang terpatah - patah.

Jadi benar. Orang ini adalah ayah kandung Sunghoon.

Sunoo teringat bahwa dia harus menjalankan perannya dengan baik, karena itulah dia tersenyum dengan gaya ceria yang sedikit menggoda, mengangkat alisnya dibuat - buat.

"Setahuku ayah Sunghoon sudah meninggal."

Sunoo dengan berani menelusuri sosok lelaki di depannya, sengaja membuat lelaki itu jengkel, meskipun dalam hatinya dia gemetar setengah mati.

Dan usahanya berhasil, lelaki tua itu tampaknya termakan oleh usaha Sunoo untuk bersikap sebagai laki - laki menyebalkan.

Wajahnya memerah meskipun lelaki itu masih berusaha bersikap sopan.

"Aku ayah kandung Sunghoon, sekarang buka pintu ini dan biarkan aku bertemu anakku." Gumamnya tegas, menatap Sunoo dengan mata menyala - nyala, membuat Sunoi hampir saja mundur selangkah ketakutan.

"Biarkan dia masuk sayang." Tiba - tiba saja Sunghoon sudah berdiri di belakangnya, memegang pundaknya
dengan lembut dan begitu dekat di sana, sampai Sunoo bisa mencium aroma sabun yang bercampur dengan after shave dan parfum beraroma maskulinnya.

Lalu jemari Sunghoon terlurur melewati Sunoo dan membuka gerendel itu.

Sebelah lengan lelaki itu merangkul pinggang Sunoo dengan posesif dan kemudian mereka berdiri berhadapan dengan lelaki itu, ayah kandung Sudah.

"Kau tidak mempersilahkan aku masuk?" gumam lelaki tua itu datar.

Sunghoon menegang, Sunoo bisa merasakannya meskipun lelaki itu tampak berusaha bersikap datar, tetapi sepertinya semua kemarahan dan kebencian terpupuk di sana, membuat seluruh tubuhnya menegang.

"Masuklah." Lelaki itu menghela Sunoo masih dalam rangkulan lengannya, kemudian mengajaknya duduk di sofa.

"Pengacaramu sudah memberitahukan kedatanganmu, aku tidak menyangka kau sebodoh itu membuang - buang waktumu dengan datang kemari."

Panggilan ber ' aku ' dan ber ' kamu ' yang dipakai Sunghoon kepada ayahnya sepertinya dilakukan dengan sengaja, untuk menunjukkan bahwa jelas - jelas Sunghoon tidak menganggap lelaki itu sebagai ayahnya.

Sebuah penghinaan frontal yang disengaja dan rupanya efektif karena ekspresi ayah kandung Sunghoon  memucat dan tampak tidak senang.

Crush in Rush (Sungsun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang