21

2.3K 377 102
                                    

Sunoo membuka matanya dan mendadak merasa kehilangan orientasi.

Dia kebingungan menyadari dirinya berada di atas ranjangnya.

Bukankah semalam Sunoo sedang duduk minum teh di sofa, sementara Heeseung sedang berlatih serius dan mengurung diri di kamarnya setelah makan malam?

Seingat Sunoo dia mengantuk dan memutuskan memejamkan matanya sebentar di atas sofa, saat itu benaknya sedang berkecamuk karena Sunghoon tak kunjung pulang juga. Lalu sepertinya dia tertidur.

Kalau begitu kenapa dia bisa berada di atas ranjang ini? Sunoo terduduk, menatap sekeliling dengan bingung, apakah dia berjalan kembali ke ranjangnya tanpa sadar?

Yah. Itu mungkin saja. Dengan bergegas, Sunoo langsung menuju kearah kamar mandi, dia harus segera mandi dan menyiapkan sarapan pagi.

>>>

Ketika sampai di dapur, Sunoo mengernyit melihat Sunghoon sudah duduk di sana, lelaki itu sedang menyesap secangkir kopi, kemudian tersenyum ke arah Sunoo.

"Hai, aku sudah bangun duluan darimu." Gumam Sunghoon ramah, ada senyum di sana.

Sunoi langsung gugup, "Oh ... Aku akan membuatkan sarapan untukmu."

"Tidak usah." Sunghoon mendorong cangkir kopi yang sudah dihabiskannya, "Aku cukup minum kopi saja. Aku akan menjemput Wonyoung, kami berjanji akan sarapan bersama sebelum main golf."

Tangan Sunoo yang membawa dua butir telur membeku, dia menoleh dan menatap Sunghoon bingung.

"Kau akan pergi dengannya lagi?"

Sunghoon tertawa, "Tentu saja, kau lupa? Tantangan itu kan seminggu lamanya."

Lelaki itu lalu berdiri, meraih jaketnya yang tersampir di kursi.

"Aku pergi dulu." gumamnya dan kemudian sambil bersenandung, lelaki itu pergi berjalan keluar.

Sementara itu Sunoo masih terpaku kebingungan menatap bayangan Sunghoon yang menghilang di ambang dapur.

Sunghoon ... bersenandung?

Tiba - tiba Sunoo merasakan perasaan tidak enak yang mengglayutinya, perasaan yang dia tidak tahu itu apa. Yang pasti rasanya menyesakkan dada dan membuatnya ingin menangis.

>>>

"Sunghoon pergi lagi?" Heeseung yang datang ke dapur untuk sarapan menatap Sunoo yang murung.

Meskipun begitu Sunoo tetap membuatkan nasi goreng keju yang sangat enak untuknya.

"Dia pergi pagi - pagi sekali."

Heeseung terkekeh, "Seperti dia tidak sabar menghabiskan hari bersama perempuan itu ya."

Lelaki itu lalu tersenyum lembut.
"Dan kita seharian di sini, menghabiskan hari yang membosankan ... Hmmm ... "

Dia tampak berpikir. "Mungkin kau bisa ikut aku."

"Kemana?" Sunoo menatap Heeseung dan tampak agak tertarik. "Aku akan menemui mentorku untuk membicarakan persiapan resital tiga bulan lagi di Austria, setelah itu aku bebas. Kau bisa ikut aku, menunggu sebentar ketika aku berkonsultasi dengan mentorku, lalu kita mungkin bisa pergi ke taman hiburan, atau tempat lainnya yang ingin kau kunjungi."

"Taman hiburan?" Mata Sunoo melebar, begitu tertarik ketika mendengar nama taman hiburan disebut, dia tahu Lotte world, tapi yang dia tahu tiketnya cukup mahal, sehingga datang kesana hanyalah impian bagi Sunoo.

"Tapi ... Tapi bukankah harga tiketnya mahal?"

Sunoo mengungkapkan kecemasannya, membuat Heeseung terbahak. "Sunoo, begini - begini aku adalah pemain biola dengan bayaran tinggi, sekali - kali mentraktirmu tidak apa - apa buat kantongku." gumamnya dalam senyuman, Heeseung lalu menghabiskan suapan nasi gorengnya.

Crush in Rush (Sungsun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang