22

2.2K 327 47
                                    

Sunoo tidak ada di mana - mana!

Sunghoon langsung menghambur ke luar, memeriksa penjuru ruangan, tetapi Sunoo tidak ada dimanapun.

Heeseung mengikutinya dan kemudian bergumam, menarik kesimpulannya, "Kurasa Sunoo pergi dari rumah ini setelah lewat tengah malam."

Mata Sunghoon menggelap, "Tapi dia kabur kemana? Dia tidak punya rumah, tidak punya tempat tinggal, tidak punya uang. Dan tidak ada satupun orang yang dikenalnya. Bahkan dia meninggalkan ponselnya?"

Sunghoon melirik frustrasi kepada ponsel yang diletakkan Sunoo dengan rapi di atas meja ruang tengah, bagaikan sebuah pesan bahwa Sunoo tidak membutuhkan apapun dari pemberian Sunghoon.

"Kita bisa bertanya kepada mantan rekan kerjanya di cafe, mungkin saja Sunoo ke sana meminta pertolongan."

Sebelum Sunghoon sempat menjawab, tiba - tiba ponselnya berbunyi. Dia melirik nama yang ada di sana dan mengernyitkan dahinya, itu Wonyoung yang meneleponnya.

"Ya?" Sunghoon menjawab telpon itu dengan gusar.

"Sekedar mengingatkanmu sayang." Wonyoung menjawab dengan suara lembutnya di seberang sana, "Aku akan siap kau jemput satu jam lagi, hari ini kita akan ke sebuah restoran yang direkomendasikan oleh pramutama hotelku, kau pasti akan menyukainya ... " Wonyoung terus berkata - kata tetapi Sunghoon sudah tidak mendengarkan lagi.

Diakuinya bersama Wonyoung memang menyenangkan, tapi Sunghoon menghabiskan waktunya bersama Wonyoung bukan karena menyukainya, sama sekali tidak tumbuh perasaan di hatinya menghabiskan waktu begitu lama bersama wanita itu.

Dia mendekati Wonyoung hanya untuk satu alasan khusus. Satu alasan yang kemudian malahan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.

"Aku tidak bisa keluar bersamamu sekarang."

"Kau sudah berjanji, satu minggu bersamaku, ingat?" suara Wonyoung agak meninggi, tetapi perempuan itu masih bisa menyembunyikan kegusarannya.

Sunghoon menghela napas panjang.
"Memang. Tetapi sekarang aku sampai di satu titik dan menyadari bahwa aku tidak butuh waktu selama itu untuk tahu bahwa aku sama sekali tidak tertarik kepadamu. Dan tidak akan pernah tertarik!"

Sebelum Wonyoung sempat bertanya lagi, Sunghoon sudah lebih dulu menutup teleponnya dan kemudian mengalihkan pandangannya kepada Heeseung yang berdiri di sana sambil bersedekap.

"Ayo kita ke cafe tempat Sunoo dulu bekerja." Gumamnya tergesa.

>

>

>

Ternyata sia - sia.

Entah Jake berkata jujur, atau dia melindungi Sunoo, lelaki itu mengatakan bahwa dia sama sekali tidak tahu dimana Sunoo berada. Sejak pertemuan di supermarket itu, Jake sama sekali belum pernah bertemu lagi dengan Sunoo.

Sunghoon sudah bertanya dengan begitu serius, tetapi Jake tetap menggeleng - gelengkan kepalanya, lelaki itu masih begitu terkejut karena didatangi oleh dua lelaki yang sangat tampan dan berpakaian elegan.

Yang satu tentu Jake sudah pernah melihatnya ketika bertemu di supermarket beberapa waktu lalu. Lelaki yang sangat tampan, sedangkan yang satunya lagi itu adalah pelanggan tetap cafenya  waktu itu yang sering datang ketika tengah malam hingga menjelang pagi. Yang secara kebetulan tidak pernah datang lagi setelah Sunoo berhenti bekerja.

Jadi ini semua bukanlah kebetulan?

Heeseung menatap Jake yang kebingungan lalu mengernyit.

"Sudahlah Hoon, sepertinya dia benar - benar tidak tahu di mana Sunoo, kita harus berpikir ulang. Siapa kira - kira yang akan didatangi Sunoo di saat dia butuh bantuan. Dan siapa kira - kira yang menginginkan Sunoo menghilang."

>

>

>

Wonyoung langsung menemui Halbert yang kebetulan suite hotelnya ada di sebelahnya, dia mengetuk pintu kamar itu dengan marah dan kesal.

Halbert yang baru bersantai sehabis mandi, membuka pintu dan menatap terkejut ke arah Wonyoung, yang berdiri di depan pintu kamarnya dengan wajah gusar.

"Hai Wonyoung, kenapa kau masih ada di sini? Bukankah kau ada acara dengan Sunghoon?"

Halbert tersenyum senang, "Aku lihat kau telah berhasil menjeratnya, kalian pasti melewatkan banyak waktu bersama untuk bersenang - senang. Dan aku yakin apa yang kau katakan akan terwujud, Sunghoon akan mengepak kopernya dan mengikuti kita pulang ke London dalam seminggu ke depan, dan kita akan merencanakan pernikahan mewah dan besar - besaran."

Wajah Wonyoung merah padam, teringat kembali di benaknya kata - kata Sunghoon ketika menolaknya tadi.

Kurang ajar. Lelaki itu berkata akan memenuhi tantangannya selama satu minggu, membuat Wonyoung merasa dia punya banyak kesempatan dan waktu, tetapi kemudian Sunghoon mencampakkannya begitu saja.

Tidak pernah ada laki - laki yang mencampakkan Wonyoung sebelumnya, tidak akan pernah!

"Laki - laki jalang itu, laki - laki murahan yang tinggal bersama Sunghoon, dia benar - benar pengganggu."

Wonyoung mendengus menahan marah, "Pagi ini Sunghoon menolakku, pasti ada hubungannya dengan laki - laki itu. Aku tidak akan pernah bisa mendapatkan Sunghoon kalau laki - laki itu masih ada, Papa."

Ada senyum misterius muncul di wajah Halbert, dan lama kelamaan senyumannya berubah menjadi seringai, "Tenang saja menantuku, mulai hari ini laki - laki itu sudah dibereskan."

Suaranya begitu misterius, membuat Wonyoung menatap Halbert penuh tanda tanya.

"Apa maksud papa?"

Halbert membuka pintunya lebar dan mempersilahkan Wonyi masuk, kemudian menutup pintu suitenya dan menatap Wonyoung yang sudah duduk di sofa dengan senyuman bangga.

"Well, aku sudah bergerak duluan untuk menyingkirkan laki - laki itu, aku sudah menduga sejak lama laki - laki rendahan itu hanya akan menjadi pengganggu rencana kita. Jadi kemarin aku menyuap salah satu petugas teknisi listrik di apartemen, dia berhasil menyusup masuk ke apartemen itu di malam hari dan menculik laki - laki murahan itu. Dan sesuai instruksiku, laki - laki itu mungkin sudah diselundupkan keluar negeri sebagai pelacur. Cocok dengan profesinya sekarang ini."

"Oh ya?" mata Wonyoung berbinar, kemudian dia tersenyum lebar.

"Kalau begitu sudah tidak akan ada lagi yang menghalangi kita?" 

Halbert menuangkan anggur ke gelasnya, semuanya berjalan lancar. Sunghoon akan dengan segera melupakan laki - laki rendahan itu dan berpaling kepada Wonyoung.

Wonyoung ada di pihaknya, dan dengan begitu dia bisa dengan mudah menguasai Sunghoon, anaknya itu memang sulit dikendalikan dan membencinya. Tetapi dengan adanya Wonyoung, dia yakin Sunghoon akan segera menurut padanya, seperti seharusnya seorang anak menurut kepada ayahnya.





Sekitar 4 chapter lagi cerita ini end. Haruskah aku up cerita baru?🤔

Crush in Rush (Sungsun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang