Chapter 10: Reuni Pertama

5 0 0
                                    

"Ini di mana lagi..." Ucap Ben.

Kini Ben berada di sebuah lorong yang terlihat berbeda dengan lorong yang Ia lihat sebelumnya. Jika lorong sebelumnya ada banyak lampu dan sedikit -jika memang ada- hal aneh seperti besi berkarat atau pintu besi, di tempat ini setiap tempat ada saja hal-hal tersebut.

"...lanjut saja..." Ucap Ben melanjutkan.

Ben melanjutkan eksplorasinya dengan menjelajahi lorong aneh ini. Kebingungan Ben semakin menjadi-jadi ketika Ben menyadari bahwa tata letak ruang yang ada di lorong ini berbeda dibandingkan dengan lorong sebelumnya.

"Duh, ga ada peta, lagi." Ucap Ben.

Karena Ben tidak tahu apapun mengenai lorong ini, Hal pertama yang Ben lakukan setelah berjalan di lorong adalah membuka pintu yang ada di dekat tempat Ia berdiri sekarang.

"Baiklah, ga ada pilihan lagi..." Ucap Ben saat Ia hendak membuka pintu.

Ben membuka pintu tersebut, namun yang menyambut Ben bukan barang yang ada di ruang itu. Tapi yang menyambut Ben kali ini adalah sekelompok makhluk yang Ben sudah temui beberapa kali sebelumnya.

"Kalian lagi!" Ucap Ben.

Ben tahu bagaimana cara mengalahkan mereka. Ben harus mengecoh mereka dengan beberapa gerakan menghindar. Hal ini Ben lakukan untuk memperlambat gerakan makhluk tersebut.

"Oke mereka kehilangan orientasi!" Ucap Ben dalam hati.

Yang perlu Ben lakukan sekarang adalah melempar mereka dengan sesuatu yang keras.

"Waktu yang tepat!" Ucap Ben dalam hati lagi.

Ben menemukan beberapa batu bata yang tergeletak di lantai lorong. Maka dari itu, Ben mengambil salah satu batu bata tersebut dan melempari batu tersebut ke salah satu dari makhluk aneh itu.

"Oke, oke, Dia sudah terdiam..." Ucap ben.

"...Sini deh yang lain!" Ucap Ben sekali lagi.

Ben mengambil batu bata untuk kedua kalinya. Namun berbeda dengan sebelumnya yang hanya mengambil satu, kali ini Ben mengambil dua batu bata secara sekaligus.

"Makan nih!" Ucap ben kepada makhluk lain yang ada di sana.

Ben melempar salah satu batu bata ke makhluk aneh yang masih bergerak. Ben melempar batu bata yang ada di genggaman tangan kanannya sekuat mungkin. Nasib baik sedang ada di pihak Ben, karena satu lemparan batu bata itu mampu membuat makhluk yang dilempar oleh Ben jatuh tersungkur di lantai lorong.

"Bagus!" Ucap Ben.

Kini Ben hanya perlu menghabisi makhluk yang tersisa di sana. yaitu makhluk yang sebentar lagi akan tersadar dan akan kembali menyerang Ben. kali ini, Ben tidak melempar satu-satunya batu bata yang tersisa di tangannya. Tapi Ben lebih memilih untuk memukul makhluk itu secara cepat. Karena tenaga yang dikeluarkan Ben untuk kekuatan di batu bata, makhluk terakhir yang masih hidup berakhir tumbang juga.

"Oke, kita lihat apa yang ada di sini..." Ucap Ben.

Ben kini telah memasuki ruangan yang sebelumnya diisi oleh makhluk tadi. Namun Ben terkejut karena mengetahui bahwa ruangan tersebut tidak berisi apa-apa, atau kosong saja.

"...Hah? Kosong?!" Ucap Ben.

"Terus ngapain.." Ucap Ben sebelum ditarik oleh seseorang.

Ben terjatuh ke sisi kanan dari ruangan itu karena kehilangan kestabilan tubuh. Sebelum Ben tersadar akan apa yang terjadi atau apa yang mendorongnya, terlihat ada seseorang dengan baju sekolah sedang mengarahkan sebuah pisau ke arah Ben.

Claudia 1998Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang