Chapter 6: Rumah Sakit Mobius

5 0 0
                                    

Di hadapan Ben kini ada sebuah gedung terbengkalai dengan pagar besar yang mengelilinginya. Sebuah papan gerbang yang telah berkarat dan retak menunjukkan kalimat "Selamat Datang Di Rumah Sakit Mobius. Rumah Sehat Untuk Kota Claudia." dengan samar-samar.

"Eh ada kertas apa di sana?" tanya Ben untuk dirinya.

Ben menghampiri secarik kertas yang Ia temukan dalam kondisi tertempel di tembok gerbang Rumah Sakit Mobius. Kertas itu ternyata berisikan sebuah surat mengenai jalan keluar dari rumah sakit.

Kepada siapa pun yang menemukan surat ini.

Seluruh transportasi di Kota Claudia sudah dimatikan karena jalan sudah hancur. Satu-satunya cara untuk keluar dari Kota Claudia adalah dengan melalui Jalur Gedung Pusat Komunikasi. Namun untuk ke sana, Satu-satunya cara adalah melalui bawah tanah. Ada bunker di bawah Rumah Sakit Mobius yang dapat membawamu ke Jalur Gedung Pusat Komunikasi. Namun kemungkinan selamat dari sana hampir nol. Dan mungkin Aku juga sudah mati saat Kau membaca ini.

Demikian isi dari surat yang ditemukan oleh Ben. Tentu saja, Ben merasa kebingungan akan isi surat tersebut.

"Apa iya ada bunker tepat di bawah rumah sakit yang sudah terbengkalai ini?' tanya Ben penuh dengan nada skeptis.

Ben merasa aneh karena mendengar bahwa ada sebuah bunker di bawah rumah sakit dan bunker itu bisa membawa siapa pun yang melewatinya keluar rumah sakit. Bagi Ben itu adalah hal yang di luar nalar. Maka dari itu, Ben memutuskan untuk mengelilingi Rumah Sakit Mobius untuk mencari apakah ada jalur lain yang lebih alamiah untuk Ben lewati.

"Ke kiri dulu deh..." ucap Ben.

Ben pergi ke arah kiri rumah sakit, dan menemukan bahwa jalan yang ada di sana telah runtuh tak bersisa.

"Runtuh... Oke, ke kanan sana..." ucap Ben.

Ben pergi ke arah berlawanan. Dan menemukan sebuah jalan kecil.

"Nah ada jalan lain!" ucap Ben.

Ben melanjutkan peruntungan dengan berjalan di jalur kecil itu. Tidak perlu waktu lama untuk Ben menyadari bahwa Jalur itu hanya membawanya ke jalan buntu. Namun, ben menemukan sebuah tangga yang tergeletak begitu saja.

"Coba lompat kali ya?" ucap ben.

Tanpa perlu waktu lama, Ben mengambil tangga tersebut dan meletakkannya di tembok yang menyebabkan jalan tersebut menjadi buntu.

"Oke, cukup dan siap!" ucap Ben untuk dirinya sendiri.

Ben menaiki tangga yang sudah Ia siapkan. Namun nasib malang menimpa Ben. salah satu anak tangga yang dinaiki Ben ternyata sudah keropos, sehingga mematahkan tangga tersebut. Ben yang tidak siap mengenai hal itu langsung kehilangan kendali dan terjatuh bersama dengan tangga yang Ia naiki. Menyebabkan tangga yang Ben gunakan menjadi rusak parah dan tidak bisa digunakan.

"Sial! rusak." ucap Ben setelah Ia terjatuh dari tangga.

Beruntung, Ben tidak mengalami luka apa pun dari jatuhnya Ia dari tangga. Namun Ben mengalami keseleo di kaki sebelah kirinya. Menyebabkan Ben merasakan sakit, namun tanpa luka.

"Gak ada jalan lain, harus lewat rumah sakit artinya." ucap Ben.

Ben menyadari bahwa satu-satunya jalan untuk ke Jalur Gedung Pusat Komunikasi memang harus melewati Rumah Sakit Mobius. Ben mulai berusaha untuk berdiri dengan kondisi kaki kirinya yang keseleo.

"aduh duh duh duh..." rintih Ben.

Ben bisa saja mengobati keseleonya dengan obat yang diberikan oleh Nagase, atau berdiam untuk sejenak di tempat itu. Namun ada risiko yang cukup besar, yaitu diketahui oleh Para Anjing atau bahkan The Astral. Ben terus berusaha untuk kembali ke Pintu Gerbang Rumah Sakit Mobius dengan menahan rasa sakit dari kaki kiri dan kanannya.

"Ayo sedikit lagi..." ucap Ben dengan penuh rasa sakit.

"...sedikit lagi." lanjut Ben.

Ben akhirnya berhasil memasuki halaman depan dari Rumah Sakit Mobius. Hal pertama yang harus Ben lakukan adalah mencari tahu di mana letak dari bunker yang dibicarakan di surat tadi. Namun karena bunker tersebut tidak dijelaskan secara spesifik oleh surat tadi, Mau tidak mau dan suka atau tidak suka, Ben harus menyusuri setiap tempat yang ada di Rumah Sakit Mobius.

"Oke, mana pintu depan...?" tanya Ben kepada dirinya sendiri.

Ben mencari pintu depan dari Rumah Sakit Mobius dengan mencari pintu besar di Gedung Rumah Sakit.

"Mana ya pintunya?" tanya Ben kepada dirinya sendiri lagi.

Ben telah mondar-mandir mengelilingi Rumah Sakit Mobius selama beberapa menit. Namun yang Ben temukan hanyalah beberapa jendela yang telah tertutup oleh sesuatu yang tidak diketahui Ben.

"Ada pintu basement di sana!" ucap ben.

Ben tahu bahwa yang harus Ia lakukan adalah pergi ke Parkir Basement Rumah Sakit Mobius dan mencari pintu masuk dari sana. Keberuntungan ada di pihak Ben, karena tidak jauh dari turunan basement, pintu masuk sudah ada di sana.

"Akhirnya ketemu..." ucap Ben.

Ben menemukan sebuah pintu besar, namun bukan di bagian depan rumah sakit, namun di bagian basement. Tanpa menunggu lama, Ben membuka pintu utama rumah sakit.

"Akhirnya masuk..." ucap Ben.

Ben kini berada di bagian dalam Rumah Sakit Mobius. Hal pertama yang langsung Ben lihat adalah betapa gelapnya ruangan tersebut. Ruangan tersebut hanya memiliki satu lampu yang sudah hampir mati. Maka dari itu, Ben mengambil senter miliknya dan menyalakan senter itu. Hanya perlu satu detik, ruangan yang tadinya hampir gelap gulita tersebut berubah menjadi bercahaya sehingga Ben bisa melihat apa yang ada di depannya.

"Oke, sekarang di mana bungkernya...?" ucap Ben.

Ben mencoba keberuntungan dengan pergi ke ruang administrasi yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Kau lagi..." ucap Ben.

Ben kembali harus berhadapan dengan satu anjing. Secara teori, karena ruangan tersebut adalah ruangan yang tertutup, Ben bisa melawan anjing tersebut dengan mudah. Ben hanya harus melemahkan sang anjing dan menendang sang anjing hingga pingsan. Namun kenyataannya tak semudah itu, karena banyaknya barang-barang yang ada di dalam ruang administrasi membuat pergerakan Ben menjadi terbatas. Beruntung, ketika sang anjing hendak menggigit leher Ben, Ben berhasil menghindar dari gigitan sang anjing. Dan sang anjing justru menabrak tembok yang ada di belakang Ben dengan sangat kencang. Hal itu membuat sang anjing pingsan dengan instan.

"Oke, keberuntungan besar..." ucap Ben setelah melihat sang anjing terkapar.

Ben berjalan ke arah meja administrasi untuk mencari peta Rumah Sakit Mobius, namun tidak menemukan apa-apa selain berkas-berkas yang Ben tidak tahu untuk apa.

"Oh iya di papan dekat pengumuman biasanya!" ucap Ben.

Ben melihat ke arah belakangnya, dan menemukan sebuah peta yang tertempel di tembok ruang administrasi. Tanpa perlu menunggu lama, Ben langsung mengambil peta tersebut dan melihat isi Rumah Sakit Mobius.

"Tidak ada bunker di sini..." ucap Ben dengan nada sedikit kecewa.

Ben tetap mengambil peta tersebut jika dalam kondisi tertentu membutuhkannya. Namun Ben tetap harus mencari keberadaan bunker yang dikatakan sebelumnya. Sehingga Ben harus keluar ruang administrasi.

"Eh, ada obat sama perban!" ucap Ben.

Tepat sebelum membuka pintu keluar, Ben menemukan sebuah obat luka dan perban yang bisa Ia gunakan kedepannya. Ben akhirnya membuka pintu keluar ruang administrasi dan kembali ke bagian utama rumah sakit. Namun semuanya telah berubah...

Claudia 1998Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang