"Disha! Kemarilah!"
Guk.. guk..
Hewan berkaki empat itu, berlari bersemangat menghampiri tuan kecilnya yang tengah memegang sebuah mainan amat disukai peliharaannya.
"Astaga.. Disha! Kau bersemangat sekali! Sampai aku terjatuh gini. Ahaha," kata tuan kecilnya yang di tubruk peliharaannya karena antusias akan ancang-ancang tuan kecilnya untuk bermain bersama.
Hewan kecil itu terus menjilati wajah tuan kecilnya girang dengan ekornya yang terus bergerak-gerak senang.
"Baiklah-baiklah. Berhenti menjilati dan sekarang ayo bermain!" Ujar tuan kecilnya sembari menurunkan peliharaannya dari perut dan segera menuntunnya keluar rumah.
"Sandy! Sudah malam! Main di halaman saja!" Ujar sang ibu yang melihat sang anak keluar dengan wajah senang menuntun peliharaannya.
"Iya mom!"
Baru saja keluar Sandy menutup pintu. Disha-- sang peliharaan sudah meraih-raih mainannya dengan penuh semangat.
"Ooo.. kau benar-benar hewan yang menggemaskan, Disha! Baiklah, aku akan segera bermain. Apa kau siap??" Ancang-ancang Sandy tersenyum senang dengan mengangkat mainannya itu agak tinggi menunggu reaksi peliharaannya.
Ghauk!
"Iyak!!!" Sandy langsung bergerak kesana-kemari membuat sang hewan ikut menghampiri karena mainan tersebut yang ada pada tuannya.
Mereka amat sangat menikmati momen kebersamaan itu. Kadang sampai terjatuh hanya karena tidak puas dan penasaran dengan kemampuan salah satu diantaranya. Suara mereka pun sampai terdengar sampai ke dalam ruangan, yang menyebabkan rasa penasaran mereka untuk melihat kesenangan anak pertama dan peliharaan kecilnya.
"Sandy. Coba kau angkat itu lebih tinggi lagi. Apa Disha bisa meraihnya?" Ujar sang ayah yang sedari tadi memperhatikan.
"Mana?.. segini dad?" Kata Sandy memperlihatkan ketinggian itu sampai naik ke kursi halaman.
"Iya. Cobalah," respon sang ayah tersenyum hangat.
Ghauk! Ghauk!
"Oh.. tidak.. ku yakin kau bisa, Disha. Ayo! Melompat lah!" Ujar Sandy seraya menggoyangkan mainan itu tersenyum jahil ke Disha yang terus menggonggong protes.
"Ya ampun... Kau ini! Lucu sekali!" Sang ayah langsung beringsut ke Disha yang mengomel sendiri karena mainannya terlalu tinggi untuk dirinya yang masih bayi.
"Ahahaha! Dasar. Bayi Husky! Kau ini memang cerewet. Masa tidak bisa saja langsung menggerutu gitu. Seperti manusia tau! Ahahaha," ucap Sandy sembari turun dari kursi dengan mengejek peliharaannya yang mengomel karena tidak bisa menjangkau mainannya.
Saat tengah bercanda gurau, tiba-tiba terdengar bunyi pecahan kaca yang ada di lantai dua, sukses mengejutkan seisi rumah.
"Daddy!" Pekik sang anak bungsu dari dalam mencari perlindungan.
Sontak sang ayah serta sulung menoleh panik ke dalam ruangan, setelah melihat ke arah jendela yang ada di lantai dua.
"Sandy! Ke dalam. Lindungi Viona dan mommy mu," ujar sang ayah mendorong-dorong si sulung yang sudah menggendong bayi anjing itu masuk ke dalam.
"Tapi, daddy?" Tanya Sandy sebelum menutup pintunya khawatir kepada sang ayah.
"Daddy akan menghadang mereka masuk. Kau amankan mommy dan viona, oke?!" Kata sang ayah tegas nan percaya diri seraya mengayun-ayunkan tangannya sebagai perintah terhadap sang anak untuk segera masuk.
"Ba-baiklah.. tapi, aku mau daddy juga tetap jaga diri," ucap Sandy dengan menatap sendu kepada sang ayah yang kemudian, dibalas anggukan serta senyuman lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husky
FantasySeekor hewan berkaki empat yang memiliki warna hitam keabu-abuan dan putih salju, tengah berjalan tanpa arah karena, kehilangan tuannya yang meninggal akibat serangan mafia di tempatnya. °°° "Kau terlalu cantik untuk menjadi hewan liar di sini.." "a...