Don't be afraid

213 50 18
                                    

Wanita asal masuk ke dalam apartemen Jillian itu, terus jalan mencari keberadaan sang pemilik tempat tersebut tanpa menghiraukan sepasang mata lain yang selalu memperhatikannya.

"Ian!!! Astaga! Jangan bilang dia sudah jalan ke perusahaan?! Ku bilang jangan jalan dulu! Dasar saudara menyebalkan!!"

Wanita itu terduduk dengan darah mendidih, mengalir ke ubun-ubun kepalanya sampai membuat Disha kembali menyembunyikan diri untuk tak kena amukannya.

"Awas saja! Kalau tiba-tiba datang ke tempat ku dengan alasan malas masak!" Lanjutnya yang kemudian mengotak-atik smartphone nya dan seperti mencari kontak seseorang lalu dia tempelkan benda itu ke telinganya.

"Halo. Ada apa?"

"Ian! Kau di mana? Hey! Kau tak baca pesan ku ya?!"

"Aku hampir sampai di perusahaan. Pesan apa? Kau kirim apa? Maaf, tadi aku sibuk memasak jadi, tak sempat bermain ponsel,"

"Cih, sok sibuk."

"Aku memang sibuk. Kau kenapa menelpon ku, zy?"

"Menyebalkan. Kadang aku lupa, kalau kau ini saudara kembar ku," cibir Zy kepada sang lawan bicara sebal.

"Aku juga malas mengingatnya. He, jangan coba mengalihkan pembicaraan. Cepat, kau kenapa menelepon ku?"

"Tadi, kalau kau belum berangkat. Aku ingin menumpang kepada mu ke rumah Rose," jawab Zy dengan wajah bete nya.

Terdengar suara decakan tak suka di seberang teleponnya, "kenapa kau menumpang kepadaku? Kan kau sudah punya kekasih. Manfaatkan lah dia,"

"Dia disibukkan lagi dengan pemotretan lain. Aku juga heran, kenapa dia bisa melupakan ku yang notabenenya adalah kekasihnya,"

Mendengar jawaban panjang dari saudaranya spontan Jillian tertawa, "kasian nya... Ezy, terima kasih sudah membuatku senang sesaat. Karena, akhirnya aku dapat mendengar kau merasa kalah ketika membicarakan sesuatu yang berhubungan tentang kekasih mu."

"Ck! Bercerita kepada mu tak membuat ku merasa baik kan. Menyesal aku,"

"Jeezyan Michael. Aku tak meminta mu untuk bercerita. Kau sendiri yang melakukannya. Sudahlah, aku harus bekerja. Kau sungguh membuang waktu ku,"

"Sombong sekali! Jangan pernah hubungi aku lagi kau!" Gertaknya berteriak sebal pada ponselnya yang sudah terputus kan panggilan sebelumnya.

Jeezyan Michael, akrab di sapa Ezy oleh orang terdekatnya ini, adalah saudara kembar satu rahim beda gender dari manusia bernama Jillian. Dia terlihat anggun dan menawan dari penampilannya tapi, ketika sudah mengenalnya dua kata menakjubkan itu musnah. Dia terkenal akan sembrono kepada sang saudara dan juga teman-temannya. Jillian selalu dibuat heran saat melihat tingkahnya. Pikiran saudara kembarnya tak jarang, selalu menolak kalau Ezy ini juga berasal dari benih sperma yang sama.

Back to her.

Ezy menaruh ponselnya ke sisi kanannya sebal sembari membuang nafas kasar.

"Untuk apa juga aku mengirimnya banyak pesan, kalau ujung-ujungnya tidak di baca? Menyebalkan," gerutu Ezy melihat ke depan kemudian ke bawah kakinya dan keningnya berkerut bingung.

Ia menemukan salah satu koleksi saudaranya dengan tangan dan kepala terpisah. Sedikit mengejutkan karena, yang ia tau, sang saudara tak mungkin se-ceroboh ini apalagi barang kesukaannya.

Ezy pun mengambil benda tersebut mencoba menyatukan bagian-bagian yang terpisah.

"Eoh. Ternyata, cukup sulit dari yang ku lihat. Apa dia tidak tau ini?" Monolog Ezy pada figuran cacat itu heran.

My HuskyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang